Hanbin

4.7K 402 10
                                        

Kamu duduk di kasurmu sambil menatap layar handphone menunggu video call dari Hanbin, pacarmu. Ia sedang pergi ke luar kota karena menghadiri pernikahan sepupunya selama 3 hari.

Tak lama kemudian, layar handphone milikmu sudah muncul wajah Hanbin.

"Haii sayang!" sapanya.

"Hanbin! Aku kangen!"

"Baru juga ditinggal dua hari. Gimana kalo seminggu,"

"Abisnya sepi sih kalo gak ada kamu," kamu mempoutkan bibir.

"Halah, paling juga rame soalnya ada Bobby," ujar Hanbin. Bobby adalah teman dekat kalian yang suka heboh sendiri.

"Rame sih rame, tapi kan cuma Bobby doang,"

"Lusa besok pulang kok. Lagi apa?" tanya Hanbin. Tampak Hanbin di layar sedang menopang dagu.

"Vidcall sama kamu--" omonganmu terputus saat pintu kamar terbuka lebar dan menampilkan sesosok lelaki khas dengan cengirannya.

"Hellaw (y/n)! Ciee, vidcall sama pacar. Ups, gue ganggu ya?" goda Bobby. Tanpa rasa bersalah, ia langsung merebahkan diri di kasur, sampingmu.

"Ish, ngapain lo di sini heh?" tanyamu kesal.

"Hellaw Binbin! Kapan pulang? (y/n) udah kangen lo!" bukannya menjawab, Bobby malah menyapa Hanbin.

"Lusa Mbob. Lu ngapain di situ? Gak ngajak-ngajak pula," Hanbin pura-pura kesal. Perlu diketahui, Hanbin tidak pernah cemburu pada Bobby. Ia sudah yakin Bobby tidak akan mengkhianatinya. Lagipula Bobby juga menganggapmu adik sendiri.

"Cie cemburu cie. Tenang aja, gue gak bakal nikung. Gue mah orangnya baik," Bobby membusungkan dada bangga.

"Iye dah serah lo,"

"Ganggu amat sih lo. Sana pulang!" usirmu.

"Iya iya gue bakal pulang kalo lo pinjemin catetan fisika," kata Bobby ditambah dengan cengirannya.

"Cengar cengir mulu, nyampe kering gigi lo tuh," ujarmu sambil mencari buku tulis fisika di tumpukan buku meja belajar.

Bobby mengambil alih handphone milikmu dan mulai mengobrol apa saja dengan Hanbin.

"Nih. Hush hush sana pergi," kamu memberikan buku tulis pada Bobby, lalu mengambil alih handphonemu.

"Ah bentar, gue lagi ngomong sama Hanbin!" Bobby merengek.

"No no. Udah sana!" kamu mendorong Bobby hingga keluar kamar.

"Bye Hanbin! Makasih ya coy!" seru Bobby sebelum kamu menutup pintumu.

"Anarkis emang," ucapmu sambil merebahkan diri di kasur.

Hanbin tertawa. "Yang tabah ya. Kamu pasti kuat kok,"

"Kek mau ngapain aja tau gak. Eh tau gak, si Babi ngganggu mulu masa, sukanya spam chat gak penting isinya paling cuma tanya pr. Palagi di sekolah, berisik banget sumpah," keluhmu.

"Oiya, Bobby katanya lagi deket sama anak kelas sebelah ya?" tanya Hanbin penasaran.

"Oh iya! Bentar, siapa itu namanya Na sapa gitu. Oh, Nayeon!" kamu menjentikan jari ketika berhasil mengingatnya.

"Kemaren dia curhat katanya Nayeon masih sok jual mahal gitu,"

"Anjir, curhat masa," kamu tertawa.

iKON(ic) ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang