Akhirnya aku memutuskan untuk bergabung bersama mereka semua di ruang makan karena Mom memanggilku. Sedari tadi aku hanya bertanya pada diriku sendiri untuk kesana atau mengurung diri di kamar. Dan akhirnya aku mengalah, mau tidak mau aku akan melihat mereka. James dan Kendall dirumahku.
Aku datang paling akhir disaat mereka mulai menyantap hidangan yang sudah disiapkan oleh Bibi Jane dan bahkan Dad sudah ada dirumah. Oh bagus sekali.
"Edith, kemarilah." Mom memanggilku untuk duduk di sampingnya seperti biasanya.
Aku duduk di kursiku setelah itu aku melihat Harry yang ada di hadapanku dan disampingnya jelas-jelas ada Kendall. Memangnya mereka tidak bisa tidak lengket terus menerus? Menyebalkan!
"Ah kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo kita santap makanannya." Dad langsung membuka obrolan dan kemudian kami semua mulai mengambil makanan kami ke dalam piring masing-masing.
Selama makan berlangsung hanya ada suara dentingan sendok dan garpu. Semuanya terlihat fokus sekali. Sementara nafsu makanku hilang sedari tadi entah kenapa.
"Edith, ayo di makan." Mom langsung menoleh padaku dan aku hanya mengangguk.
"Bagaimana dengan Zayn dan Hellen. Apa kalian sudah siap bulan depan?" Ucap Dad dan kami semua langsung menengadah dari piring kami.
"Ya. Aku sudah siap. Begitu juga dengan Hellen." Ucap Zayn hangat. Jelas saja dia siap. Dia begitu mencintai Hellen dan bahagianya, mereka akan melangsungkan pertunangan dan direstui oleh keluarga masing-masing tentu saja. Betapa irinya aku.
"Tentu kau sudah sangat siap. Sebentar lagi kau akan menjadi tangan kanan Dad." Ucap Harry kemudian semua orang memandangnya. Aku melihat kearah Dad menghela napasnya.
"Setidaknya aku membantu orang tua. Bukan menyia-nyiakan waktu untuk bermain-main. Ingat itu Harry." Ucap Zayn tak mau kalah.
Oke disini mulai terasa panas. "James bagaimana kabar keluargamu? Haha lucu sekali mengingat nama kita sama." Dad langsung tertawa sementara James hanya tersenyum kemudian ia melayangkan pandangannya kearahku.
"Keluargaku baik Mr. Anderson." Ucap James kemudian ia menundukan kepalanya.
"Permisi, Edith??" Seseorang memanggilku dari arah luar. Seperti suara Emmy. Ah benar! Mungkin dia sudah tiba. Aku langsung permisi dari mereka semua sementara James mengerutkan keningnya. Ah mungkin dia menyadari bahwa itu adiknya.
Aku berjalan ke pintu depan dan langsung membukakan pintu untuknya. "Hey!" Aku menyapanya penuh semangat sambil memeluknya.
"Apa aku melewatkan sesuatu?"
"Tidak. Ayo masuk. Kami baru memulai makan siang bersama." Aku langsung menggandeng tangan Emmy sampai di ruang makan. Semua memandang kami aneh.
"Kita memiliki tamu lagi disini." Ucap Mom lembut kemudian aku langsung mengenalkan Emmy pada Dad dan Mom.
"Dad, Mom ini Emmy temanku dan adiknya James. Aku mengundangnya untuk datang kesini. Tidak apa-apa kan?"
"Tentu tidak apa. Mari bergabung. Kita makan sama-sama." Ucap Mom sementara Dad masih memandang Emmy secara detail.
Aku langsung menarik kursi untuk Emmy disebelahku. Dan Emmy terkejut melihat ada Kendall disini.
"Jadi kau adik James? Mengapa aku belum pernah melihatmu sebelumnya?" Tanya Dad kepada Emmy.
"Ya Om--maksudku Mr. Anderson. Sebelumnya aku belum pernah kemari setelah aku berteman dengan Meredith. Sedangkan James sudah sering kemari karena berteman lama dengan Zayn." Ucapnya enteng. Oh Emmy jika aku jadi kau aku akan berhati-hati bila berbicara pada Dad. Dia memang sifatnya seperti apa adanya.
"Baiklah. Jadi aku ingin bertanya kepada anak-anakku, bagaimana liburan kalian di amsterdam?"
Oh kali ini biarkan aku yang menjawabnya. "Menyenangkan Dad. Tetapi waktunya tidak cukup. Tidak sampai 2 hari kami di Villa dan itu menyedihkan."
"Sebentar lagi libur semester kan? Bagaimana jika libur semester saja kalian kesana lagi tentunya kalian harus mengajak teman-teman kalian yang ada disini." Ucap Dad.
"Oh tentu saja Dad. Aku akan mengajak Emmy." Ucapku kemudian Emmy terlihat girang.
"Aku mengajak kekasihku tentu saja dan juga sahabatku." Ucap Zayn melirik Hellen dan James.
"Niall, Harry kalian mengajak siapa?" Tanya Mom.
"Aku mengajak teman sebangkuku, Liam." Ucap Harry datar. Dia tidak berniat mengajak Kendall?
"Aku mengajak teman satu band ku, Louis dan juga teman sekelasku Kendall. Kendall kau mau kan?" Tanya Niall. Oh sialan!
"Tentu aku mau, mengapa tidak." Ucap Kendall sumringah lalu menyenggol lengan Harry sementara Harry terlihat tidak perduli. Oh ya jelas saja dia pura-pura tidak perduli karena ada aku disini. Mungkin jika tidak ada aku mungkin dia tidak harus berpura-pura seperti itu.
"Baguslah nikmati liburan kalian beberapa hari lagi. Khusus untuk Zayn, Hellen dan James kalian fokuskan dulu dengan ujian. Kemudian kalian bisa pergi bersama-sama. Dad dan Mom akan menunggu dirumah."
"Mengapa Dad dan Mom tidak ikut?" Tanyaku sementara Harry mendengus. Aku tahu dia senang jika mereka berdua tidak ikut.
"Itu liburan khusus kalian yang anak muda. Jadi bersenang-senanglah." Ucap Dad dan aku mendesah lega. Mungkin jika mereka berdua tidak ikut maka mereka tidak perlu melihatku yang terkadang bisa saja sedang berduaan bersama Harry. Ah tapi tidak! Rencana ini harus berhasil. Aku tetap harus mendekati James untuk menutupi hubunganku dengan Harry. Setidaknya aku menutupi dari mereka semua kecuali Niall. Oh apa jangan-jangan Niall sengaja mengajak Kendall supaya Kendall menjadi selingan Harry? Apa seperti ini rencana Niall? Tapi memang ini semua rencananyakan? Jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain ya membuat Harry kesal, marah dan cemburu. Hanya itu.
TO BE CONTINUED
Sorry for short the chapter. I'm so sick :(
And next nya mereka bakalan mulai ujian tapi gak gue ceritain masa ujiannya karena boring, jadi selama merrka ujian dan nunggu waktu libur mereka, gue mau buat mereka flashback untuk kelanjutan chapternya. Biar pada tau kalo masal kecil mereka itu rumit banget walaupun holang kayaaaa. Yaa uda deh.
