Tin tinSuara klakson membuatku berhenti mengemasi buku paket yang akan kubawa hari ini. Aku membuka jendela kamarku terdapat Gara, sabahatku sejak SMP sudah nangkring di atas motornya. Ia melambaikan tangan padaku yang ku balas dengan mengacungkan jempol tangan.
Kembali aku mengemasi beberapa buku yang masih berada di atas meja untuk dimasukkan ke dalam tas dan segera menyambabar jaket, sebelum aku benar-benar keluar dari kamar, kupastikan kembali tampilanku, mulai dari rambut, wajah hingga seragam putih abu-abuku.
"Sip" gumamku pada diri sendiri. Kemudian aku keluar kamar menuju ruang makan. Terlihat di atas meja sudah ada roti dilapisi selai coklat dan segelas susu coklat. Aku meletakkan tasku pada kursi dan memakai jaket merah yang sedari tadi masih aku genggam. Setelah meminum susu, aku menggigit roti dan segera menuju dapur untuk berpamitan dengan mama.
"Ma, berangkat dulu ya" kataku sambil mencium tangan mama.
"Sarapannya kok model gitu?" Tunjuk mama pada roti yang masih aku pegang di tangan kiri meskipun sudah tinggal separuh.
"Nggak sempat ma, itu Gara udah nungguin di depan". Kataku, setelah itu memcium pipi mama dan segera keluar rumah dengan mulut penuh.
Aku sedikit berjalan dengan cepat mengingat jam sudah pukul setengah tujuh.
"Hai,, sorry lama". Kataku sambil menerima helm yang di sodorkan Gara dan memakainya.
"Santai, dua puluh menit cukup kok buat ke sekolah tanpa telat".
Setelah mengatakan itu, aku langsung naik ke atas motor Gara. Motor Gara membelah jalanan, untungnya tidak macet. Sekitar dua puluh satu menit kita sampai gerbang sekolah.
Gara memarkirkan motornya di parkiran khusus siswa, setelah melepas helm dan memberikannya pada Gara, aku merapikan rambutku.
"Gar, udah rapi belom?" Tanyaku dan dengan sigap Gara membantuku merapikan poniku.
"Oke cakep". Katanya sambil mengacungkan jempol.
"Gue langsung ke kelas ya, lo mau ke kantin kan tadi?" Tanyaku pada gara saat kita sudah berjalan di koridor.
"Yups, udah janjian sama Bastian".
"Oke". Kataku sambil berbelok ke kiri. Aku dan Gara tidak sekelas, aku di kelas X1 dan gara di kelas X4. Bastian itu nama temen Gara.
Saat memasuki kelas, terlihat sudah banyak siswa yang masuk terutama ketua kelasku, Agam.
Fyi nih, Agam adalah cowok yang aku taksir sejak pertama kali masuk SMA ini. Dia cowok yang baik, rajin, disiplin dan murah senyum. Selain sifatnya baik semua, fisiknya juga tidak kalah keren. Kalau Gara itu sipit, berkulit sawo matang, tinggi dan kurus sedangkan Agam dia pas. Memiliki rambut hitam lebat, alisnya tebal, matanya meneduhkan, hidung mancung bak prosotan anak TK, bibir merah tanda bahwa dia bukan anak nakal yang hobby merokok, tubuhnya tinggi, lumayan berisi karena dia juga anak basket. Oh iya satu hal yang aku suka liat saat bicara sama dia, tahi lalat kecil di bawah matanya. Nggak ada yang spesial sih, cuman aku suka aja liatin tahi lalat dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN KITA (REVISI)
AcakBerawal dari kisah konyol kita bersama, aku berharap kita akan terus seperti ini Sobat.