Chapter 9

19.1K 1.3K 13
                                    

“Milaa..” pekik Prilly menutup mulutnya dengan kedua tangan. Benar-benar diluar dugaan, Bagaimana bisa sahabatnya melakukan hal yang tak senonoh ditempat seperti ini. Parahnya bersama saudara suaminya sendiri.

Mereka berdua segera menjauhkan wajahnya ketika mendengar jeritan Prilly. Kevin yang semula berada di atas tubuh Mila kini bangkit dan mendudukan dirinya disamping Mila.

Prilly menatap mereka berdua secara bergantian. Sementara Ali tidak begitu memperdulikannya, bukan sesuatu yang mengagetkan baginya, karena dirinya sudah beberapa kali menemui orang seperti itu.

Prilly melipat tangannya didepan dada, memerhatikan keduanya dengan tatapan silulit diartikan.

“Ada apa Li?” Kevin membuka suara, memecah keheningan yang terjadi.

“Mmm.. Berkas yang kemaren masih sama Lo 'kan?” Ali mendudukkan dirinya didepan mereka berdua. Sementara Prilly masih dengan posisi yang sama, berdiri menatap Mila yang sedang menunduk malu karena kepergok.

“Mau sampai kapan berdiri terus sayang? Sini duduk dulu,” tegur Ali menepuk sofa disampingnya. Mempersilahkan Prilly duduk.

“Disini panas Honey, Aku mau pulang.” Prilly menggeleng pelan tanpa menoleh kearah Ali. Tatapannya masih menghakimi Mila.

“Sebentar, Gue ambil berkasnya dulu,” ucap Kevin bergegas ke ruang kerjanya untuk mengambil berkas yang dimaksud Ali.

“Aku keluar dulu Honey, Panas banget,” ucap Prilly mengipas-ngipaskan tangannya didepan wajahnya. Kemudian beranjak pergi dari hadapan Mila dan Ali. Ali mengehela nafas, kemudian beralih menatap Mila yang masih menundukkan kepalanya.

“Gue keluar dulu, Li.” Mila bangkit dari duduknya dan pergi menyusul Prilly.

***

“Prill,” panggil Mila pelan. Prilly yang sedang berada diteras rumah Kevin menoleh.

“Lo bisa ngga sih berhenti natap Gue kayak gitu?” ucap Mila kesal. Pasalnya Prilly sedari tadi sedang  menatapnya tajam.

Prilly tak berniat menjawab. “Iya. Gue tau Gue salah! Gue ngga bilang kalau pacar Gue itu Kevin. Sorry!”

“Gue ngga suka Lo sama Kevin. PUTUS!” ucap Prilly dengan santainya.

“What? Lo gila? Gue baru jadian sama dia, Lo nyuruh Gue putus?” pekik Mila membulatkan matanya, bagaimana bisa Prilly menyuruhnya putus.

“Dia itu ngga baik buat Lo Mil!”

“Lo tenang aja, Gue yakin kok dia itu baik buat Gue.. dia sayang sama Gue Prill, Gue juga sayang sama dia. Gue bakal bahagia kok sama dia, Lo tenang aja!” ucap Mila menyakinkan Prilly. Sementara Prilly hanya mencibir.

“Terserah!” Prilly membalikkan badannya, dan berlari menuju mobil ketika melihat Ali sudah berdiri didepan pintu rumah Kevin. Ali menghela nafas, kemudian menghampiri Mila.

“Lo tenang aja. Mungkin Prilly belum bisa terima hubungan kalian. Gue dukung Lo kok!” ucap Ali menepuk pundak Mila, memberinya semangat. Mila tersenyum kecil.

“Thanks Li.”

“ALIIII.. cepetan!” teriak Prilly dari dalam Mobil.

“Yaudah Gue pergi dulu ya!” pamit Ali membuat Mila mengangguk kecil.

***

“Tadi Kamu manggil Aku apa sayang?” tanya Ali membuka suara, menepis keheningan beberapa menit yang lalu.

“Honey! Kenapa? Ngga boleh?” ketus Prilly yang sepertinya amarahnya belum reda.

“Bolehlah,” jawab Ali cepat.

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang