12 : Drunk

988 116 27
                                    


Here are some drunk scene that might break our heart :')

Banyak yang diubah ini dari chapter ini. Perbaikan. Tapi intinya tetap sama kok.

Enjoy your night, day, or morning~

--Tomorrow Will Come--

Yoongi mengernyit heran setiap kali melihat kehadiran Jimin saat ia sedang bersama Taehyung. Sepertinya Jimin selalu ada di manapun Taehyung berada. Termasuk saat makan siang ini. "Kalian berdua berpacaran ya?" Pertanyaan Yoongi otomatis membuat Jimin dan Taehyung tersedak.

Sekarang ini sedang tren hubungan sesame jenis di kalangan anak muda dan Yoongi menduga jika Taehyung dan Jimin adalah salah satu pasangan yang mengikuti tren itu.

"Kak! Seleraku masih lebih bagus dibanding harus memilih dia." seru Taehyung tidak terima sambil menunjuk-nunjuk Jimin. Jimin menepis kasar tangan Taehyung.

"Hei! Kau kira aku mau denganmu hah? Aku sudah punya Haewon dan tentu saja dia jauh lebih berkelas dibandingkan kau!" Kali ini Jimin yang menunjuk-nunjuk Taehyung. Yoongi hanya menggeleng pelan sambil menghela napas.

"Baiklah. Aku lega karena kalian bukan gay."

"Tentu saja tidak." Seru Jimin dan Taehyung bersamaan, sambil memandang Yoongi dengan tatapan kesal.

Makan siang yang terlampau sore itu berlanjut. Yoongi hanya makan sedikit, seperti biasa. Berbeda dengan Jimin atau Taehyung yang melahap habis makanan mereka seperti orang yang sudah berminggu-minggu tidak diberi makan.

Yoongi memandangi kedua manusia didepannya itu sambil berdecak. Baginya, mengajak kedua anak itu makan bersama seperti mengajak anak bayi makan diluar.

"Makanlah yang benar. Kau itu bukan bayi, Park Jimin." Keluh Yoongi sambil menyodorkan tisu pada Jimin yang mulutnya terlihat berantakan karena saus krim dari pasta yang ia makan.

"Dia bukan bayi, Kak...." ujar Taehyung sambil mengunyah, ".... dia anak kecil." Lanjut Taehyung yang akhirnya mendapat pukulan dari Jimin di punggungnya. Yoongi tersenyum tipis melihat tingkah lucu kedua bocah itu.

"Kak, sudah berapa lama kau kenal dengan Kak Jian?" Tanya Jimin tiba-tiba. Yoongi terdiam sejenak sambil memutar-mutar garpunya.

"Ah, itu. Kami adalah teman baik. Entahlah, aku lupa sejak kapan kami berteman."

"Teman SMA?" tanya Jimin lagi. Yoongi menggeleng.

"Teman kuliah?"

Yoongi kembali menggeleng hingga membuat Jimin memautkan bibirnya. "Jadi dari mana kalian bisa berkenalan? Aku pikir cukup aneh jika Kak Jian memiliki teman musisi sepertimu. Pekerjaan kalian kan sangat berseberangan. Setahuku, kakakku hanya akan memiliki teman dokter atau perawat."

"Seberapa anehnya itu menurutmu, kalau memang sudah ditakdirkan, mereka pasti bisa bertemu, bodoh." Taehyung berkomentar pedas. Yoongi hanya terkekeh melihat tingkah kedua bocah di hadapannya itu.

"Benar juga sih, tapi kan-"

"Aku mengenal Jian dari temannya temanku. Ceritanya sangat rumit dan kurasa aku sedang tidak berminat menceritakannya padamu." Yoongi memotong perkataan Jimin.

Jimin memasang raut manja sambil mengayunkan suaranya dengan manja. "Ayolah, Kak. Ceritakan padaku. Aku tidak masalah menghabiskan energi untuk mendengar."

Taehyung memukul tengkuk Jimin, membuat Jimin meringis sambil menggeram pada Taehyung. "Mendengar saja tidak akan menguras energimu, anak kecil! Kak Yoongi yang kehabisan energi karena bercerita panjang padamu. Dasar kau ini!" sembur Taehyung.

Tomorrow Will ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang