chapt 11

851 78 13
                                    

Di vote dulu baru dibaca tar kalo udah baca jgn lupa kasih koment krisan juga boleh.. Krisan yg menarik akan dapet toge (sapa yg mau coba?)
Ouh ya eike mo nanya srius nih ya.. Menurut kalian nih alut ceritanya tiap chaptnya bikin greget atau kurang greget? (Jawab yes please)
Happy reading

💚💚💚

Runa menatap ruang asing, pikirannya melayang mencerna ingatan sambil mengumpulkan nyawanya yg belum utuh.

"Astaga!" pekik Runa saat ia menyadari sedang menginap di rumah Kif semalam.

Runa mengamit ponselnya yg tergeletak diatas nakas. Sekilas diliriknya jam yg sudah menunjuk pukul 7 lewat.

Oh tidak, aku kesiangan.

Runa bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi Runa segera keluar. Perasaannya sedikit tak enak karna ia bangun kesiangan.

Sepi.

Runa tak mendapati siapapun saat ia keluar dari kamarnya. Runa berjalan kedapur yg tampak lengang untuk mengambil minum. Dan mata Runa menemukan note yg ditempel dipintu kulkas.

Deni kami pergi ke taman safari, Abi bersama kami. Kami pergi pagi-pagi karna Diki tak sabar melihat singa. Kalian nanti menyusul saja. Loveyou Kif.

Runa langsung menepok jidatnya. Merutuki kesalahannya karna bangun kesiangan dirumah orang. Ini pasti karna semalam ia terbangun dan mengobrol dengan Deni.

Runa beranjak dari dapur hendak mencari Deni, karna dia harus segera menyusul Abi ketaman safari. Dan untuk sekian kali Runa harus terkejut mendapati Deni yg masih mengenakan kemeja kerja tertidur diatas sofa ruang tengah.

Runa menatap Deni yg tidur, dia mendekat dan menatap wajah Deni yg terlihat tak nyenyak. Wajahnya sedikit merah dengan bibir pucat, Runa sedikit ragu untuk membangunkannya. Akhirnya dia memutuskan untuk diam dan tak membangunkan Deni.

Cukup lama sampai Deni bersuara.

"Kemana semua orang?" tanya Deni dengan suara parau dan mata terpejam.

"Mereka pergi ketaman safari, kak Kif menitipkan pesan kalau dia meminta kita untuk pergi menyusulnya." Jawab Runa.

"Sepertinya kau harus kesana sendiri." Kata Deni mengangkat lengannya dan menumpukan di kening untuk menutupi wajahnya.

Hening.

"Apa Bapak sakit?" tanya Runa mendekati Deni hendak menyentuh keningnya.

"Jangan lakukan." Cegah Deni mengamit tangan Runa.

Dan bisa Runa rasakan tangan Deni yg panas menyentuh lengannya. Deni memiringkan tubuhnya membelakangi Runa, sebisa mungkin Deni menutupi rasa panas yg menjalar ditubuhnya.

"Bapak demam." Kata Runa pelan.

"Aku baik-baik saja." Lirih Deni sebelum kembali terpejam.

Runa segera beranjak kedapur menyiapkan bubur untuk Deni. Bagaimanapun Runa harus merawat Deni karna tak ada seorangpun dirumah.

Setelah selesai Runa membawanya pada Deni, tak lupa juga dia membawa obat yg dia temukan di kotak P3K didapur.

"Pak, saya sudah buatkan bubur sebaiknya Bapak makan dulu dan minum obatnya." Kata Runa mengusap lengan Deni pelan.

"Letakkan saja disana. Saya minta maaf karna tidak bisa mengantar kamu. Saya akan panggil sopir untuk mengantar kamu." Kata Deni.

"Saya tidak akan pergi jika bukan dengan Bapak." Kata Runa tegas. "Jadi sebaiknya Bapak sarapan dulu, biar saya suapi." Sambung Runa langsung berlutut dan meraih mangkuk yg ia letakkan diatas meja tadi.

SingleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang