Chapter 20

17.7K 1.2K 19
                                    


"Sesha!" Kirun berseru. Yang dipanggil hanya mengecurutkan bibirnya.

"Kakak udah janji mau nikahin aku," ujarnya menarik-narik ujung kemeja Ali.

"Iya. Seingat Gue juga gitu Sha." Ali menatap tajam kearah Kevin.

"Ayo kak. Aku udah lulus!" Sesha. Perempuan itu masih merengek didepan Ali.

"Wah.. Kalo Prilly tau seru juga nih," ucap Kevin terlihat begitu senang.

"Sorry Li, Gue gak bilang kalo Sesha udah pulang," lirih Kirun menatap keponakannya. Ali memijat pelan pelipisnya.

Ali mengerutuki dirinya sendiri. Hal konyol yang pernah dilakukannya, untuk membujuk Sesha agar mau sekolah di luar negeri adalah dengan mengatakan padanya bahwa dia akan menikahi Sesha. Dan sekarang perempuan itu kembali dan menagih janjinya.

"Kakak gak lupa 'kan kalo mau nikahin Aku?" Sesha menunduk. Kemudian menatap Ali sendu.

Brakk!

Pintu ruangan Ali mendadak terbuka kasar, dan menampilkan seorang wanita sedang melipat kedua tangannya. Wajahnya sulit diartikan.

"Siapa yang mau menikah?" tanyanya berjalan santai menuju sofa disamping Kevin.

"Kakak siapa?" Sesha bertanya pada wanita yang kini sedang mengelus perutnya yang semakin membuncit.

"Aku? Aku istri pemilik perusahaan ini."

"Maksud Kakak, istrinya Kak Ali?" tanya Sesha mengamati wajah Prilly detail.

"Menurutmu siapa lagi?" Kevin, Kirun dan Ali hanya terdiam. Memilih mendengarkan ocehan kedua perempuan di ruangan ini.

"Jadi Kak Ali udah nikah?" "Kakak itu beneran istri, Kak Ali?" Sesha beralih menatap Ali. Matanya sudah berkaca-kaca. Dia harus menelan pil pahit. Pria yang di dambakannya ternyata sudah menikah. Mana janjinya dulu.

"Iya. Sesha, maafin kakak." Ali menatap iba kearah Sesha.

"Sesha, dengerin Kakak. Kak Ali dulu cuma bercanda sayang.. Kak Ali cuma bantu kakak buat bujuk Sesha," jelas Kirun menarik tangan Sesha agar duduk di kursinya.

"Jadi, Kakak bohong?" Sesha menatap Ali. Ali menganguk sebagai jawaban.

"Kakak jahat!!" teriak Sesha bangkit dari duduknya, kemudian berlari keluar ruangan. Meninggalkan mereka.

"Sorry Li. Gue jelasin Sesha dulu." Kirun ikut berlari mengekori Sesha.

Setelah kepergian Sesha dan Kirun. Ali bangkit, dan berjalan santai kearah istrinya yang sedang memainkan ponsel.

"Sayang.."

"Anterin ke apartemen Mila." Prilly bangkit dari duduknya. Tangannya menarik tangan Kevin.

"Ha? Gue lagi sibuk. Sama suami Lo bisa 'kan?" tolak Kevin melepas gengaman Prilly. Prilly mendengus kesal.

"Aku anterin sayang," tawar Ali mendekat kearah Prilly.

"Gak jadi. Aku mau pulang!" Prilly menghentakan kakinya kesal, kemudian berlari kecil meninggalkan ruangan Ali.

***

PRILLY

Setelah kepulanganku dari kantor Ali, aku hanya bermalas-malasan di atas kasur. Moodku hari ini benar-benar hancur. Bagaimana tidak perempuan yang tidak ku ketahui asal-usulnya, tiba-tiba saja datang dan mengajak suamiku menikah. Ck!

Aku bangkit dari ranjang dan berjalan kearah kaca. Mengamati tubuhku yang semakin membengkak. Meskipun begitu, Aku masih terlihat cantik.

Pintu kamar terbuka, dari pantulan kaca aku bisa melihat Ali sedang berjalan kearahku. Aku mencoba tidak peduli dengan kehadirannya.

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang