"Akhirnyaaa.." desah Runa lega setelah menyelesaikan sketsanya.
Deadline yg diberikan Deni telah ia selesaikan tiga hari lebih cepat. Dan selama itu pula Deni tak pernah muncul. Sudah tiga hari setelah mereka pergi nonton Deni tak lagi muncul di kantornya dijam makan siang. Sudah lewat 15 menit batang hidung Deni tak juga muncul. Beberapa kali Runa melirik ponselnya yg tergeletak didepannya.
Apa yg sebenarnya aku harapkan?
Selama ini Deni memang tak pernah basa-basi mengirim pesan atau menelphone. Deni datang tanpa diduga dan pergi tanpa disuruh -jelangkung kali ya-. Tapi kenapa sekarang Runa ingin Deni datang untuk mengganggu makan siangnya yg tenang setelah beberapa hari lalu dikacaukan dengan kehadiran Deni. Hal buruknya adalah entah kenapa Runa justru merasa ada yg hilang saat Deni tak datang beberapa hari ini. Seperti sudah biasa, dan sudah menerima kedatangan Deni. Bahkan dia ingin Deni datang dan mengajaknya nonton seperti sebelumnya.
"Mbak Runa mau nitip sesuatu buat makan siang?" tanya Ivon muncul dari balik pintu.
"Nggak laper Iv, btw makasih ya tawarannya." Jawab Runa menggeleng lemah.
"Mbak Runa gak lagi nungguin Pak Deni kan?" tanya Ivon membuat Runa mendelik. "Sepertinya Pak Deni tidak akan datang." Sambungnya.
Runa mengalihkan pandangannya kelayar monitor berusaha mengacuhkan Ivon. Sementara Ivon segera pergi setelah menutup pintu ruangan Runa.
Runa menyentuh pipinya sendiri, dalam hatinya merasa khawatir. Mungkinkah terlihat jelas diwajahnya jika dia sekarang sedang menunggu Deni? Tapi untuk apa dia menunggu pria menyebalkan itu?
Dan hari yg ditunggu Runa untuk quality time with Abi akhirnya tiba. Hari minggu ini tepat pukul 10 Runa melajukan mobilnya kesebuah supermarket. Agenda untuk belanja kebutuhan rumah selama sebulan. Dan kali ini Runa tak ingin teledor seperti sebelumnya. Abi hanya duduk ditroly dan tak boleh turun sebelum Runa selesai belanja.
"Mami amam." Keluh Abi yg mulai lapar.
"Abi mau makan ya nak?" tanya Runa yg dijawab anggukan oleh Abi. "Kita makan fried chiken disana ok?" imbuhnya menunjuk restoran fast food kesukaan Abi.
Runa mulai menyuapi Abi yg dengan lahap menerima nasi dari Runa. Abi memang bukan bayi yg rewel dan pilih-pilih makanan. Walaupun sedikit sulit untuk membujuknya makan sayur. Hal yg cukup wajar jika anak kecil sulit makan sayur.
Setelah selesai menghabiskan makan siang yg sedikit kelewatan karna terlalu asik belanja. Sekarang Runa mengajak Abi berkeliling untuk sekedar mencuci mata. Penat kali tiap hari lihat design.
Runa berniat masuk ke area play ground, karna Abi menyukai tempat mandi bola dan semua fasilitas permainan yg diberikan. Namun sebelum ia masuk lengannya dicekal oleh sebuah tangan besar.
"T-Tomi?" ucap Runa terkejut.
Runa membeku menatap Tomi yg sudah berdiri didepannya sambil mencekal lengannya. Pikiran Runa seketika berhenti tak tahu harus berbuat apa.
"Aku mau ngomong sebentar sama kamu Na." Kata Tomi memohon.
Hening.
"Please!" ucap Tomi menyadarkan Runa yg masih tertegun.
Dan entah kenapa Runa mengangguk pelan dan mengikuti langkah Tomi yg terus menggenggam lengannya. Tomi membawa Runa kesebuah Cafe agar lebih nyaman untuk mengobrol.
"Thanks kamu udah mau ngasih kesempatan buat dengerin penjelasan aku." Kata Tomi menyodorkan segelas latte untuk Runa.
"To the point aja Tom, aku gak punya banyak waktu." Kata Runa menatap Abi yg mulai mengantuk.
"Aku mau minta maaf sama kamu untuk semua hal yg terjadi dimasa lalu. Awal kita ketemu saat masuk kuliah sampe aku jatuh cinta sama kamu adalah hal benar, Na. Aku beneran sayang dan cinta sama kamu. Tapi kesalahan ku adalah, aku gak memutuskan hubungan aku dengan pacarku, Tika." Kata Tomi sementara Runa masih bergeming.
"Dan sebuah kesalahan terjadi saat aku berpikir Tika adalah kamu sampai akhirnya aku melakukan hal bodoh itu." Rutuk Tomi penuh sesal.
"Seperti permintaanmu, aku menikahi Tika tapi bukan dengan dasar cinta. Karna perasaanku bukan untuk dia tapi kamu. Aku bertanggung jawab untuk semua kehidupannya tapi pernikahan tanpa cinta memang tak bisa dipertahankan. Tika menyadari hal itu dan setelah anak kami lahir dia menggugat cerai aku. Akhirnya kami resmi bercerai setelah satu bulan anak kami lahir. Setelah itu aku berusaha mencari kamu untuk membicarakan ini, tapi sangat sulit. Semua orang menutupi keberadaanmu. Sampai kamu muncul dikampus membawa anakmu. Aku merasa bersalah sekaligus takut saat itu. Aku merasa bersalah padamu dan Tika, karna mungkin Tika juga mengalami hal yg sama disana. Aku takut jika aku pada akhirnya hanya merusak hidup kamu dan Tika."
"Aku ingin minta maaf sekali lagi. Aku memang masih mencintaimu tapi aku tak berharap kamu untuk mencintai aku. Aku cukup sadar atas semua kesalahan yg aku lakukan dan aku tak berhak untuk memaksakan egoku." Jelas Tomi panjang lebar.
Runa mencerna semua ucapan Tomi dengan hati-hati. Dia dapat melihat penyesalan dan kejujuran di mata Tomi. Pria yg duduk dihadapannya, pria yg dulu pernah sangat ia cintai, tapi pria ini juga yg telah membuatnya sakit hati hingga ia tak bisa jatuh cinta lagi. Dan sejak itu semua berubah, tak akan sama tak akan pernah sama lagi.
"Kamu sudah katakan apa yg kamu ingin ucapkan, jadi sekarang aku mohon jangan ganggu aku lagi Tom, please." Kata Runa dingin.
"Apa kita tak bisa, setidaknya berteman seperti dulu?"
"Aku harus pergi sekarang, jangan ganggu aku lagi, please." Runa beranjak dari duduknya, dengan cepat Tomi kembali mencekal Runa yg akan melangkah.
"Berteman Runa, hanya teman." Pinta Tomi.
"Lepasin Tom, aku nggak bisa. Aku harus pergi sekarang."
"Tapi-"
'buuuggk'
💚💚💚
Hallo eike dateng mau bikin kalian sedikit gregetan,
Coba tebak apa yg terjadi brikutnya? Kayaknya si Tomi dipukul tapi siapa yg mukul?
Hmmm..
Kasih voment yes.. Ailopyu..

KAMU SEDANG MEMBACA
Single
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama atau tokoh merupakan hal yg tidak disengaja dan hanya kebetulan semata. Ini cerita tentang abang Deni yg berusaha ngejar jodohnya. Perempuan berkepribadian hangat dan keibuan atau memang udah...