19. Boom!

318 12 1
                                    

Ketika kita dihadapkan dua pilihan disitu pengorbanan dipertaruhkan.

☆☆☆

Gelap. Itu yang diliat pertama kali saat mata Dianty terbuka. Dianty mengerang keras, air matanya terus mengalir membasahi pipinya, berkali-kali dia berusaha melepaskan ikatan ditangan dan kedua kakinya. Namun nihil, ikatan tali itu sangat kencang dan kondisi Dianty yang lemah membuatnya semakin tidak mampu berbuat apa-apa.

Pandangannya mengedar sekeliling ruangan, mencari celah untuk dia kabur sembari berusaha melepaskan ikatan tali itu. Tapi gerakan Dianty terinterupsi ketika pintu perlahan terbuka dan terdapat 3 orang berdiri didaun pintu itu.

Mata Dianty menyipit, berusaha mengetahui siapa mereka tapi karena kondisi ruangan yang gelap membuat pandangannya tidak begitu jelas. Tapi ketika salah satu dari mereka mengeluarkan suara, disitulah Dianty tau siapa dalang dari semua ini.

"Hmmmmm mmmpppp hmpphhh." erang Dianty, dia terus meronta-ronta untuk dilepaskan.

Perlahan salah satu dari mereka bergerak mendekat kearah Dianty.

"Hi, ketemu lagi ya kita, Dianty Annisa." ucap suara orang tersebut.

Dianty menatap tajam orang itu, dia tidak menyangka orang itu tega melakukan hal ini padanya.

Dengan gerakan sarkasnya orang itu membuka penutup mulut Dianty, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Uhhhh cakit ya?!" ledeknya.

"Lepasin gue!" ucap Dianty dingin.

Orang itu hanya mendecih, tercetak senyum sinis dibibirnya. Dia tidak akan semudah itu melepaskan Dianty sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau. Penantiannya selama ini tidak ingin berujung sia-sia. Pandangannya yang kian menelisik kearah Dianty membuat Dianty menatap tajam pada orang itu.

Dianty hanya berdoa dalam hati supaya dia segera terbebas dari sini. Dan dia berharap agar semuanya baik-baik saja.

☆☆☆

Gebrakan pintu mengagetkan 3 orang didalamnya yang sedang berdiskusi. Mereka terkejut saat melihat Iqbaal, Rendy, Rafa dan yang lainnya mendatangi markasnya.

"MANA DIANTY!!" teriak Iqbaal yang sudah tidak bisa menahan amarahnya sejak tadi.

"Maksud lo apaansih nyari Dianty kesini!" ucap salah satu dari mereka.

Rafa menghela napas kasar diikuti dengan gerakan tangannya mengusap kasar wajahnya, pertanda dia mulai jenuh dengan semua ini.

"Lo ngga usah muna Qis! Rencana lo itu udah kebongkar semua!" ucap Rafa.

Bilqis -sang tersangka mengernyitkan alisnya, dia bingung atas tuduhan yang dilontarkan Rafa. Dia tidak mengerti apa maksud mereka mencari Dianty kemari. Memang, dia berencana untuk menculik Dianty dengan jaminan Rafa kembali padanya tapi ini bukan saatnya bahkan dia sedang menyusun rencana sekarang tapi tiba-tiba kedatangan Rafa dan lainnya menginterupsi gerakan mereka.

"Gue tau lo kan yang nyulik Dianty! Sekarang kasih tau dimana Dianty atau lo dan temen-temen lo ini bakal gue laporin ke polisi!" ancam Rendy.

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang