2. Di Balik Rencana

1K 36 1
                                    

Setelah pertemuan dengan Rafa yang cukup membuat luka lama Dianty terbuka, dia sering melamun. Bahkan akhir-akhir ini dia sering menolak ajakan sahabatnya untuk sekedar jalan atau pergi ke suatu tempat.

Rafa. Laki-laki yang pertama kali membuka hatinya dan pertama kali juga menorehkan luka dihatinya. Jujur sampai detik ini Dianty masih sangat mencintai Rafa. Rasa cinta itu terlalu besar namun luka dihatinya menutupi rasa cintanya.

Bagaikan ditikam sebuah belati itu jauh lebih sakit. Gelas yang sudah pecah kalau ingin dikembalikan seperti semula itu tidaklah mudah. Begitu juga dengan hati. Dianty sudah cukup muak dengan semuanya. Dia sempat berpikir kenapa harus ada yang namanya jatuh cinta dan sakitnya patah hati?

Disisi lain Rafa terdiam dibalkon kamarnya. Merenungi kesalahan yang dia perbuat pada Dianty. Rasa penyesalan itu memang selalu datang terakhir. Dulu jika tidak ada Bilqis mungkin sampai saat ini Rafa masih bersama dengan Dianty. Gadis yang sangat dicintainya.

☆☆☆

Alunan musik yang merdu dan dekorasi tempat yang sangat indah membuat gadis ini tersenyum-senyum sendiri. Dia merasa sangat special. Dianty menatap laki-laki didepannya. Kekasih yang sangat dicintainya. Rafa Mukti Prasetya. Parasnya yang tampan, kulit sawo matang, berkharisma dan mempunyai hidung yang mancung dan tentunya berhasil mengambil hati Dianty.

Rafa tersenyum menatap gadisnya. Gadis didepannya sungguh cantik mengenakan celana joger pants berwarna pink soft dan atasan yang senada, namun kini tidak ada rambut yang bisa Rafa usap lagi karena mulai sekarang Dianty mengenakan hijab. Itu membuat kecantikannya bertambah dan Rafa semakin mencintai gadisnya.

"Kamu cantik banget malam ini." ucapnya, tatapannya masih belum lepas, dia masih menatap mata indah gadisnya.

Dianty tersipu malu mendengar kata-kata yang diucapkan Rafa. Rafa masih memandangi gadisnya sampai tiba-tiba ada seorang gadis datang dan menggebrak meja Rafa dan Dianty.

Dengan reflek Rafa melepaskan genggaman tangannya dengan Dianty. Sedangkan Dianty, dia bingung siapa gadis ini dan kenapa dia menggebrak mejanya. Namun reaksi yang diberikan Rafa berbanding terbalik dengan Dianty. Rafa justru terlihat takut bukannya takut tapi dia bingung apa dia harus memutuskan pilihannya sekarang.

"Halo sayang." gadis ini memberikan senyumannya kepada Rafa.

Mendengar kata sayang dari gadis asing ini membuat Dianty membelalakkan matanya. "Sayang?"

"Iya sayang. Rafa itu cowok gue asal lo tau!!."

"Raf bisa kamu jelasin semuanya?" Dianty menatap mata Rafa namun Rafa hanya bisa diam.

"Rafa sayang ayo dong jelasin sama cewek yang ngga tau diri ini." Gadis ini bergelayut manja ditangan Rafa.

Rafa menghela nafas. Sepertinya dia harus memutuskan sekarang. "Maaf Dant, aku gak bermaksud nyakitin kamu. Dia.... Bilqis. Pacar aku. Maaf kalau selama ini aku ak--"

Belum selesai Rafa berbicara. Dianty melayangkan tamparannya kepada Rafa. "Kamu...kamu.... Aku salah apa Raf sama kamu sampai kamu tega giniin aku!" suara Dianty tercekat.

"Heh lo itu cuma buat jadi mainannya Rafa. So, lo ngga usah kepedean deh jadi cewek. Otomatis Rafa lebih milih gue lah daripada lo. Gue kan lebih cantik dari lo." kata Bilqis, pacar kedua Rafa.

Tanpa basa-basi lagi Dianty segera mengambil tasnya dan meninggalkan cafe tersebut. Suasana yang tadinya tenang, romantis kini menjadi kacau karena kedatangan Bilqis, pacar kedua Rafa.

Rafa mengacak-acak rambutnya. Berusaha membuat kepalanya jernih. Namun sepertinya usahanya sia-sia. Memory tentang dimana dia menyakiti Dianty terus saja berputar diotaknya.

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang