Chapter 11

1.9K 160 5
                                    

Happy reading! :)

***

Ketika menangkap adanya sebuah gerakan, Kate segera mengambil pistol dan kunci mobil dari orang yang ditembak oleh entah-siapa-itu. Batinnya terus menggeram dan mulutnya tidak berhenti menggumamkan umpatan-umpatan kasar. Persetan dengan larangan Agen untuk banyak mengumpat, Kate sudah sangat dongkol dan marah untuk saat ini. Ia bersumpah untuk membunuh siapapun yang menembak mati bodyguard mereka.

Kate mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, saat terdapat sebuah panggilan masuk dari ponsel yang berada di mobil itu. Alih-alih mengangkatnya, perempuan berambut brunette itu malah membiarkannya menari-nari di dashboard mobil, hingga terjatuh di bawah jok. Fuck everything, batinnya. Ia benar-benar marah saat ini. Satu orang yang tidak bersalah, gugur begitu saja dalam permainan bodoh ini.

Mata biru tajamnya memeriksa keadaan. Ketika ia yakin semuanya sudah aman, ia mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, lalu menembak ban dari mobil yang sekarang tengah ia kejar.

BANG!

Meleset.

"Shit." Kate mengumpat lagi, untuk yang kesekian kalinya.

Katie mencoba untuk menembak lagi. Ia memfokuskan dirinya sendiri pada ban mobil, hanya ban. Dia mengeluarkan kepalanya lagi, masih terus menyetir. Pun, ia menembakkan 2 peluru yang diarahkan pada ban mobil didepannya. Suara-suara orang sekitar yang melihat apa yang dilakukan Kate, mulai terdengar di indera pendengarannya. Tapi, Kate tetaplah Kate, perempuan yang tidak peduli pada apapun ketika amarahnya sedang meledak-ledak.

Salah satu pelurunya, berhasil mengenai ban mobil yang tengah ia kejar, membuatnya berhenti secara tiba-tiba. Kate memberhentikan mobilnya didepan mobil yang sukses ia kenai bannya, dengan posisi menyamping, sehingga menghalang pergerakannya. Suara bisikan orang-orang masih terngiang-ngiang di kepalanya. Tapi, sekali lagi, persetan dengan semuanya.

Katie keluar dari mobil dengan pistol yang tertodong pada orang dengan maskernya, yang keluar dari mobil dan membawa sebuah kamera. Ia agak terhenyak melihat Kate. Kate yang melihat kamera yang dibawa orang itu, matanya langsung memicing.

"Jatuhkan," desisnya, masih menodongkan pistolnya. Orang itu masih tetap bergeming. "Kau tidak dengar? I say, drop it, you Moron."

Ia meletakkan kameranya dengan sangat hati-hati, dengan satu tangan lain, yang merogoh-rogoh saku jaketnya. Setelah ia benar-benar meletakkan kameranya, dengan gerakan yang secara tiba-tiba, ia melemparkan sebuah pisau lipat kearah Kate, berhasil menggores lengan Kate yang terekspos.

Kate mengumpat untuk banyak kali, kemudian menembak kearah orang asing tadi, tapi ia berhasil menghindar. Satu peluru dimuntahkan dari pistol yang dibawa orang itu, hampir mengenai kaki Kate jika perempuan itu tidak cepat menghindar. Kate memilih untuk berhenti menembak, terlalu banyak warga sipil. Ia khawatir jika tiba-tiba tembakannya meleset, dan malah mengenai salah satu dari orang-orang yang berada disekitar mereka berdua.

Tanpa Kate kira, orang itu menarik salah satu anak kecil yang sebelumnya, tengah bersama Ibunya. Ia menodongkan pistolnya tepat di pelipis anak kecil itu, sementara Ibunya tengah menutup mulutnya, dan mulai memberontak didalam dekapan beberapa orang warga—agar Ibu yang tadi, tidak menjadi korban.

"Sekarang, put your gun down, young slut," ucap orang itu, yang Kate duga berjenis kelamin laki-laki. "Atau aku, akan menembak anak ini, tepat dihadapan Ibunya sendiri. Jangan ada yang merekam, ataupun menelepon polisi."

Beberapa orang yang ada disana mulai menutup mulutnya, menahan diri mereka agar tidak berteriak. Sementara Kate, melemparkan pistolnya ke sembarang arah. Peluh bercucuran disekitar wajahnya.

The Mission [One Direction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang