12. Paper Heart

514 18 2
                                    

Suasana cafe yang cozy tidak membuat Rafa menghentikan lamunannya. Raganya berada disini namun jiwanya hilang entah kemana. Rasa sakit yang ditimbulkan Iqbaal akibat pukulan di wajah dan sekujur tubuhnya tidak membuatnya merasakan sakit yang lebih sakit didalam hatinya. Hatinya jauh lebih sakit dari semuanya.

Aroma coffe yang baru saja diantar oleh waitress  belum tersentuh sama sekali. Bumi seakan tau bagaimana kondisi Rafa saat ini. Hujan turun sangat deras membuatnya semakin tenggelam dalam kenangannya bersama Dianty.

Terdengar bunyi lonceng dari pintu cafe yang terbuka. Seorang gadis berpenampilan casual dengan T-shirt putih dan jumpsuit berwarna biru dongker dan balutan hijab yang berwarna senada. Membuatnya terlihat semakin cantik, namun kecantikannya tertutupi oleh wajah muramnya. Penampilannya masih terlihat sangat buruk dengan lingkaran hitam diarea matanya.

Saat gadis itu ingin duduk disalah satu meja disudut pojok cafe itu tatapannya terpaku saat melihat seseorang yang sedang duduk juga disudut pojok cafe itu. Melihat kondisi laki-laki itu membuatnya ingin menghampirinya dan menanyakan tentang kondisinya saat ini. Namun ketika mengingat bagaimana cara laki-laki ini menyakitinya membuat dia mengurungkan niatnya.

Kedua mata itu saling bertemu. Berusaha menyembunyikan tentang suasana hati masing-masing. Kesal, sedih, benci, kecewa bercampur menjadi satu dan melebur didalam hati mereka. Meskipun diantara mereka masih menyimpan rasa cinta yang begitu besar.

Beberapa menit kedua insan ini hanya saling berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Namun menit berikutnya gadis ini langsung keluar dari cafe tersebut. Sedangkan lelaki itu? Dia hanya menghela nafas dan mengusap kasar wajahnya. Sungguh apakah Tuhan akan membuat mereka seperti ini terus?.

☆☆☆

"Khalda kita ngga bisa kayak gini terus nih. Kita harus mikirin gimana caranya buat Dianty ngelupain Rafa selama-lamanya. Gue ngga mau liat Dianty yang ngga punya semangat gini lagi." kata Zidny, dia sekarang sedang berada dirumah Khalda.


Khalda menutup buku yang sedang dia baca lalu menaruhnya disampingnya. "Iya gue tau, tapi ngga semudah itu Zid. Lo tau sendiri kan gimana perasaan Dianty ke Rafa."

"Iya sih terus gimana dong." gumam Zidny.

Saat mereka sedang asyik memikirkan cara agar Dianty bisa melupakan Rafa tiba-tiba ada suara dering ponsel.

Zidny yang merasakan ponselnya bergetar lalu beranjak dari tidurnya dan mengambil ponselnya yang berada didalam tas.

Iqbaal's calling

"Dianty ada sama kamu nggak?." tanya Iqbaal diseberang sana.

Zidny mengerutkan dahinya "Aku ini lagi dirumah Khalda, terakhir aku ketemu sama dia sih dua jam yang lalu pas nganterin kue ke rumahnya Danty."

Terdengar helaan napas Iqbaal "Abis itu dia bilang sesuatu ngga sama kamu?"

"Katanya sih dia mau ke cafe yang biasa dia kunjungin sama Rafa."gumam Zidny.

"Shit!! Danty belum balik sampai sekarang Zee. Ini udah malam aku takut kalau dia kenapa-napa." kata Iqbaal.

"Gini aja sekarang kamu jemput aku dirumah Khalda abis itu aku bantuin kamu buat nyari Dianty ya."

Setelah Iqbaal mengiyakan dan sambungan terputus Zidny cepat-cepat mengemasi barangnya dan dimasukkan kedalam tas.

"Mau kemana sih Zid, buru-buru banget." ucap Khalda

Zidny menoleh sebentar lalu kembali dengan kegiatannya. "Danty belum balik kerumah Khal dari tadi. Makanya gue mau bantuin Iqbaal buat nyari Danty. Gue takut dia kenapa-kenapa."

Mendengar Dianty belum pulang Khalda pun segera bangkit dari kasurnya lalu mengambil tas dan mengemasi barangnya.

"Gue ikut ya. Gue juga mau nyari Danty."

"Yaudah yuk kita keluar Iqbaal kayaknya udah sampek." ajak Zidny, mereka pun keluar dari kamar Khalda dan berpamitan terlebih dahulu dengan orang tua Khalda.

☆☆☆

Ekspetasi memang nggak seindah sesuai kenyataan yang ada. Dianty pikir Rafa bakalan jadi cinta pertama sekaligus cinta terakhir baginya. Tapi, itu semua salah.

Dengan langkah perlahan Dianty menaiki anak tangga menuju rumah pohon impian. Rumah pohon yang dulu sempat dia dan Rafa buat bersama. Tempat dimana mereka mengukir kisah cinta mereka.

Langit yang mendung dan mulai menurunkan hujan tidak membuat Dianty beranjak dari tempat ini. Dia mengambil secarik kertas yang berada dirak buku kecil itu. Mencurahkan semua isi hatinya tanpa ada yang terlewatkan.

Suara petir mulai bersahutan dan tanpa sadar cairan bening mulai turun dari mata indah Dianty. Cinta terkadang memang jahat. Bisa membuat orang yang awalnya adalah sosok yang tegar menjadi rapuh. Seakan-akan tidak ada jiwa lagi didalam tubuhnya.

"Sampai kapan kamu mau terus disitu?" tanya seorang laki-laki.

Dianty yang mendengar ada seseorang yang berkata langsung melihat ke bawah. Terlihat seorang laki-laki menggunakan celana selutut berwarna coklat muda, T-shirt putih dilapisi dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah, topi adidas berwarna hitam putih yang melingkar dikepalanya dan sneackers berwarna putih.

Dianty hanya mengacuhkan lelaki itu. Tapi beberapa menit kemudian dia turun dan menghampiri laki-laki itu.

"Mau gue ngapain disini, itu bukan urusan lo!" ketus Dianty.

Rendy -lelaki itu- hanya tersenyum miring. "Lo itu cewek ngga baik malam-malam masih disini."ucapnya.

Dianty menghela napas "Kenapa lo perhatian sama gue?! Kenapa lo selalu muncul disaat hujan datang?! Kenapa lo selalu ada disaat gue butuh seseorang disamping gue?! Kenapa?!!" diakhir kalimatnya tanpa sadar Dianty berteriak. Meluapkan rasa sesak yang seakan-akan mengikat tubuhnya.

"Ngga ada alasan buat gue selalu ada disamping lo. Ngga ada alasan buat gue selalu perhatian sama lo. Dan ngga ada alasan kenapa gue selalu muncul disaat hujan datang. Semua itu ngga ada alasan. Karena itu udah takdir Dant. Takdir yang mempertemukan kita." katanya.

Rendy berjalan mendekat kearah Dianty, setelah itu dia merengkuh Dianty kedalam pelukannya. Dianty tidak sama sekali memberontak. Untuk saat ini yang dia butuhkan hanya ketenangan. Dan ketenangan itu diberikan oleh Rendy. Lelaki asing yang tiba-tiba masuk kedalam kehidupannya.

Dibawah tetesan hujan mereka berpelukan. Menghiraukan tatapan Iqbaal, Zidny, dan Khalda yang baru saja datang ditempat itu. Tanpa sadar ada yang diam-diam memperhatikan mereka. Rafa, dia langsung datang kerumah pohon setelah mendengar kabar kalau Dianty belum pulang. Dan sekarang yang dia dapat justru malah membuat hatinya hancur. Mungkin ini balasan untuknya karena telah menyakiti gadis sebaik Dianty.

"Lo harus inget. Disaat lo ngerasa sendirian, lo terluka, atau apapun itu. Gue selalu ada buat lo. Gue akan selalu meluk lo buat nenangin lo. Gue bakalan selalu jaga lo bahkan gue rela buat taruhin nyawa gue buat lo. Karena lo begitu berharga buat gue. Gue, Rendy Wiratama jatuh cinta sama lo Dianty Annisa." ucapnya panjang lebar.

Dan saat itu bunyi gemuruh dan petir bersahutan menggambarkan suasana hati seseorang yang bersembunyi dibalik pohon itu.

☆☆☆

Jangan lupa vote+comment ya guys.

Dan baca cerita gue juga judulnya Varsha. Thanks before!!

Namita Fatma

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang