Chapter 27

1.5K 125 12
                                    

Disarankan buat play lagu di mulmed! (Loved You First - One Direction)

Happy reading! :)

***

Beberapa jam yang lalu, sebelum Zayn terbangun.

Harry mencuri pandang kearah Kate yang tengah terburu-buru menyiapkan berbagai senjata. Saking terburu-burunya, perempuan itu bahkan sampai lupa untuk menutup ritsleting tasnya, hingga berbagai jenis pistol dan pisau, terjatuh begitu saja ke lantai, dengan bunyi yang tidak mengenakkan dan menggema keseluruh penjuru ruangan. Harry mendecak, kemudian memijit pelipisnya. Sesuka itu, kah, Kate pada Zayn, hingga membuat perempuan itu menjadi ceroboh?, batin Harry.

"Apa sampai harus aku ingatkan setiap waktu, untuk tidak lupa menarik ritsleting tas?" Tanya Harry, sambil membantu Kate memasukkan senjata-senjata itu kedalam tas. Tangannya, sempat berada diatas tangan Kate, ketika mereka berdua ingin mengambil senjata yang sama. Bahkan, tangannya sampai sedingin itu, batin Harry, lagi.

"Maafkan aku, aku terlalu terburu-buru," ucap Kate cepat.

"Untuk apa kau minta maaf?"

Kate mendecak pelan. Yang benar saja. Lagipula, Harry ada benarnya juga. Untuk apa dia meminta maaf pada Harry? Astaga, Kate baru tersadar jika sekarang ini, dirinya sudah kelewat panik, mendekati ke khawatir—sejujurnya, bukan mendekati lagi, tapi, memang sudah khawatir sejak awal.

"Kate, kau suka pada Zayn, ya?" Tanya Harry, blak-blakan. Ia sudah tidak peduli lagi, saat Kate menatapnya dengan pandangan yang aneh. "Aku sebenarnya sudah tahu betul, kok. Hanya ingin memastikan saja. Kau begitu mudah untuk ditebak, bahkan hanya dengan melihat gestur tubuhmu ketika berada di dekat Zayn."

Gerakan Kate yang semulanya terburu-buru, kemudian melambat. Ia menengok pada Harry, menatap lelaki itu tepat di bola mata hijau zamrud-nya yang berbinar cerah, bola mata terindah yang pernah ia lihat dalam jarak sedekat ini, selain bola mata milik—

"Jangan melantur. Bayangkan saja, jika idolamu sedang diculik oleh orang-orang yang berbahaya. Itulah yang sedang kurasakan. Letak perbedaannya, hanya berada di; aku. Aku bukan salah satu dari sekian banyaknya fans kalian semua."

"Cara pandang dirimu pada Zayn berbeda, Kate. Kau menatap dirinya dengan mata yang berbinar, seolah-olah dia adalah makanan yang lezat bagimu," kata Harry. Ia menghela nafas berat, kemudian berhenti membatu Kate. "Begitu juga, cara pandangku kepadamu." Ia menunduk. "Dengar, Kate. Aku sudah menunggu sangat lama, hanya untuk mengatakan hal semacam ini—hal yang mungkin tidak terlalu penting bagimu. Aku tidak akan memaksamu untuk merasakan hal yang sama.

"Aku-aku.. ingin memilikimu, Kate. Aku mencintaimu lebih dulu, daripada orang lain yang sekarang tengah menyukai dirimu. Setiap kali aku melihatmu bersama Zayn, hanya berdua saja, rasanya ada sesuatu yang mengganjal di dalam diriku. Aku tidak pernah mengerti, seperti apa itu cinta, bagaimana respon spontan ketika orang itu sedang jatuh cinta. Tapi, aku benar-benar merasakannya, ketika aku barusaja pertama kali melihat dirimu, tepat di bola mata biru lautmu."

Kate terhenyak. Ia tahu, tahu kemana sebenarnya arah obrolan mereka berdua. Tetapi, sebenarnya, bukan itu yang membuat Kate terhenyak. Namun, pernyataan yang diucapkan oleh Harry, langsung dari mulut laki-laki itu sendiri, tidak diwakilkan. Ia bahkan tidak menyangka, jika Harry menyukai dirinya, dalam artian lebih dari seorang teman, lebih dari seorang kru—yang sebenarnya menyamar—dan majikannya. Kate benar-benar tidak merencanakan hal semacam ini terjadi. Menjalankan tugas ini, pun, juga karena paksaan Scott.

Ia menengok kepada Harry, kemudian tersenyum. Kate memajukan wajahnya, melihat lebih dekat lagi, bola mata yang sekarang berbinar redup. Hanya beberapa inchi lagi sampai bibir mereka bertemu, hingga Kate berbelok, mendaratkan ciumannya di pipi Harry. Ia mendiamkan bibirnya agak lama disana, membuat senyuman Harry berkembang, hingga sekarang, Kate dapat merasakan keberadaan lesung pipi milik Harry.

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang