15. Tentang Kita

398 20 0
                                    

Rindu, teman terbaik saat aku tak bisa mendekapmu, saat jarak membuatku hanya terbelenggu dalam rinduku untukmu. - Rafa Mukti Prasetya.

Setelah satu jam kepergian Rendy mereka berdua hanya diam dengan pikiran masing-masing. Tanpa ada yang berniat untuk memecahkan keheningan yang tercipta. Mungkin dua sejoli ini sedang berperang dengan ego mereka. Memilih untuk mementingkan kebahagiaan mereka atau kebahagiaan orang lain.

Pernah ngga sih kalian ngerasain gimana rasanya saat lo lagi sayang-sayangnya sama orang terus orang yang lo sayang tiba-tiba ninggalin lo dengan alasan yang belum tentu bener? Sakit, pasti. Kecewa, itu yang saat ini dirasakan oleh Dianty. Cewek itu sensitif kalo menyangkut sama hal-hal yang berbau perasaan. Karena menurut cewek, disaat lo udah yakinin hati lo buat milih orang yang lo sayang mereka pasti bakalan jaga baik-baik meskipun pada akhirnya lo bakalan ngerasain apa yang namanya patah hati karena cinta.

Suara jangkrik yang memekik memecah keheningan yang menyelimuti mereka. Rafa dan Dianty. Lucu ya sama keadaan yang harusnya bikin mereka ngerasain indahnya jatuh cinta tapi ini malah ngerasain gimana rasanya kecewa, patah hati berulang kali.

"Orang bilang kita ngga pernah tau kenapa kita merasa kehilangan, padahal kita merasa memiliki." gumam Rafa yang masih bisa didengar oleh Dianty karena jarak mereka yang tidak terlalu jauh.

"Dulu aku ngga percaya, karena ya aku udah milikin apa yang aku mau tanpa aku harus merasa takut kehilangan karena dia udah jadi milik aku. Tapi sekarang aku tau apa maksud kata itu, karena sekarang aku udah kehilangan seseorang yang berharga buat aku. Harusnya aku bisa jaga apa yang aku milikin, meskipun aku udah milikin kamu tapi ada banyak hal yang bikin aku juga kehilangan kamu dalam sekejap."

Dianty memejamkan matanya, meresapi setiap kata yang terucap dari mulut Rafa. Dia rindu suara laki-laki itu. Laki-laki yang bisa bikin dia nyaman ketika berada dipelukannya. Laki-laki yang bisa buat dia jatuh cinta dan patah hati berulang kali.

Rafa berdiri dari duduknya. Menghampiri Dianty yang masih menunduk dengan air mata yang terus mengalir. Ingin rasanya Rafa mengusap air mata itu.

"Dianty Annisa, untuk yang terakhir kali aku Rafa Mukti Prasetya meminta maaf keseribu kali sama kamu. Mungkin kamu udah capek dan muak denger kata maaf dari aku. Tapi hanya itu yang bisa aku ucapin. Dan dengan kebodohanku selama ini, aku sadar kalo selama ini cuma kamu yang bisa nerima aku apa adanya, karena cinta kamu yang tulus buat aku yakin kalo kamu adalah cewek yang selama ini aku cari."

☆☆☆

"Sampai kapan kamu tidur Baal? Kamu ngga kangen sama aku? Aku kangen tau. Hhhh lucu banget ya kita dulu, kamu tiba-tiba aja dateng nolongin aku yang jatuh karna fans kamu. Dan sejak itu kita jadi sering ketemu." Zidny menjeda kalimatnya sebentar, mengelus pelan rambut Iqbaal yang menipis akibat kemotherapy yang dijalaninya.

"Dulu aku benci tau sama kamu, pas aku liat kamu ditv aku kira kamu tuh orangnya nyebelin abisnya kamu jutek gitu eh taunya emang iya sih kamu nyebelin. Tapi aku kangen sama semua keusilan kamu. Aku kangen semua yang ada didiri kamu Baal."

Zidny menepis air matanya yang hampir menetes. Dia tidak ingin Iqbaal tau kalo dia menangis meskipun Iqbaal nggak bisa liat semua itu.

Ruangan ini tampak begitu sepi. Hanya suara helaan napas Iqbaal yang teratur dengan mata yang terpejam. Sudah hampir lima jam Zidny menemani Iqbaal. Dia tidak ingin meninggalkan Iqbaal walaupun untuk sedetik.

Perlahan Zidny menyenderkan kepalanya disamping kasur Iqbaal. Berusaha menemukan kedamaian didalamnya. Semoga saja dengan dia tertidur, Iqbaal akan datang didalam mimpinya dan itu adalah salah satu cara mengobati rasa rindu Zidny yang terpendam.

☆☆☆

Kalimat "cinta memang ngga bisa dipaksain" itu mungkin ada benernya untuk yang dialami Rendy saat ini. Coba deh kalian bayangin, dimana lo lagi ada disaat masa-masa terpuruk lo, lo udah putus asa, ngga tau mau ngapain lagi lo hidup. Dan disaat lo pengen akhirin hidup lo tiba-tiba aja ada cewek yang masuk dihidup lo tanpa lo duga. Pertemuannya dengan Dianty dihalte memang masih membekas diingatan Rendy sampai detik ini.

Rendy hanya duduk termenung dibalkon kamarnya, mengenang semua kenangannya bersama Dianty.

Hari senin adalah hari yang paling dibenci sama Rendy. Kenapa? Karena dia tuh males banget kalau disuruh berdiri ditengah lapangan sambil panas-panasan.

Karena itu, disinilah Rendy berada, dia duduk diatas meja paling pojok sambil mendengarkan lagu diearphonenya sembari menunggu upacara selesai.

Setengah jam berlalu dan para murid yang mengikuti upacara pun bubar ke kelas mereka masing-masing. Kelas Rendy mulai penuh dengan teman-temannya yang mengeluh kepanasan. Sedangkan dirinya? Tanpa perlu merasa capek berdiri dan dengan santainya dia berada dikelas sendiri.

"Anjirr panas banget gila!" ucap Tegar, sohib kentalnya Rendy.

Rendy yang mendengar keluhan Tegar hanya mengulas senyum tipis. Melihat Rendy yang tersenyum Tegar berdecih melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Apaan lo senyam-senyum. Sok manis lo!"

"Sewot amat lo. Jangan karena kelamaan dijemur otak lo jadi agak gesrek gitu. Hahahaha." Rendy turun dari atas meja dan menaruh earphonenya ditas.

Setalah itu dia mengambil ponselnya sembari keluar kelas. Namun langkahnya terhenti saat ada yang memanggilnya.

"Lo mau kemana?"  kata Tegar.

"Ke kantin, kenapa?"

"Gue titip minum Ren, sekalian sama cireng 5 kasih balado yang banyak."

"Iya bawel lo kayak emak-emak arisan."

Saat Rendy berbalik tiba-tiba saja dirinya terbentur pintu kelasnya.

Anjir! Ini kenapa pintu bisa nutup sendiri sih! Umpatnya dalam hati.

Belum selesai dia mengumpat ada cewek yang membuka pintu kelasnya.

"Aduh, sori-sori gue ngga sengaja. Tadi gue mainin pintu kelas lo dan gue ngga tau kalo lo ada didepan pintu." cerocos cewek berjilbab itu.

Rendy hanya diam. Menampilkan wajah dinginnya yang membuat cewek itu ketakutan menatapnya.

Namun setelah itu dia tersenyum tipis. Gezzzzzz, baru pertama kalinya seorang Rendy senyum sama cewek. Padahal selama ini dia selalu bersikap dingin sama cewek.

"Ngga papa. Lagian gue juga salah berdiri didepan pintu."

Cewek itu tersenyum. Senyumannya membuat Rendy tidak bisa berkutik.

"Oh iya nama gue Dianty."

Cewek itu memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangannya.

"Gue Rendy."

Pertemuan pertamanya dengan Dianty selalu terputar dalam otaknya. Bagaikan kaset rusak yang ingin dia buang. Rendy memejamkan matanya sekilas. Dia harus menyelesaikan semua ini. Dia tidak ingin melihat cewek yang dicintainya menderita.

Walaupun Rendy ngga bisa milikin Dianty. Tapi ngga ada salahnya kan kalo dia ngejaga Dianty, karna hanya itu yang bisa dia lakuin sebagai bukti tanda cintanya.

☆☆☆

Heeyyyyhoooo guys!!! Oh iya di part gue kali ini ada satu part dan yah itu cerita gue yang asli. Dimana gue ngelakuin tindakan konyol didepan cowok yang gue suka. Yah you knowlah, itu malunya setengah mampus. Tapi yaudahlah ya itu cuma masa lalu dan gue lagi proses move on. So, doain gue supaya bisa move on yak hahahaha.

Oh iya, besok gue UN guyssss. Doain supaya lancar ya dan nilainya memuaskan.
Don't forget to vote+comment. Thanks beforeeeeeee

2 April 2017
Namita Fatma

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang