Aku mengikuti eskul basket di sekolah. Sial, sebenarnya aku tidak suka basket. Yang aku suka itu adalah Eskul Satra dan eskul sastra selalu mengadakan kegiatannya di perpustakaan dan aku memilih basket karena Emmy yang memaksaku terus menerus. Ia berkata bahwa pilihanku itu Kuno dan Culun. Jadi ya sudah, demi sahabat aku mengikutinya.
"Edith, awas!!!"
Bugggghhhh!
Hantaman bola basket tersebut tepat mengenai sasaran. Yaitu Wajahku. Oh Ya Tuhan ini sakit sekali. Kepalaku terasa pusing, hidungku perih dan rasanya aku ingin......
***
Aku terbangun dari rasa sakit ku tadi. Oh dan dimana aku sekarang? Aku melihat ada Zayn, Niall, Emmy , James, dan juga Harry. Mereka semua melihatku ketika aku membuka mata dengan keadaan terlentang di kasur panjang yang aku yakini ini di UKS sekolah. Astaga berarti aku pingsan?
"Edith, kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Emmy panik.
"Aku baik. Cuma agak merasa sedikit pusing"
"Kau membuatku panik setengah mati, Edith" Sahut Niall sementara Emmy langsung memandang Niall dan langsung mengibaskan rambutnya. Ehe?
"Edith, jika kau masih tidak enak badan bilang saja? Aku akan mengatakan pada gurumu untuk meminta izin memulangkanmu. Aku juga akan izin pada guruku untuk menjagamu dirumah" Ucap Zayn terdengar seperti nyanyian dewa. Dia kakakku yang sangat perhatian.
"Tidak Zayn, terima kasih. Hanya pusing biasa. Kau tidak perlu khawatir."
Tiba tiba saja bel berbunyi pertanda aku tidak tahu. Antara masuk atau istirahat.
"Astaga, sudah bel masuk kelas. Ayo kita segera cabut. Maaf Edith aku tidak bisa menemanimu. Kau tau kan? Kelas kita ada kuis sekarang. Aku tidak mau melewatkannya begitu juga Harry. Yakan Harry?." Ucap Emmy kemudian menoleh kearah Harry yang melipat tangannya di dada sambil menyender di pintu UKS.
"Ya." Ucap Harry
"Aku ingin menjagamu Edith tapi hari ini kelasku ada ujian lisan, jadi bagaimana? Apa aku harus tidak mengikuti ujiannya?" Ucap Zayn
"Oh tidak Zayn. Kau tidak perlu menjagaku. Aku baik baik saja. Aku hanya perlu berbaring"
"Uhhmm baiklah tapi bagaimana jika Niall saja?" Ucap Zayn sementara Niall langsung kaget.
"Tidak perlu. Sudah kalian masuk saja ke kelas. Setiba pulang sekolah nanti jangan lupa untuk kesini oke?"
"Tentu saja" ucap Niall girang.
"Lekas sembuh ya, Edith" Ucap James. Ahh akhirnya James membuka suaranya, sedari tadi dia hanya senyum senyum saja padaku.
Kemudian mereka semua keluar dari ruang UKS, namun Harry masih berada di ambang pintu.
"Harry, kau tidak ke kelas?" Tanyaku.
Sejurus kemudian ia menoleh kearahku dengan tatapan tidak suka "Hey, lain kali hati-hati mengerti?" Ucap Harry kemudian dia langsung pergi.
Apa dia baru saja perduli padaku?
***
"Edith, jangan terlalu banyak bergerak. Kau harus istirahat" Ucap Zayn.
Saat ini kami berempat sedang di ruang tv sedang menonton TV. Disini suasanannya agak damai karena Harry jadi lebih banyak diam, Niall serius menonton TV, dan sekarang jam tayang kesukaannya yaitu acara kartun Disney Donald Duck. Sementara Harry terkadang menonton namun terkadang juga memainkan ponselnya. Zayn sibuk memerhatikanku terkadang juga dia bertanya tentang alur film kartun kepada Niall.
"Hey, Harry lihat si Dessy. Tingkah laku nya seperti Kendall, right?" Ucap Niall. Kemudian aku langsung melihat Dessy pacar si Donald yang memang sedikit genit kepada Donald namun tetap digilai oleh bebek lainnya.
"Kau menyamai Kendall dengan seekor Bebek Centil?" Tanya Harry sambil terkekeh.
"Ya.--tidak maksudku. Cara dia mendekati Donald. Persis seperti cara Kendall mendekatimu. Namun dia tetap digilai oleh banyak siswa di sekolah"
"Hey, mengapa kalian jadi membicarakan Kendall? Kasihan dia. Dia akan bersin terus jika kalian membicarakannya" Sahut Zayn dan entah mengapa aku tertawa sekilas dengan omongannya yang ngaco.
"Niall menyukai gadis itu. Dia terus membahasnya" Ucap Harry dibarengi dengan tawa Zayn.
"Hey apa-apaan? Pada Kendall? Tentu tidak. Dia bukan tipeku. Dan hey, kalian tahu, bahkan di kotak pencilnya ia bukan membawa alat alat tulis melainkan peralatan tata rias." Seketika kemudian kami semua tertawa. Maksudku menertawai Kendall. Astaga sebenarnya ini kejam tetapi bagaimana lagi? Ini lucu.
"Jadi Harry kapan kau akan mengencani Kendall?" Tanya Zayn seketika aku langsung serius memandang Harry yang tengah berpikir.
"Tidak tahu. Aku bosan dengannya" Ucap Harry
"Aku yakin kau akan berkata begitu, adikku" Sahut Niall.
"Ya jelas saja karena Harry belum menemukan Cinta sejati, bukan begitu?" Tanya Zayn. Kemudian Harry menoleh kearah Zayn dan kearahku. Mengapa aku?
"Sudah ada. Tapi aku tidak akan memberitahunya pada kalian" Ucap Harry
"Oh ayolah, mengapa? Kau takut kami akan merebutnya darimu?" Tanya Niall. Dan Harry membalasnya dengan sebuah cengiran melebar yang dipaksa paksakan.
"Oh ya bagaimana denganmu Edith, kau menemukan seseorang yang spesial belakangan ini?" Tanya Niall
"Tidak. Edith itu milikku. Dia tidak butuh seseorang" ucap zayn lalu memelukku erat.
"Hehehe hentikkan Zayn. Uhm sebenarnya ada sih hampir. Tapi Niall, kau tidak boleh marah padaku. Dia tidak seperti yang kau kira. Dia keren" ucapku kemudian Niall hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Siapa?" Tanya Harry seketika dan aku langsung menoleh padanya. Mengapa dia ingin tahu? Apa dia tertarik dengan pembahasanku?
"Itu Rahasia. Kalian semua tidak boleh tahu" Ucapku bermain-main.
"Ayolah, Edith. Kau tidak perlu malu. Aku tahu kakakku ini lebih keren daripada dia kan? Makanya kau malu memberitahu tentang nya" Ucap Niall percaya diri.
"Ya. Tentu saja kalian lebih keren. Tapi dia juga tidak kalah keren kok Niall" ucapku sementara Harry diam memandangiku. Apa dia baik baik saja?
"Arah perbincangan yang tidak menyenangkan. Membuatku bosan" Ucap Harry kemudian bangkit dari sofa dan berjalan menaiki anak tangga yang kuyakini ia menuju kamarnya.
Dia kenapa sih? Setiap permbicaraannya mengenai aku dia selalu tidak suka dan mencoba menghindar. Apa dia tidak mau tahu tentang aku? Aku kan adikknya, ya setidaknya bagi kami semua kecuali dia. Aku hanya bisa diam sambil tersenyum paksa kepada kedua kakakku yang masih melihat Harry berjalan meninggalkan kami disini.
ToBeContinued!
