Chapter 10

2.2K 167 3
                                    

Happy reading! :)

***

"Aku masih tidak mengerti," kata Louis Tomlinson yang sudah tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. "Aku masih ingat betul, ketika Uncle Simon memberitahu kita tentang Drew, Mike, dan Kate yang menjadi anggota crew yang baru, dan ditugaskan untuk mengawasi kita. Entah ini hanya perasaanku saja, atau memang begitu, salah dua dari mereka sering pergi akhir-akhir ini."

Harry Styles mengangguk. "Mereka bahkan dipercayai Uncle Simon untuk mengendarai mobil super canggih, yang bisa mengeluarkan banyak paku..—aku melihatnya sendiri, ketika aku pergi ke kafe sendirian. Dan, Drew tanpa takut-takut, langsung menembak mati seorang perempuan yang ingin berfoto denganku."

"Kau belum bercerita itu dengan kami semua, Styles," kata Niall Horan.

"Aku tidak ingin mengingatnya lagi. Tolong jangan paksa aku. Itu adalah pengalaman paling buruk dalam hidupku." Harry mendecak.

"Kalian ingat peristiwa seusai konser? Kate dan Mike dapat menembak dengan tepat, ketika kecepatan mobil jauh diatas rata-rata. Hal itu sempat membuatku terlarut dalam pikiranku selama beberapa jam. Dan, aku tidak memikirkannya lagi, sampai Louis mengungkitnya," ujar Zayn Malik.

"Aku yakin, Uncle Simon tidak menyewa mereka dari sembarang tempat, atau mereka bertiga yang menawarkan untuk bekerja sebagai crew pada Uncle Simon. Drew, Mike, dan Kate sudah seperti orang yang terlatih dalam hal menembak, atau apapun itu. Semuanya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Kejadian selepas konser, Harry yang diserang, bahkan hingga tidak ada hal aneh terjadi ketika di studio, membuatku semakin cemas," papar Liam Payne. "Aku tidak tahu apa yang kupikirkan, tapi, kita dalam keadaan yang terancam."

"Liam benar. Drew, Mike, dan Kate bisa jadi, bukan orang yang biasa. Bodyguard kita rata-rata tidak menembak dengan cara yang seperti itu. Ayolah, Uncle Simon sudah meletakkan berbagai senjata api didalam mobil..—yang secara tidak langsung, dia sudah percaya, jika crew baru dapat melindungi kita semua. Hal ini pasti sudah direncanakan. Mereka berempat, seolah-olah, sudah membuat rencana A sampai Z." Niall mengusap wajahnya. "Jika kalian masih ingat Zayn dan Louis yang.. uh.. mereka.. persetan."

"Tidak, Niall. Bukan salah satu dari Crawford bersaudara yang melindungi aku dan Zayn waktu itu. Simon pasti memiliki banyak orang untuk mengawasi kemanapun kita pergi. Bisa jadi, ia sudah memasang alat pelacak disalah satu barang milik kita semua." Louis menimpali.

"Ya, ya! Aku ingat. Jadi, itu sebabnya, Drew dapat mengetahui kemana aku pergi," kata Harry. "Astaga. Aku mengikuti X-Factor untuk mengasah kemampuanku. Dan, beberapa tahun setelahnya, aku dan teman-temanku tengah dikejar oleh sekelompok orang gila, yang sangat ingin diliput dalam berita di televisi, demi popularitas."

"Kalian pernah tahu, salah satu dari kita, pernah mengacau pada seseorang atau kelompok?" Tanya Zayn. Mata hazelnya menatap keempat temannya secara bergantian.

Harry memutar bola matanya. "Satu-satunya hal yang kita lakukan bersama-sama, adalah; menyanyi di panggung. Bukannya mencari masalah dengan anak-anak punk di jalanan."

"Intinya, kita harus tetap menjaga diri, dimanapun kita berada. Jangan bertindak ceroboh, maksudku, dengan pergi keluar hanya untuk mendapatkan secangkir kopi, tanpa penjagaan." Liam melirik Harry. "Keselamatan kita itu penting. Simon sudah menyewa beberapa orang untuk melindungi kita. Apalagi dengan adanya Drew, Mike, dan Kate, sudah cukup untuk memberitahu kita, jika suasananya lebih memburuk. Jangan terlalu menganggap remeh keadaan, seperti ketika kita berada di studio. Siapapun-itu-yang-mengincar-kita-berlima, pasti memiliki rencana lain disampingnya. Aku—"

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang