16. Sorry

2.2K 126 0
                                        

Kami sedang disibukkan dengan bersih-bersih di sekolah karena kelas 12 kini tengah menjalankan ujian akhir mereka. Jadi aku bersama Emmy memilih untuk bersih-bersih di gudang. Sementara Harry? Ah entahlah sedari tadi aku tidak melihatnya di sekolah.

"Hey, kau tahu semalam Niall menelponku, hebat bukan?" Ucap Emmy disebelahku.

"Ah benarkah? Tumben sekali." Ucapku heran.

"Ya. Dia terlihat kacau. Aku bisa lihat dari suaranya. Dia benar-benar putus asa. Ada apa dengannya?" Emmy bertanya padaku. Tentu saja aku tidak tahu mengenai Niall dan semua perubahannya yang membingungkan. Aku sendiri belum tahu mengapa dia begitu pendiam akhir-akhir ini.

"Aku tidak tahu. Tapi aku yakin dia punya masalah dan aku tidak tahu apa itu."

"Sempat ada yang tertangkap oleh telingaku bahwa dia bergumam jika ia berkata 'rasanya aku tidak siap dengan kenyataan yang akan terjadi nanti.' Aku tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Saat kutanya apa maksudnya? Dia langsung berkata tidak apa-apa. Menurutmu bagaimana?"

Aku langsung tercenung mendengar ucapan dari Emmy. Niall tidak siap menerima kenyataan? Apa maksud yang dia katakan? Apa dia mempunyai masalah yang ditutup-tutupi belakangan ini. Karena jujur Niall adalah orang yang sangat terbuka dan tentu saja dia tidak memiliki masalah apapun. Dia orang yang menyenangkan dan selalu menjauh dengan yang namanya kefrustasian dan putus asa. Dia benci saat dia mengetahui bahwa dirinya tidak seceria biasanya. Itu yang aku tahu tentang dia. Pasti sesuatu tengah menimpanya dan aku akan menemuinya sekarang juga.

"Hey hey hey Edith kau mau kemana? Pekerjaan kita belum selesai." Teriak Edith. Dan aku sudah menjauh darinya.

"Maaf Emmy, sebentar saja. Aku harus menemui Niall. Tidak apa-apa kan?"

Dia mendengus. Aku tahu dia keberatan membersihkan semuanya sendiri. "Ya sudah kalau begitu. Jangan lama-lama oke?"

Aku mengangguk padanya kemudian aku berjalan menuju kelasnya Niall yang kurasa mereka masih bersih-bersih disana.

Akhirnya aku sampai pada ruang kelasnya dan hal yang pertama kali kulihat adalah Kendall duduk berdua bersama Harry disebelahnya disebuah kursi di pojok ruangan kelas Niall. Aku langsung terkejut. Tepat disaat itu pula Harry menyadari keberadaanku setelah Kendall menepuk bahunya.

"Edith?" Ucapnya sedikit terkejut tapi aku mengabaikannya. Aku sedang tidak ingin berbasa-basi dengannya sekarang tapi mungkin nanti dirumah, aku akan menanyakannya.

"Dimana Niall?" Tanyaku melihat Kendall. Tiba-tiba saja rasa jengkel itu pun ada. Aku marah pada Harry dengan alasan yang tidak jelas tentunya dan sekarang aku mencari Niall dan malah mereka berdua yang sekarang ada di hadapanku? Oh ya tuhan.....

"Di ruang musik mungkin. Kau bisa mencarinya disana. Oh ya kau adik Harry, Niall dan Zayn?" Tanyanya yang mana langsung kujawab dengan mengangkat alisku.

"Not bad." Gumamnya yang mana terdengar jelas ditelingaku sementara Harry masih diam bak patung yunani. Ini benar-benar membosankan.

"Kalau begitu aku pergi. Maaf sudah menganggu waktu kalian." Ucapku dengan nada tidak sukaku sementara Harry langsung meneriaki namaku disaat aku sudah berlalu dari kelas sialan itu. Aku tetap harus mencari Niall. Harus fokus kepada Niall dulu setelah itu baru Harry.

Aku sampai di ruangan musik yang terlihat sepi. Dan disini terang benderang. Aku langsung melihat Niall yang memetik senar gitarnya secara malas-malasan sambil terduduk lesu di lantai bak orang yang tak berdaya. Sampai aku mendekatinya.

"Niall ada apa denganmu?" Ucapku lirih sementara ada ekspresi keterkejutannya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

My Charming BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang