21. Don't You Die, please!

259 7 1
                                    

Untuk mendapatkan kebahagiaan kita dihadapkan pada dua pilihan. Bertahan atau meninggalkan.

Berlari Tanpa Kaki - GAC

☆☆☆

Langkah beberapa pasang kaki terdengar dari lorong rumah sakit ini dengan membawa seseorang yang terbaring lemah dibankar ranjang. Nampaknya mereka terburu-buru untuk membawa seseorang ke sebuah ruangan.

Dokter dan beberapa suster membawa seseorang masuk kedalam ruang ICU sedangkan yang lain menunggu diluar. Berharap-harap cemas akan keadaan orang didalam ruangan tersebut. Sudah hampir satu jam mereka menunggu dan tidak ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangan itu sampai akhirnya beberapa suster memasuki ruangan tersebut dengan tergesa-gesa.

Laki-laki yang berdiri dekat pintu itu mencegat satu suster yang ingin masuk, "Sus, temen saya ngga papa kan? Kenapa dokter ngga keluar-keluar sus dan kenapa banyak suster yang masuk keruangan ini?!" tanyanya bertubi-tubi.

Suster yang bername tag "Rina" itu menghela napas sambil menepuk bahu lelaki itu, "Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan teman anda." setelah itu suster itu masuk ke ruangan tersebut meninggalkan rasa cemas dan khawatir pada orang-orang yang ada diruang tunggu tersebut.

"Ya Allah selamatkan dia Ya Allah. Berikan dia kesempatan hidup sekali lagi." Laki-laki yang duduk tidak jauh dari ruangan itu dengan gadis dipelukannya tidak henti-hentinya memanjatkan doa.

Dua jam sudah mereka menunggu dan terus menunggu dan sampai saat ini dokter belum keluar juga dari ruangan itu. Lelaki yang memeluk gadisnya itu berdiri setelah melepaskan pelukannya. Iqbaal mendekati pintu ruangan itu berusaha melihat apa yang terjadi didalam tapi nihil dia tidak bisa melihat apapun.

"Kalo aja gue lebih cepet pasti ini ngga akan terjadi." lirih Iqbaal, wajahnya memerah karena air matanya yang terus mengalir dan amarah yang menguasainya.

Zidny gadis yang dipeluknya tadi menggenggam tangannya, mencoba memberi kekuatan untuk kekasihnya dan meyakinkannya kalau semuanya akan baik-baik saja. Yah, semoga semuanya baik-baik saja.

☆☆☆

Didalam ruangan yang serba putih dengan seseorang yang terbaring lemas diranjang dipenuhi dengan alat-alat diperutnya dan selang infus dihidungnya,   beberapa dokter dan suster yang berada diruangan tersebut tampak sibuk dengan apa yang mereka lakukan. Darah terus mengalir dibagian perut sebelah kirinya dan detak jantung yang melemah membuat para dokter harus lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Karena salah langkah sedikitpun nyawa seseorang ini tidak akan selamat.

Dilain sisi ada seseorang yang merasa sangat terpukul melihat orang yang dicintainya terbaring lemah antara hidup dan mati didalam ruangan tersebut. Berkali-kali dia mengusap kasar wajahnya sesekali terdengar hembusan napas yang dikeluarkannya.

Apa takdir mereka berakhir seperti ini? Apa Tuhan tidak mengijinkan mereka untuk bersama? Meskipun hanya untuk sesaat setidaknya dia bisa mengatakan sepatah kata untuk seseorang disana.

Suasana tegang menyelimuti didalam ruangan begitupun dengan diluar. Mereka yang ada disana berharap semoga apa yang tidak mereka inginkan tidak terjadi, semoga saja semuanya baik-baik saja meskipun kemungkinan kecil melihat kondisinya yang sangat parah.

Beberapa jam mereka menunggu akhirnya salah satu dokter keluar dari ruangan tersebut, dengan wajah lelah dokter itu menatap beberapa pasang mata yang berada disana. Melihat mimik wajah dokter itu membuat Iqbaal dan yang lainnya menunduk lemas mengerti bahwa apa yang disampaikan dokter itu tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LovepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang