6. On It

772 70 1
                                    

BUAK! DUESH! DUG! BUAK!

"Ohog! Akh!" Kazuto memuntahkan darah terus menerus, Frost masih belum berhenti. Dan Kazuto perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya.

"Ah, sudah mau berhenti? Aku masih ingin bermain denganmu. Kau unik, kau tau itu?" Kata Frost mengepalkan tangannya.

"Kemampuanku, Maximizar el dolor, akan membuatmu merasakan sakit yang sangat hanya dengan sentuhan kecil saja, tapi kali ini, mari buat pengecualian dengan sentuhan kecil."

Tubuh Kazuto tiba-tiba mengeluarkan sinar berwarna hijau dan sinar itu terlepas dari tubuh Kazuto. Frost mengepalkan tangannya dan meluncurkannya.

BUAK!! DAK! DUAG!!

"AARGH! TIDAK! HENTIKAN! ARGH! AAAAAA!"

***

"Lyra, bisakah kau secepat mungkin menuju kerajaan dan laporkan apa yang terjadi saat ini?" Kata Oma Laine begitu Lyra sudah mulai mengumpulkan kesadarannya.

Lyra memejamkan mata lalu mengusap-usap lengannya sendiri, "Ya. Mataku agak buram, tapi bisa."

Lyra membuka pintu rumah Oma Laine dan dengan cepat melesat ke arah kerajaan.

"Reine, bantu aku menyembuhkan Chloe!" Reine yang masih menyeduh teh lalu datang mendekat pada Chloe dan mengeluarkan kemampuan penyembuhnya.

"Oma..." Leon memanggil Omanya dengan nada yang lesu.

"Iya?" Jawab Omanya lalu berdiri untuk menyeduh teh kembali.

"Bagaimana dengan Kazuto? Ini... ini semua salahku. Aku tak tau." Leon menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya yang ia peluk.

"Tidak, ini bukan salahmu. Ini bukan salah siapapun. Jangan menyalahkan orang atas kesalahan yang tidak mereka buat. Yakinkan itu pada dirimu sendiri!" Kata Omanya dengan nada yang tegas.

Walaupun begitu, Leon tetap tidak bisa tidak merasa bersalah. Ia adalah orang yang sudah menenggelamkan Kazuto di tanah. Dan ia juga yang mengakibatkan Kazuto menghilang.

Mereka semua merasakan bahwa diri mereka masing-masinglah yang sudah sangat bersalah. Chloe lalu tersadar dan membuka matanya secara perlahan.

"Chloe?" Reine memanggil lalu menghentikan penyembuhannya.

"Kak... Reine? Akh! Kakiku!" Chloe menahan kaki kirinya yang tersayat lebar dan walaupun Reine sudah membalutnya dengan kapas, rasa sakit Chloe masih terasa.

"Oma, lalu sekarang kita harus apa?" Tanya Gray.

Oma Laine menarik dan menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Lalu ia membawakan teh dan menyuruh mereka untuk meminumnya.

"Bersabarlah, kita akan menemukan jalan keluarnya." Kata Oma Laine.

***

Tok! Tok!

"Ya? Silahkan!" Jawab seseorang dari dalam ruangan.

Lyra lalu membuka pintu dan melihat rajanya sedang sibuk duduk sambil menulisi beberapa kertas di mejanya.

"Oh, Lyra! Hai!" Sapa raja dengan ramah menghentikan pekerjaannya sebentar.

"Selamat sore, Yang Mulia." Kata Lyra sambil sedikit membungkuk di hadapan sang raja.

"Oh tidak tidak, tak perlu terlalu formal denganku. Kau boleh memanggilku dengan sebutan Zint." Kata raja.

"Ah, Tuan Zint. Aku kesini ingin menyampaikan beberapa hal." Kata Lyra.

"Iya, silahkan." Kata Zint sambil terus menulis.

"Kagoyama Kazuto, telah menghilang!" Kata Lyra dengan sedikit nada sendu.

Witch and War 2 : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang