14 : Propose

989 116 32
                                    

Enjoy~

--Tomorrow Will Come--

Namjoon membuka-tutup sebuah kotak hitam kecil berisi kalung yang sudah ia persiapkan sejak lama. Ia memandangi kotak itu sembari duduk menikmati kopinya. Permintaan bantuan Jimin tadi pagi membuat pikirannya bertambah.

"Kak Namjoon. Kau tahu, Kak Jian sedang dekat dengan siapa sekarang?" tanya Jimin saat Namjoon mengajaknya sarapan. Kebetulan, Jian sedang berjaga di rumah sakit dan Namjoon sedang libur. Namjoon berinisiatif mengajak Jimin keluar untuk sarapan. Ia tahu bahwa Jimin tidak akan sarapan dengan baik jika tidak ada sang kakak.

"Sepertinya kakakmu sedang tidak memikirkan untuk dekat dengan siapapun." Jawab Namjoon sembari menyantap wafelnya.

"Begitukah? Kak, apa kau tahu dulu Kak Jian punya pacar?"

Namjoon tampak berpikir sejenak. "Dia pernah dekat dengan seorang musisi saat internship. Jika aku tidak salah."

"Mereka putus?"

Namjoon mengedikkan bahu. "Entahlah. Aku tidak begitu mengikuti perkembangan mereka dulu. Tapi, kurasa Jian sudah tidak bersamanya lagi karena aku tidak pernah melihatnya bersama pria. Selain rekan di rumah sakit."

"Kak, menurutmu, apakah Kak Jian mungkin masih menyukai mantan kekasihnya yang musisi itu? Maksudku .... Kak Yoongi. Apakah Kak Jian masih menyukai Kak Yoongi?"

"Kenapa kau bertanya?"

"Eum .... kurasa Kak Jian menyembunyikan sesuatu dariku. Kak Jian tidak pernah menceritakan tentang hubungannya. Tapi, baru-baru ini aku mengetahui sebuah fakta bahwa Kak Jian pernah mencintai seseorang begitu dalam dan orang yang Kak Jian cintai juga tidak bisa melupakan Kak Jian."

Namjoon terdiam. Tidak begitu mengerti tentang maksud dari perkataan Jimin. Namjoon memang teman dekat Jian. Tentu saja ia tahu tentang hubungan Jian dengan Yoongi.

"Kak, maukah kau membantuku untuk mempertemukan Kak Jian dengan Kak Yoongi?"

Namjoon terbatuk sambil menepuk pelan dadanya sendiri. Sedikit terkejut dengan permintaan Jimin yang tiba-tiba. "Kau ingin menyatukan mereka kembali?"

Jimin menatap Namjoon sendu. "Jika itu bisa membuat Kak Jian bahagia, akan aku lakukan, Kak."

Namjoon menghela napas panjang mengingat perkataan Jimin. Bukannya ia tak paham apa yang Jimin maksud. Ia juga tidak ingin mengecewakan Jimin dengan menolak untuk membantu. Namun Namjoon memiliki rencana yang sudah ia siapkan sejak lama, sengaja menunggu waktu yang menurutnya tepat. Jian bukanlah kolega yang baru ia kenal satu-dua bulan. Namjoon sudah sangat dekat dengan Jian dan ia sadar ada percikan berbeda yang Namjoon rasakan setiap kali berinteraksi dengan Jian.

Namjoon ingin meresmikan perasaannya. Ingin mengungkapkan keberaniannya yang menumbuhkan rasa pada Jian. Namun permintaan Jimin tidak bisa ia abaikan begitu saja. Pikiran Namjoon bercabang. Haruskah ia mengalah dan membantu Jimin, atau tetap pada pendiriannya untuk mendapatkan Jian.

***

"Masa internshipku hampir selesai!"

Yoongi mengernyit karena suara keras Jian memenuhi studio Yoongi yang kedap suara. Lalu, ia terkekeh melihat kekasihnya yang sedang berbunga-bunga.

"Akhirnya aku bisa menikahi seorang dokter. Benar-benar dokter seutuhnya." Yoongi memutar kursinya agar menghadap Jian, lalu membuka lengannya selebar mungkin, sebagai isyarat agar Jian memeluknya.

Tomorrow Will ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang