Pulang sekolah, kamu tidak langsung pulang ke rumah. Ada beberapa alasan untuk tidak langsung pulang. Pertama, kamu bosan di rumah. Orangtuamu selalu sibuk bekerja, jadi kamu hanya sendirian di rumah. Kedua, kamu ingin belajar musik, jadi kamu mengikuti ekskul musik. Dan yang terakhir juga terutama adalah Donghyuk.
Donghyuk itu kakak kelasmu tahun ketiga yang sangat dihormati baik kalangan murid maupun guru. Donghyuk memiliki IQ yang tinggi, wajah tampan, ramah, ditambah jago main basket dan piano. Boyfriend goals banget kan. Makanya banyak yang jadi fans Donghyuk, tak terkecuali guru-guru.
Tapi kenyataan pahitlah yang selalu kamu telan. Donghyuk tidak akan mengenal kamu yang pada dasarnya adalah orang biasa aja, gak terkenal juga gak ansos. Kamu hanya bisa melihat Donghyuk dari jauh, ikut tersenyum apabila ia tersenyum, tertawa bila ia tertawa, sedih bila ia sedih.
Sekarang, kamu sedang duduk di bangku taman sekolah. Bukan untuk ekskul, karena hari ini kamu tidak ada ekskul. Melainkan untuk melihat Donghyuk. Donghyuk belum keluar kelas sejak bel pulang berbunyi. Mungkin ia sedang mengobrol dengsn temannya.
Benar saja, Donghyuk dan beberaps teman laki-lakinya keluar kelas. Tampak Donghyuk mengucapkan salam perpisahan dan berjalan berlawanan arah dari teman-temannya. Ternyata Donghyuk memasuki ruang musik. Kamu tersenyum. Sudah kamu duga, walaupun hari ini tidak ada jadwal ekskul, Donghyuk akan tetap bermain piano.
Kamu pun berjalan menuju ruang musik dan mengintip lewat pintu yang sedikit terbuka. Donghyuk terlihat sudah akan bersiap memainkan piano.
Dentingan piano pun mulai terdengar. Dengan lihai, jemari Donghyuk menari-nari di atas tuts piano. Kamu tahu lagu apa yang dimainkan Donghyuk, yaitu Everything-Europa Huang. Kamu terbawa suasana oleh permainan piano Donghyuk, membuat kamu tanpa sadar cengo.
Donghyuk telah selesai menyelesaikan permainannya. Kamu masih diam di tempat, menunggu apa yang akan Donghyuk lakukan.
"Kenapa gak masuk?" tiba-tiba Donghyuk bertanya entah pada siapa. Padahal di dalam ruang musik tidak ada siapa-siapa.
Lalu Donghyuk menoleh ke arah pintu dan mendapati kamu yang sedang mengintip. Saking kagetnya, kamu malah mematung.
"Masuk aja," suruh Donghyuk.
"Eh, anu kak, saya cuma mau--"
"Yaudah masuk,"
Kamu pun berjalan masuk dan duduk di tempat duduk yang dekat dengan Donghyuk. Modus dikit gak apa lah.
"Bisa main piano?" tanya Donghyuk.
"Bisa sih. Tapi gak se-pro kakak," jawabmu sambil menatap ke piano. Sesekali melirik ke arah Donghyuk.
"Bisa nyanyi lagu My Type?" tanya Donghyuk lagi.
Kamu mengangguk bersemangat karena Donghyuk menanyakan lagu kesukaanmu.
"Duet yuk?" ajaknya.
Kamu berteriak senang dalam hati. Donghyuk yang biasanya selalu kamu lihat dalam kejauhan, sekarang ia mengajakmu duet!
"Pake apa?" tanyamu. Beberapa detik kemudian, kamu tersadar bahwa itu adalah pertanyaan teraneh.
Donghyuk terkekeh, menampilkan lesung pipinya. "Aku iringi pake piano, kamu yang nyanyi ya,"
Donghyuk mulai bermain piano, dan kamu bersiap menyanyi.
"Neoneun nae chwihyangjeogyeok
nae chwihyangjeogyeok
malhaji anhado neukkimi wa
meoributeo balkkeutkkaji daNeoneun nae chwihyangjeogyeok
nan neoreul bomyeon
gajigo sipeoseo andari na
jagi jeonkkajido saenggagi na pow,"Kalian tertawa bersama setelah menyelesaikan lagu itu.
"Oh iya, tau lagu yang aku mainin tadi gak?" tanya Donghyuk.
"Tau. Everything kan?"
"Iya. Besok aku pake lagu ini pas pensi,"
"Wah, kakak ikut?!" tanyamu heboh. Jelas saja, pensi tahun lalu Donghyuk tidak tampil sama sekali, malah anak kelas lain yang tampil--yang nyatanya skill dalam piano tidak sebagus Donghyuk.
Donghyuk terkekeh. "Tonton ya, (y/n),"
Tanpa kamu sadari, Donghyuk telah menyebut namamu. Padahal kamu pikir Donghyuk sama sekali tidak mengenalmu.
***
Hari yang ditunggu pun tiba, pensi. Semua aktivitas pembelajaran ditiadakan. Semua orang bersiap untuk menampilkan bakatnya dan bersenang-senang untuk acara yang diadakan setahun sekali ini.
Saat ini kamu sedang makan takoyaki bersama Yerin, teman dekatmu.
"Kamu kapan tampil?" tanyamu pada Yerin.
"Ntar jam tiga kok," jawab Yerin dengan mulut penuh makanan.
Kamu menatap jam. Sekarang sudah jam dua siang. Kamu pun teringat, perkataan Donghyuk tadi pagi, bahwa ia akan tampil jam dua.
"Yerin! Aku duluan ya! Nih ambil aja takoyakiku!" kamu menaruh sekotak takoyakimu ke samping Yerin sambil beranjak pergi.
"Pasti mau liat Kak Donghyuk kan? Yaudah deh sana cepet! Keburu telat!" Yerin melambaikan tangan dan kamu membalasnya.
Kamu pun berlari menuju aula. Di aula, sudah banyak murid-murid yang berdesakan. Untuk saat ini, kamu bersyukur mempunyai badan yang kecil, sehingga bisa dengan mudah menerobos kerumunan.
Kamu mendengus kesal karena tidak dapat maju lebih dekat dengan panggung. Di depan, sudah dipenuhi oleh para fans Donghyuk. Dan di sinilah kamu, berdiri agak di belakang sambil naik ke kursi yang kebetulan kosong.
Tak lama kemudian, Donghyuk muncul dan duduk di depan piano, bersiap untuk bermain. Sebelum sempat bermain, matanya sibuk mencari seseorang di area penonton. Akhirnya, matamu dan mata Donghyuk saling bertemu, seketika Donghyuk tersenyum dan kamu membalasnya.
Mulailah Donghyuk bermain. Jari-jarinya dengan lihai menekan tuts piano. Wajah tampannya terlihat seperti menghayati. Seisi aula terdiam, tercengang karena permainannya atau malah karena wajahnya. Tak lama kemudian, Donghyuk telah menyelesaikan permainannya. Aula riuh akan tepuk tangan penonton.
Donghyuk berdiri lalu membungkuk sebagai ucapan hormat dan terimakasih. Tetapi setelah itu, bukannya ia kembali ke belakang panggung, ia malah mengambil mic yang ada di sana.
"Terimakasih semua yang udah nonton," ucapnya. Semua penonton kembali riuh.
"Lagu tadi kupersembahkan untuk seseorang yang sekarang lagi di tempat penonton," lanjutnya. Seisi aula heboh mendengar pernyataan Donghyuk. Ada yang marah-marah, kesel, senang, atau meledeknya.
"Sesuai judulnya, Everything," Donghyuk menjeda kalimatnya.
"You're my everyhting, (y/n)," kata Donghyuk, menyebut namamu.
Kamu membatu seketika, tidak percaya dengan perkataan Donghyuk. Siswa siswi disekelilingmu ada yang meledek, ikut senang, bahkan ada yang berucap kata kasar. Tentu saja kamu mengabaikan mereka. Saat ini yang ada dipikiranmu adalah Donghyuk. Apakah Donghyuk serius dengan ucapannya? Atau hanya sebuah permainan dare dari teman-temannya?
"Would you be my girlfriend?" tanya Donghyuk. Walaupun dari kejauhan, kamu bisa melihat mata Donghyuk yang menyiratkan ketulusan. Dan akhirnya kamu tahu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Donghyuk.
*****
Panjang kan :v
Btw, terima kritik dan saran lho.
Terima juga request an alur cerita