23. Problems #2

457 39 2
                                    

"Penguin!" Chloe menengok pada sebuah bayangan penguin yang tertutupkan kabut dingin. Chloe lalu berlari kecil dan mendekati bayangan itu.

Chloe merasa ia berlari terlalu lama dan penguin itu terlihat semakin besar, Chloe kembalu memperhatikan lebih teliti.

Dug! Dug!

"Ha?" Chloe terkejut melihat ukuran penguin yang mendekatinya itu. Tingginya bahkan hampir menyamai tinggi rumah Khanz yang berlantai 3.

"..... penguin?" Chloe melihat seekor penguin raksasa yang terlihat ramah dan berjalan pelan. Penguin itu menengok ke bawah dan melihat Chloe yang sedikit kaget.

Penguin itu bersuara kecil, lalu membungkuk menatap Chloe dengan kedua matanya yang seperti kelereng berwarna hitam.

"Bisakah... aku meminta bantuanmu?"

***

"Argh!" Kazuto melompat mundur setelah dirinya terluka tepat di sebelah mata kirinya karena pedang seseorang yang Kazuto lihat mengenakan sebuah yukata yang tak berlengan dan rambutnya yang berwarna keabuan.

"Siapa kau?" Tanya Kazuto sambil menahan darah yang keluar dari lukanya.

"Perkenalkan, Reig, Asisten No.5 Frost." Reig membungkuk sedikit lalu tersenyum.

Kazuto memasang kuda-kudanya, walau ia sedikit memaksakan diri, 'Dengan kekuatan sihirku yang sedikit, aku bisa apa? Fuh, Kazuto, kau memang orang yang tidak beruntung pada hari ini.'

Reig mengayunkan pedangnya yang terbuat dari es.

"Sihir... es?" Kazuto sedikit bergumam melihat Reig yang tak merasa kedinginan sedikitpun.

"Tepat, pangeran. Aku bisa mendengarmu mengatakan itu. Dan sedikit kejutan untukmu," Reig melempar pedangnya ke arah Kazuto. Tapi Kazuto langsung menghindarinya dengan lincah dan membiarkan pedang itu lewat.

Reig menggerakkan jari-jarinya dan pedang itu kembali melemparkan dirinya sendiri ke arah Kazuto. Kazuto yang terkejut, tak bisa menahan posisinya dan terjatuh sambil menghindari pedang itu.

"Tidak tidak, pangeran. Bukan dihindari, tapi ditangkis. Ini harusnya bisa menjadi pelajaran yang baik untukmu." Kata Reig sambil terus melancarkan pedangnya melukai Kazuto.

Tapi, Kazuto lalu menghancurkan pedang itu dengan tangan kosong. Reig terpukau dengan kekuatan Kazuto. Ia bersiul kecil lalu kembali tersenyum.

"Nah, kerja bagus, pangeran." Kata Reig, dan Kazuto semakin merasa kesal.

"Berhentilah memakai pangeran." Kata Kazuto masih kelelahan.

Reig menyilangkan tangannya di depan dada, "Tidak, pangeran adalah kata yang tepat bagiku untuk memanggilmu. Apa salahnya dengan pangeran, pangeran? Lagipula, kau akan melewati sedikit lagi... ini."

Puluhan pedang mengelilingi Reig dan berputar-putar mengelilingi tubuhnya, Kazuto memicingkan matanya.

"Siap?" Reig meluncurkan seluruh pedang itu di saat yang bersamaan.

***

"Lyra, tahanlah sebentar saja. Mereka akan sampai dengan cepat." Reine masih menahan racunnya untuk tidak menyebar ke seluruh tubuh Lyra dan menghambat penyebarannya.

"Aku tidak akan bisa menahannya lebih dari 1 jam. Lyra, waktunya hanya 24 jam dari sekarang. Cepatlah! Kumohon..." Reine meneteskan air matanya melihat Lyra yang terkapar lemas dengan darah yang melintas keluar dari mulutnya. Reine sudah mempertahankan penyembuhannya selama 2 hari penuh.

"Hujannya sudah berhenti. Matahari akan muncul kembali." Kata Gray yang tengah terduduk di lantai mengelilingi Lyra bersama yang lain.

Mereka tetap duduk disana dan menunggu. Tanpa satupun tanda yang menunjukkan bahwa Lyra masih hidup.

Witch and War 2 : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang