9. Magic Hour

650 22 0
                                    

Senja mulai ke permukaan saat Iqbaal dan Zidny sampai ditempat ini. Heningnya suasana menambah kepekatan disini. Keduanya saling menyelami pikiran masing-masing. Tentang perasaan mereka. Tentang semuanya yang telah terjadi.

Keduanya saling memungkiri. Memungkiri perasaan mereka yang kian dalam. Semuanya tertutupi oleh ego masing-masing.

"Kamu tau kenapa aku bawa kamu kesini." Kalimat Iqbaal barusan bukan pertanyaan yang harus Zidny jawab.

Zidny hanya diam membeku, rasa kecewa masih membekas dihatinya mengingat Iqbaal yang menghilang beberapa hari tanpa kabar dan kedua sahabatnya pun ikut menghilang.

Tapi Zidny ingat betul kenapa Iqbaal membawanya kesini. Karena ditempat ini mereka dipertemukan. Ditempat ini mereka mulai menyadari perasaan mereka. Tapi sekali lagi, ego membuat Zidny hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Dulu aku ngga pernah percaya sama yang namanya cinta. Karena buat aku cinta itu bullshit. Cinta itu penuh dengan kemunafikan. Tapi sampai suatu hari hati aku mulai terbuka tentang definisi cinta sebenarnya---" Iqbaal menggenggam erat tangan Zidny, menyalurkan kehangatan dan seberapa besar cinta yang dimiliki Iqbaal olehnya.

"Ngga semua cinta itu bullshit. Kadang cinta juga butuh buat diperjuangin. Cinta perlu pengorbanan. Ego kita juga ikut serta didalamnya. Tapi ada saatnya kita harus mengalah karena cinta. Dan aku berharap kamu bisa ngerti perkataan aku ini." Iqbaal menatap Zidny yang masih belum menatapnya.

☆☆☆

Dianty dan temannya bernama Vani mendatangi pesta ulang tahun temannya. Dianty yang anggun dengan baju warna putih dan celana jogger pants hitam tampak serasi dengan jilbab biru dongker.

Dianty bercipika-cipiki dengan teman SMP nya yang lain dan ternyata orang terakhir yang Dianty salami adalah orang yang masih menyukainya sampai sekarang.

Tubuhnya yang kurus dan tingginya yang setara dengan Dianty, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, dan matanya yang sipit. Mungkin bagi cewek lainnya Angga adalah cowok yang perfect tapi tidak bagi Dianty. Dia lebih memilih Rafa.

"3 tahun ngga ngerubah lo ya ternyata." Matanya menelusuri tampilan Dianty yang simple tapi elegant itu. Sungguh menawan baginya.

Dianty menampilkan senyum pepsodent nya. "Bisa aja lo Ga, gimana kabarnya?"

Angga tersenyum, menampilkan lesung pipitnya membuatnya terlihat cool, "Ngga sebaik setelah ketemu lo hari ini." Sepatah kalimat itu mampu membuat Dianty diam membeku.

Mereka tidak berkata apapun lagi setelah kalimat Angga yang menurut Dianty menyindirnya secara perlahan.

Sampai teman-teman mereka mendatanginya. Keheningan itu pecah begitu saja saat euforia yang diciptakan oleh teman-teman SMP nya.

"Oy Ga mana pacar lo?! Hahahaha" tanya teman laki-lakinya.

Angga menaikkan satu alisnya. "Gue ngga punya pacar, punya nya tunangan." Angga lalu melirik Dianty yang hanya diam. Semenit kemudian Angga memeluk Dianty. Dianty terpekik karena gerakan sarkastik Angga.

Teman-temannya kaget ketika mendengar ucapan Angga. Mereka tahu kalau dia dulu suka dengan Dianty, tapi mustahil bagi Angga untuk mendapatkan Dianty. Karena setau mereka Dianty masih menjalin hubungan dengan Rafa. Dan kabar tersebut sudah pasti membuat teman-temannya melongo.

☆☆☆

"Saat pertama liat kamu, aku udah yakin kalau kamu adalah anugerah yang dikirim Tuhan buat aku. Kamu tau ngga sih, aku ngga akan melewatkan waktu barang semenit bahkan sedetik untuk ngga ngeliat wajah kamu dan denger suara kamu." Mata legamnya seakan menusuk mata cokelat Zidny. Membuatnya mulai luluh akan perkataan Iqbaal.

"Liat deh, walaupun matahari udah mulai menenggelamkan sinarnya. Tapi kamu selalu tetap bersinar sepanjang hari. Kamu, satu-satunya cewek yang bisa buat aku luluh. Bukan sebagai sahabat tapi seseorang yang sangat special. Dan kamu ada....disini." Iqbaal menaruh tangan Zidny tepat didadanya. Agar dia bisa merasakan degupan yang selalu singgah setiap menatapnya.

Pipinya memanas mendengar perkataan manis dari Iqbaal. Air mata sudah bergerumul memaksakan untuk dikeluarkan. Sekali kedipan mata, pertahanannya pun hancur. Namun rasa bahagia itu ada. Ada mengelilingi dua insan manusia ini.

"Bunda pernah bilang sama aku. Kalau suatu saat aku bakalan ngerasain apa itu cinta. Mulai dari kita pertama ngerasain benih-benih cinta. Bertahap dengan jatuh cinta. Tapi Bunda juga bilang, kalau kita jatuh cinta pasti ada saatnya kita ngerasain patah hati. Dan sekarang aku udah jatuh. Hati aku udah dicuri. Dicuri sama orang yang tengilnya minta ampun, sok kegantengan. Tapi dia baik, dan dia orang pertama yang berhasil. Berhasil bikin aku tau gimana rasanya jatuh cinta." Senyumnya mengembang ketika menyelesaikan kata demi kata. Iqbaal membawa Zidny ke pelukannya.

Mereka adalah sepasang merpati yang sedang mulai merajut cinta. Ini bukanlah akhir dari semuanya. Melainkan awal dari cinta mereka. Ombak pasti datang menerpa. Dan akan datang badai yang akan merubuhkan pondasi cinta mereka. Suratan takdir memang tidak bisa kita tebak.

Cinta adalah rasionalitas sempurna. Cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan. Tapi bukan berarti kita dikendalikan oleh cinta. Kita yang harus bisa mengontrol rasa"cinta" itu.

☆☆☆

Acara pesta ulang tahun teman Dianty berlangsung dengan meriah. Banyak teman-temannya yang menyumbang lagu. Ada juga yang stand up comedy.

"Taruhan yuk sama aku. Seberapa besar rasa cinta Rafa ke kamu?!" tanya Angga, tatapannya menatap panggung yang sedang diisi oleh nyanyian temannya.

Dianty mendelik ke arahnya, menaruh gelas yang akan diminumnya ke meja. "Lagi ngelawak ya lo."

Angga menggenggam tangan Dianty "Gue cuma mau buka mata lo Dant. Gue yang udah dari SD bareng sama lo bahkan SMP kita 3 tahun sekelas. Apa itu ngga bisa numbuhin sedikit rasa suka lo buat gue!!" Sorot mata Angga berubah menjadi sendu, menyiratkan pengharapan yang lebih kepada Dianty "Sedangkan Rafa, dia cuma sekadar orang baru dikehidupan lo Dant. Tapi dengan gampangnya dia ngisi hati lo. Dengan gampangnya dia jadiin lo milik dia!!!" tanpa sadar suara Angga mulai meninggi dan itu membuat Dianty ketakutan.

"Ga sadar Ga ini kita lagi di pesta nya Cinta. Lo ngga bisa kayak gini." Dianty mengedarkan pandangannya, sekarang semua orang tertuju pada mereka. Dan itu membuat Dianty menitikkan air matanya.

Dibalik semua itu ada seseorang yang diam-diam merekam semua kejadian tadi dan mengambil beberapa gambar. Cewek itu menampilkan smirk evilnya. Ternyata buat ngejatuhin lo itu ngga sesulit yang gue kira. Batin cewek itu.

☆☆☆

Suara deringan ponsel membuat Rafa yang sedang berkutat dengan gitarnya mengambil ponsel dinakas tersebut. Rafa mengernyitkan dahinya ketika melihat nomor yang tidak dikenal mengirim pesan kepadanya. Tak urung Rafa membuka pesan itu. Matanya terbelalak saat melihat isi pesan itu. Dengan gerakan kasar Rafa mengambil jaket dan kunci motornya. Setelah menaiki motor kesayangannya dengan kecepatan tinggi Rafa menuju suatu tempat. Wajahnya menyiratkan kekesalan dan amarah yang bercampur menjadi satu. Menciptakan atmosfir yang bisa membuatnya melakukan kekhilafan jika Rafa tidak bisa mengontrol emosinya.

☆☆☆

Berhubung gue lagi gabut makanya gue bikin ini part. Garing abis sumpah tapi ya happy reading guys....

Don't forget vote+comment

Thanks yaaaaa 😘😘😘

Namita Fatma

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang