Chapter 28

1.3K 119 10
                                    

Happy reading! :)

***

Zayn Malik cemberut. Oh, baiklah. Hanya dirinya saja yang tidak disebutkan namanya oleh Kate. Kemudian, Zayn berpikir lagi. Memangnya, dia siapa? Kekasih Kate? Jangan berharap. Kate belum pasti balik menyukai Zayn, atau mungkin tidak. Lagipula, hal yang seharusnya mereka ributkan kali ini adalah, perempuan yang disebut 'kembaran perempuan dari Mike' oleh Kate.

Zayn mendecih, sembari melirik kearah wanita yang memang mirip dengan Mike, nyaris sama dengan wajah Mike. Letak perbedaannya, hanya berada di bibir mereka berdua, dan rambut Mike yang lebih gelap. Rasanya, Zayn sudah sangat ingin menonjok perempuan itu, perempuan yang berbuat dengan seenak hatinya, tanpa memikirkan akibatnya terlebih dahulu. Tangan Zayn sudah mengepal. Tinggal mencari landasannya yang tepat saja, jika dirinya sedang tidak diikat dikursi seperti sekarang ini.

"Mike, kukira, aku mendengarmu yang sedang tidak enak badan dan ingin mengurung diri di kamar?" Ucap Kate, lirih. Ia melirik kearah Scott, kemudian menatap tajam perempuan yang mirip dengan Mike. Rasa sabarnya seperti sudah nyaris melebihi batas. "Kau. Tolong, jelaskan, apa yang sedang terjadi disini."

Andrew Crawford masuk, bersamaan dengan Jonathan dan anggota tim yang lain, tepat ketika perempuan itu melempar sebuah map untuk Kate, dan ditangkap dengan baik oleh Kate. Kate meliriknya sesaat, sebelum akhirnya membuka map tanpa judul, yang diberikan oleh perempuan tadi. Katie sempat bingung, untuk apa ia memberikan map ini kepadanya. Lagipula, yang dibutuhkan Kate sekarang ini, adalah rentetan penjelasan, bukannya membaca sebuah—tunggu sebentar.

SCOTT BROOKLYN
(BURON)

Korban:

1) Charlie Crawford
- Agen Rahasia Level S
- (Sahabat Scott)

What the actual fuck?

Kate spontan menengok kearah Scott yang sudah menangis, sejak perempuan tadi menyerahkan map tersebut untuk Kate. Tidak percaya, emosi, marah, ingin meremukkan kepala siapa saja yang satu ruangan dengan dirinya, bercampur aduk dikepalanya. Oh, ayolah! Orang yang rela Kate cari sampai ke ujung dunia, ternyata tepat berada di dekatnya! Mana mungkin, orang yang paling Kate percayai itu membunuh Ayah kandungnya sendiri? Untuk apa?

"Scott, tolong bilang padaku, jika semua ini, hanya permainan gila yang diciptakan oleh perempuan tidak waras itu. Katakan padaku, jika kau tidak membunuh Charlie!" Kate memekik, membuat semua orang yang waktu itu berada di ruangan yang sama dengan Kate—kecuali si perempuan dan Mike—terkaget. Tidak hanya itu, Kate sekarang bahkan sudah meremas map yang berisikan kasus Scott, sambil menangis tanpa suara.

Kate meremas mapnya lebih kuat lagi, sampai tak berbentuk sebagai map, ketika suatu gagasan buruk lain hinggap dikepalanya, bersarang disana untuk beberapa lama, membuatnya lebih marah lagi. Jadi, ini sebabnya Scott tidak menghubungi dirinya untuk beberapa waktu terakhir. Ini sebabnya, Kate tidak boleh berada diruangan Scott terlalu lama. Ini sebabnya, dirinya dan kedua kakaknya, diutus untuk menuntaskan misi ini.

Kenapa Scott sampai tega, menyembunyikan hal ini sampai mereka menjadi sebesar ini? Kenapa Kate harus tahu dari orang lain? Kate sudah sangat ingin lenyap darisini, sekarang juga.

"Maafkan aku, Kate."

3 kata yang keluar dari mulut Scott sendiri waktu itu, membuat semua emosi Kate meluap. Yang tadinya hanya menangis tanpa suara, sekarang sudah mulai terisak lumayan keras. Tidak ada bedanya dengan Drew, yang sekarang juga sudah menangis, sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat, ketika sebuah pertanyaan melintas di benaknya.

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang