Chapter 6

2.4K 204 2
                                    

Happy reading! :)

***

Sementara itu, disebuah kafe pinggir jalan, Harry Styles dengan penyamarannya, menyesap kopi hangat yang barusaja diletakkan dimejanya. Ia memutuskan untuk pergi dari rumah diam-diam, dengan tujuan untuk berjalan-jalan. Harry ingin mencoba untuk menjadi layaknya orang biasa, melakukan apa yang dilakukan orang biasa, seperti; duduk sendirian di sebuah kafe, tanpa pengawasan dari siapapun, meskipun masih tetap memakai penyamaran.

Ketika ia baru saja ingin meraih cangkirnya untuk tegukan kedua, dua orang gadis didepannya, memanggil namanya, dengan wajah yang sumringah, membuat Harry hampir tersedak oleh air liurnya sendiri. Ia meletakkan cangkirnya kembali dengan gerakan yang terbilang sangat hati-hati. Bagaimana mereka bisa tahu jika ini aku, The Most Wanted Guy In London?, batinnya.

"Kami berdua penggemar kalian, astaga! Apa kami boleh berfoto bersamamu? Hanya beberapa potret saja," kata salah satu dari mereka yang berambut brunette.

Harry terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk, dan bangkit dari tempatnya, lalu membuka semua penyamarannya, kecuali beanie nya. "Tentu."

Dua perempuan itu kemudian tersenyum sangat lebar. Si rambut hitam mengambil kamera DSLR nya, sementara yang satu lagi, tengah bersiap untuk mengambil posisi. Harry berkata dalam hati; orang macam apa yang terus membawa kamera sebesar itu pada tasnya? Ah, mungkin turis.

"Pada hitungan ketiga, tolong bilang cheese!" Kata si pirang dengan bersemangat. "1.. 2..—"

Hitungannya terhenti begitu saja ketika suara tembakan terdengar, membuat semua orang yang berada didalam kafe terlonjak dan menengok ke sumber suara. Drew berdiri disana, dengan pistol yang ia arahkan kearah gadis berambut brunette yang baru saja akan mendapatkan fotonya bersama Harry, dan sekarang malah tergeletak diatas lantai dengan kepala yang berlubang, dan sebuah pisau lipat di dekatnya.

Harry melotot kearah Drew. Berbagai pertanyaan mulai muncul didalam kepalanya. Harry merasa agak jijik dan mual ketika darah dari orang yang ditembak Drew, mengenai jaketnya, agak terciprat ke sebagian wajahnya.

"Harry, merunduk!" Teriak Drew. Harry mengumpat pelan, kemudian menuruti apa kata Drew, tepat saat suara tembakan kedua terdengar, menewaskan perempuan yang tadinya akan mengambil foto Harry dan fans nya, dan membuat semua pelanggan dan pegawainya, berhamburan keluar dari sana.

Drew segera saja menarik tangan Harry dengan langkah tergesa-gesa, keluar dari kafe, menuju mobil Drew yang diparkirkan beberapa blok darisana, lumayan jauh dari kafe yang baru saja disinggahi Harry. Sebelumnya, ia telah mengambil kamera DSLR yang akan dipakai untuk memotret Harry, dan pisau lipat yang terdapat didekat si rambut brunette, gadis yang sempat membuat matanya mendelik kaget. Drew segera mengemudikan mobilnya, dengan ugal-ugalan, lagi.

"Apa yang kau lakukan?! Mereka hanya fans yang ingin meminta foto denganku! Apa Simon menyuruhmu untuk melakukan hal ini? Lagipula, darimana kau tahu keberadaanku?!" Tanya Harry secara beruntun, dengan nada frustasi.

Alih-alih menjawab, Drew malah menekan beberapa tombol angka di radio mobil, menyambung pada mobil yang sekarang dipakai oleh Kate.

"Ya?" Kata Kate, masih konsentrasi menyetir, dengan peluh yang membanjiri wajahnya.

"Harry sudah bersamaku sekarang. Kembali ke basecamp." Drew menambah kecepatan mobilnya ketika melihat 2 mobil dibelakang mereka, mengejar mobil Drew dan Harry. Ia memencet tombol merah di radio mobil, lalu ratusan, atau mungkin ribuan paku keluar dari bagian belakang bawah mobil. Mobil yang paling depan telat menyadari hal itu, membuat ban mereka meledak, dan mobil yang dibelangnya menabrak yang didepan.

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang