Chapter 13

1.9K 143 6
                                    

Happy reading! :)

***

New York, U.S.A.

Scott Brooklyn meletakkan sebelah tangannya di meja sekretaris dari lantai 12, kemudian berbicara, "Steve, tolong tutup semua akses informasi dari Agen Crawford, semuanya. Kakak, ataupun adik."

"Ah, Tn. Brooklyn. Tunggu sebentar," kata Steven McPee, sekretaris di lantai 12. Jari-jarinya menari diatas keyboard komputer, sementara matanya mulai melirik-lirik ke arah Scott—yang tengah mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya diatas meja. "Kau tampak gelisah."

Scott menggigit bibir bawahnya. "Tidak apa-apa," katanya. "Aku.. aku hanya perlu ke toilet."

"Tidak ada yang melarangmu. Kau bisa pergi sebentar selama aku menyelesaikan tugasku. Mungkin, kau sudah tidak tahan atau, hal yang lain?" Steven mengerutkan dahinya, masih terus terfokus pada komputer milik kantornya.

"Aku bisa menunggu disini. Lagipula, menutup akses tidak perlu waktu yang lama, kan? Paling-paling, hanya mengetikkan beberapa huruf atau angka dan yang semacamnya. Oh, maaf, aku tidak terlalu tahu banyak tentang komputer."

Steve menaikkan sebelah alisnya. "Apa ini semua ada hubungannya dengan Crawford?" Tanya laki-laki berambut hitam itu. "Kau tidak pernah segugup ini, Tn. Brooklyn. Aku memang tidak mengenalmu, seperti hubungan keluarga Crawford yang cukup baik dengan dirimu. Namun, aku masih cukup tahu tentang kebiasaanmu. Aku tahu, tentang Crawford bersaudara, yang kau anggap seperti anakmu sendiri."

Dan seketika itu pula Scott menghentikan ketukan jarinya di meja, bersamaan dengan matanya yang membulat, yang saat itu pandangannya mengarah ke ubin kantor. Scott bahkan tidak menyangka, jika Steve—yang notabene adalah sekretaris yang baru bekerja selama 2 tahun terakhir—tahu tentang Scott, keluarga Crawford, dan kebiasaan Scott. Perut Scott terasa sangat mulas sekarang, entah untuk alasan apa. Ia sudah sangat ingin mengeluarkan kembali jatah sarapannya.

"Drew, Mike, dan Kate pasti akan baik-baik saja. Aku tahu tentang resiko yang akan diambil, dari menempatkan mereka bertiga sebagai bodyguard—maksudku, orang yang melindungi sebuah band. Mereka sangat tangguh, Steve," ucap Scott. "Persetan dengan pekerjaanmu di markas ini. Sudah sangat wajar jika aku menganggap anak dari Isabelle dan Charlie, sebagai anakku sendiri. Karena, Isabelle sendiri yang mempercayakan Drew, Mike, dan Kate untuk ku asuh."

"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku tidak mengerti tentang apa yang kita bicarakan, Tn. Brooklyn," kata Steve. "Aku hanya bertanya tentang satu hal, dan seharusnya kau menjawabnya dengan ya, atau tidak. Lalu, kau mulai melantur tentang berbagai hal."

Scott menghela nafas berat. Disamping fakta tentang perutnya yang terasa seperti dikocok kuat-kuat, ia juga sudah agak emosional karena obrolan kecilnya dengan Steven.

"Aku menunggumu untuk melihatmu menyelesaikan tugas yang kumaksud, sebelum pergi ke toilet. Jadi, apa kau sudah selesai dengan semuanya—tentang perbincangan kita juga? Aku sudah sangat ingin pergi ke kamar mandi untuk sekarang ini."

"Aku tidak bermaksud untuk menahanmu, Tuan. Silahkan. Aku sudah menutup semua sumber."

Scott menatap Steven untuk beberapa detik, sebelum akhirnya berjalan menjauhi meja sekretaris dengan terburu-buru. Dan, Steve, kini mulai berpikir-pikir tentang apa yang membuat atasannya gugup, sampai salah tingkah, dan mengalihkan topik obrolan mereka berdua. Steven menghembuskan nafasnya agak kasar, sembari melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, dan berhenti memikirkan Scott.

Sementara itu, dilain tempat, Katie Ryder Crawford duduk di sofa ruang keluarga dengan pandangan kosong. Otaknya mulai memutar memori-memori lama yang masih tersimpan baik didalam sana, dimana Kate hanyalah seorang gadis biasa, dengan kedua kakaknya dan orang tua yang masih lengkap. Masih tidak ada benda-benda bernama pistol, pisau, amunisi dan yang sejenisnya. Hanya ia, dan keluarganya. Dan saat itu pula senyumnya mengembang.

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang