"Ga, jangan kayak gitu ah. Kasian tau Dianty, dia ketakutan!!" Cinta -pemilik acara- berusaha mengubah kondisi yang sangat canggung ini. Melihat Dianty yang menangis sesenggukan membuatnya tidak tega.
"Lo ngga usah ikut campur Cin!!! Ini urusan gue sama Dianty!!!" Kata-kata sinis yang terlontar dari mulut Angga.
Cinta mendecih, dia tidak menyangka Angga bisa berbuat seperti ini dan merusak acaranya. "Lo ada di pesta gue!! So, apapun yang lo lakuin itu juga jadi urusan gue. Dan lo udah ganggu kenyamanan yang lain. Satu lagi, lo bukan Angga yang gue kenal dulu!! Banci lo beraninya sama cewek!!!"
Angga mengepalkan tangannya. Amarahnya sudah memuncak dan egonya sudah ingin meledak-ledak. Dianty yang sudah tidak tahan dengan keadaan ini, berlalu menuju meja paling ujung mengambil tas dan berjalan menuju pintu keluar. Namun, gerakannya terhenti ketika ada yang mencekalnya dari belakang.
"Jangan lari Dant..... kamu harus jelasin semuanya!!!"
Suara itu!!! Tidak ada perlawanan dari Dianty ketika Rafa membawanya kembali ke tengah-tengah acara. Semua mata tertuju kepada mereka. Melihat kehadiran Rafa, Angga mendekatinya dengan gayanya yang tidak ramah.
"Lo ngapain disini!!! Ini bukan acara lo!!!" Angga mendorong sedikit dada Rafa, namun itu menyulut amarah Rafa yang sudah dia tahan dari tadi.
"Gue kesini mau jemput pacar gue, dan gue pengen minta penjelasan atas semua yang terjadi." Nadanya mungkin terlihat datar. Namun Dianty tau bahwa kekasihnya ini sedang menahan amarahnya.
"Shut up!!!! Come on guys, kita itu udah mulai dewasa. Kalian ngapain sih bertingkah kayak gini. Childish banget tau ngga. Acara gue jadi hancur gara-gara kalian.
Ga!! Lo sadar dong, lo itu udah punya cewek. Lo ngga liat cewek lo tuh duduk dipojokan sana, dia emang bersikap biasa aja tapi dalam hatinya.... dia terluka Ga asal lo tau itu!!!.
Lo ngga bisa memaksakan cinta. Cinta itu tulus dari hati. Kalo cinta lo penuh dengan ego itu namanya bukan cinta. Dianty udah punya pilihannya sendiri, dan lo harus nerima itu!!! Sekarang lo harusnya nerima keadaan bukannya kayak gini!!!" Ucap Cinta panjang lebar. Keadaan hening seketika mendengar perkataan Cinta.
"Gue minta maaf Cin, maaf udah ngrusakin pesta lo. Angga, gue udah tegasin sama lo. Gue ngga bisa suka sama lo. Gue cuma anggap lo ngga lebih dari teman. Gue udah punya tambatan hati gue sendiri. Tapi maaf, itu bukan lo." Dianty menggamit tangan Rafa, melihatnya sekilas. "Cowok yang gue cinta itu Rafa. Dia yang nempatin hati gue saat ini. Gue cinta banget sama dia, dan gue ngga bisa kehilangan dia." Sambungnya.
Rafa melihat Dianty, menatapnya dengan penuh ketulusan. Genggamannya semakin dia eratkan. Menunjukkan ke semua orang bahwa dia tidak ingin kehilangan gadisnya untuk kedua kali.
"Sekeras apapun usaha lo buat ngancurin hubungan gue sama Dianty, itu ngga akan berhasil Ga. Lo cowok man!!! Tapi tingkah lo ngga mencerminkan kalo lo itu cowok!!!" Setelah itu Rafa membawa Dianty pergi dari tempat ini. Mengantarkan gadisnya pulang. Setelah itu dia kembali ke rumahnya, melepas penat yang seharian ini menerjangnya.
Namun saat Rafa ingin masuk kedalam rumah, ada yang memanggilnya dari belakang. Seorang cewek dengan penampilan yang cukup terlihat seksi. Dengan rok selutut dan atasan yang cukup terbuka, dibahunya hanya terlilit tali seperti spaghetti. Dan make up yang terkesan berlebihan.
"Lo siapa?!"
Cewek ini hanya tersenyum, dia berjalan perlahan ke Rafa.
"Aku calon istri kamu sayang." Nadanya yang centil membuat Rafa bergidik.
Rafa melemparkan tatapan tajam tidak sukanya. "Lo ngga usah halu deh. Gue ngga mau sama cewek setengah bahan kayak lo!!"
Cewek ini hanya menampilkan smirk evil nya melihat ketidaksukaan Rafa padanya.
"Gue Citra. Lo ngga mau tau lebih jauh tentang hubungannya Dianty sama Angga gitu." Citra, si cewek seksi ini mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya.
Rafa yang tadinya tidak perduli dengan Citra -cewek yang sok kenal dengannya- mulai sedikit tertarik. Bukan dengannya, tapi tentang apa yang dia tau tentang hubungan Dianty dan Angga.
"Lo tuh siapa sih sebenernya?!" Ucapnya sinis.
"Lo ngga perlu tau siapa gue. Gue cuma mau lo liat kelakuan cewek lo yang sok alim itu!!!" Citra melemparkan sebuah map coklat kearah Rafa, dan pergi dari tempat itu.
☆☆☆
Nanti aku tunggu kamu di cafe pelangi jam 4.
Dianty awalnya kaget ketika melihat pesan dari Rafa. Dia kira Rafa marah padanya tentang kejadian kemarin. Waktu menunjukkan pukul 14:56. Dianty bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap, dia tidak ingin terlambat kali ini.
Suasana cafe yang cozy dan alunan gitar akustik membuat Dianty tidak menyadari akan kehadiran Rafa yang berdiri disampingnya dari tadi. Setelah mempersilahkan Rafa untuk duduk.
Rafa menatap tajam mata Dianty, menyiratkan kekecewaan yang amat mendalam. "Dalam hubungan itu harus didasari sama rasa cinta dan kepercayaan. Cinta aja ngga cukup untuk pertahanin hubungan itu."
Dianty hanya terdiam, menanti perkataan Rafa selanjutnya walaupun dia tidak mengerti apa maksudnya.
"Satu kebohongan walaupun itu kebohongan kecil, bisa merubah pondasi kepercayaan yang selama ini di bangun. Dan itu bakalan susah buat percaya lagi sama pasangan kita, meskipun kita masih cinta dan sayang sama pasangan kita."
"Maksud kamu apa sih Raf, ngomong kayak gitu?! Seakan-akan aku itu pernah ngebohongin kamu."
Rafa tersenyum miring. "Yah kamu bisa mikir sendiri lah apa yang aku maksud. Aku punya bukti. Meskipun aku berusaha buat ngga percaya, tapi tanpa sadar aku kecewa."
Rafa memberikan sebuah foto ke Dianty, dan saat itu Dianty mengerti apa yang membuat Rafa seperti ini.
"I i i ni itu ngga seperti yang kamu kira Raf. Aku bisa jelasin..." Dianty memegang tangan Rafa, namun perlahan Rafa menyingkirkan kaitan tangan Dianty.
"Lebih baik untuk saat ini, kita jalan sendiri-sendiri dulu. Aku ngga bisa berada disamping kamu dulu. Maaf Dant, tapi asal kamu tau. Aku masih cinta dan sayang sama kamu, walaupun untuk saat ini aku kecewa sama kamu. Dan bilang sama Iqbaal, maaf kalau untuk saat ini aku ngga bisa jagain "dossy kesayangannya" dia."
Dianty menangis sesenggukan. Dia tidak ingin kehilangan Rafa yang kedua kalinya. Rafa menarik Dianty dalam pelukannya, meskipun baginya ini adalah pelukan terakhir. Memeluknya seerat mungkin, Rasa takut kehilangan dan rasa kekecewaan bercampur menjadi satu didiri Rafa.
Jujur, Rafa sangat berat untuk memutuskan semua ini, dia berusaha menyangkalnya tapi bukti yang ada menangkis semua itu.
Beberapa menit mereka berpelukan. Menyalurkan kasih cinta mereka berusaha agar tidak berpisah namun takdir berkata lain. Rafa melepaskan pelukannya secara perlahan dengan berat hati dan meninggalkan Dianty yang terduduk lemas sendirian di cafe itu.
Tatapan pengunjung cafe yang menatap iba ke arah Dianty tidak membuat tangisannya reda, untuk saat ini dia ingin menumpahkan semuanya. Yang dia butuhkan saat ini hanyalah Iqbaal, sahabat yang sudah dia anggap keluarga baginya. Namun itu tidak mungkin, karena saat ini keadaan sudah berubah.
Setelah menemui Zidny dan mengungkapkan perasaannya Iqbaal drop kembali dan dilarikan kerumah sakit. Saat ini sahabatnya sedang memperjuangkan hidupnya dan Dianty tidak boleh memperlihatkan kesedihannya ke Iqbaal karena itu bisa memperburuk kondisinya.
***
Namita Fatma
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovepedia
FanficGimana rasanya kalau orang yang lo cinta sempet berkhianat sama lo dan sekarang dia hadir lagi dikehidupan lo. - Dianty Annisa Cuma butuh kepastian dan gue capek kalau kayak gini terus. - Zidny Iman Lathifa Maaf karna dulu gue udah nglakuin hal terb...