20. Who You Are

363 9 2
                                    

"ARRRGGGHHHH" teriak Dianty meringis kesakitan karena rambutnya yang dijambak oleh penculik itu.

Salah satu penculik itu berulang kali melayangkan tamparan dipipinya membuat pipi Dianty menjadi kebas dan sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan yang terlalu keras. Penculik itu sangat antusias untuk menyiksa Dianty membuat dua orang temannya berusaha menenangkan temannya itu tapi sepertinya dia hilang kendali.

"Gue udah nunggu lama buat bikin lo kayak gini! Bertahun-tahun gue harus nahan sakit hati sama lo! Dan sekarang, saatnya gue buat bikin perhitungan sama lo! Gue ngga akan biarin lo bahagia, Dant! Ngga akan!" ucap penculik itu bertubi-tubi sambil menjambak rambut Dianty yang sudah tidak karuan, jilbab Dianty sudah terlepas begitu saja akibat perlakuan penculik itu.

Tuhan, tolong aku! jerit Dianty dalam batinnya yang masih senantiasa meringis kesakitan.

Tiba-tiba daun pintu yang terbuka membuat orang yang didalamnya memusatkan perhatiannya dipintu tersebut. Siapa orang yang berani mengganggu kesenangannya?!

"Lo!" ujar penculik yang menjambak rambut Dianty setelah itu dia menghampiri seseorang yang masih senantiasa berdiri didepan pintu.

Orang itu hanya tersenyum miring, melihat si korban yang sudah sangat amat berantakan.

Penculik itu berkacak pinggang melihat siapa yang datang ke markasnya, "Lo ngapain disini? Bukannya lo ngga mau gabung sama gue? Terus kenapa lo dateng kesini? Mau ngerusak rencana gue? Iya?!" tanyanya bertubi-tubi.

"Ckckckck santai aja kali ngga usah ngegas. Gue kesini cuma mau liat seberapa wow rencana lo sampe lo nekat kayak gini, Citra." ucapnya dengan menekankan kalimat akhirnya.

Penculik yang ternyata adalah Citra -orang yang suka sama Rafa juga itu menggeram kesal melihat sikap sok orang didepannya ini, "Terus setelah lo liat apa yang mau lo lakuin? Lo mau ngerusak rencana gue, Bilqis!"

Bilqis berjalan pelan menghampiri Citra yang menatapnya sengit, "Bukan gue yang ngerusakn rencana lo tapi lo sendiri yang ngerusak semuanya karena tingkah bodoh lo itu" ujarnya dengan nadan yang pelan namun seperti mengejek bagi Citra.

☆☆☆

Ketika Bilqis dan Citra bergulat dengan argumen mereka masing-masing diluar ruangan ini ada lima lelaki dan 3 perempuan yang memasuki bangunan gelap itu dengan penuh hati-hati. Takut karena gerakan mereka sosok yang ada didalam mengetahui keberadaan mereka.

"Yang lain udah pada stand by ditempatnya masing-masing kan?" ucap Rafa berbisik matanya masih menelisik ruangan yang gelap ini untuk menemukan dimana keberadaan Dianty.

Rendy yang dibelakangnya pun mengangguk perlahan walaupun sudah dipastikan Rafa tidak bisa melihatnya karena posisinya yang didepan dan pandangannya yang tidak tertuju padanya.

"Semuanya beres, tinggal kita giring mereka aja masuk perangkap kita." sahut Rendy, ditangannya terdapat sebuah HT/Walky Talky untuk berkomunikasi dengan temannya yang lain diluar.

Iqbaal pun menganggukan kepala setelah itu dia berjalan mengendap-endap menuju satu ruangan yang berada dibelakang rumah ini, lebih tepatnya gudang. Dibelakangnya terdapat Rendy yang mengawasi ruangan berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mencurigakan disebelahnya ada Rafa yang sama persis dengan yang Rendy lakukan sedangkan 3 perempuan itu menunggu sampai ada kode untuk mengikuti ketiga laki-laki tersebut.

Setelah sampai ditempat tujuan mereka pun berpencar mencari posisi Dianty. Rendy, Namira, dan Aqilah menuju kearah samping gudang, Iqbaal dan Zidny berjalan kearah belakang sedangkan Rafa dia membuka pintu perlahan gudang itu dan dengan awas memasuki ruangan tersebut.

Pertama yang dia tangkap ketika memasuki ruangan tersebut adalah samar-samar suara orang, lebih tepatnya pertikaian kecil. Rafa pun mengikuti arah suara itu siapa tau Dianty berada disana.

"Baal, gue denger suara dari dalam gudang kalian cepetan kesini. Gue menuju suara itu." ujar Rafa sambil terus berjalan mencari sumber suara itu berada.

"Gue segera kesana!" Iqbaal dan Zidny berlari kearah depan, memasuki gudang tersebut dan melakukan apa yang dilakukan Rafa.

Rendy, Namira, dan Aqilah melakukan hal yang sama mereka segera menyusul Rafa. Setelah mereka semua sudah berkumpul Rafa mengisyaratkan ke Rendy untuk membuka pintu diujung ruangan ini karena suara itu berasal dari sana. Rendy pun menganggukkan kepalanya dan melakukan apa yang diisyaratkan Rafa.

Ketika pintu itu terbuka terlihat dua orang perempuan sedang beradu argumen dan orang lainnya hanya mengamati mereka tanpa berniat memisahkan mereka sedangkan ada satu orang yang saat ini mereka cari tergeletak lemas tak berdaya dibawah dengan tampilan yang sungguh membuat Iqbaal rasanya ingin membunuh orang yang melakukan perlakuan biadab itu.

Ya, dia adalah Dianty. Mukanya penuh dengan lebam apalagi sudut bibirnya mengeluarkan darah yang kini sudah mengering dan itu semua karena perlakuan Citra. Jilbab yang biasa Dianty gunakan sudah terhempas jauh disudut pojok ruangan itu dan rambut sebahu Dianty yang lurus terlihat acak-acakan akibat jambakan sadis Citra.

Iqbaal yang melihat kondisi itu sudah tidak tahan lagi. Dengan napas yang memburu dia menghampiri dua perempuan itu. Melihat ada orang yang datang pertikaian mereka pun usai. Citra yang melihat ada Iqbaal dan teman lainnya shock kenapa mereka bisa tau tempat ini sedangkan Bilqis dia hanya tersenyum miring.

"Bangsat lo! Lo siapa sampai berani nyulik Dianty dan bikin Dianty kayak gini! Otak lo taruh dimana? Hah?! Gila! Gak habis pikir gue liat cewek kelakuannya kayak binatang gini!" Emosinya meluap-luap ketika berhadapan dengan orang dibalik semua ini.

Citra yang mendapat umpatan Iqbaal tidak merasa kesal atau apa justru dia tersenyum tipis, "Gue kayak gini itu juga karena sahabat lo! Kelakuannya aja yang sok manis tapi tukang nikung! Pernah ngga lo ada diposisi gue?! Dimana lo suka sama cowok tanpa cowok itu tau perasaan lo kayak gimana dan tiba-tiba aja lo denger kalau cowok itu jadian sama cewek lain! Lo tau apa yang gue rasain saat itu?! Hati gue hancur! Gue sakit hati! Dan sejak saat itu gue bersumpah gak bakal biarin ada cewek yang deket sama RAFA COWOK YANG GUE SUKA HIDUP BAHAGIA!! NGGA AKAN!" diakhir kalimatnya Citra menekan setiap suku katanya.

Rafa hanya diam terpaku melihat ini semua. Karena dia gadisnya susah, karena dia gadisnya celaka, dan karena dia gadisnya ada dalam bahaya. Rafa perlahan melangkah menghampiri Iqbaal. Matanya memerah menahan amarah, sedih bercampur menjadi satu.

"Gue yang salah, bukan Dianty. Kenapa lo harus hukum orang yang ngga salah?! Harusnya gue yang ada diposisi Dianty. Dianty ngga tau apa-apa, Cit. Bahkan dia ngga tau lo itu siapa. Dia terlalu baik buat diperlakuin kayak gini. Ngga sepantasnya Dianty diginiin, Cit." lirih Rafa, matanya menatap dalam manik mata Citra yang menggelap karena cintanya dengan Rafa yang tak terbalas. "Gue tau lo sebenernya orang baik. Gue tau ini semua cuma karena ego lo yang nguasai hati lo. Gue mohon lepasin Dianty, jangan ganggu dia lagi. Kalau lo pengen balas dendam lo bisa tumpahin semua ke gue. Bahkan kalau lo mau bunuh gue, gue ikhlas."

Semua orang yang ada diruangan ini terdiam, keheningan menyelimuti mereka. Sampai suara letusan pistol terdengar mengenai seseorang. Detik itu juga keadaan menjadi lebih tidak terkondisikan. Hancur bahkan hatinya lebih hancur melihat orang yang disayanginya tergeletak bersimbah darah dibagian perutnya.

☆☆☆

Hii readersss udah lama ya gue ngga update. Entah kenapa kemageran ini membunuhku.

Gue sok sibuk sih jadi ngga sempet bikin part ini hahahahaha -_-

Jangan bosen-bosen ya sama ceriuta absurd bin abstrak ini

Happy readinggggggg

Thanks beforee guysssss...

11.35
16 Juli 2017
Namita Fatma

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang