"Sekarang kalian bisa potret apa aja yang ada di lingkungan sekolah kita. Gue mau ijin gak masuk ekskul ini dulu. Soalnya gue mau urusin data yang mau ikut lomba fotografi besok," kata ketua ekskul fotografi, Yunhyeong. Ia lalu menaruh kamera SLR yang digantung di lehernya ke meja.
Semua anggota ekskul pun mengangguk, dan keluar ruangan untuk memotret apa saja tak terkecuali kamu. Kamu memilih untuk memotret siswa siswi yang sedang bermain basket. Saat kamu sibuk memotret, Solji--kakak kelasmu--menepuk bahumu.
"Iya kak? Ada apa?" tanyamu sopan.
"Yunhyeong di mana?" tanya Solji.
"Katanya sih tadi mau ngurusin lomba fotografi," jawabmu.
"Kameranya dibawa gak?" tanya Solji lagi, wajahnya seperti mengharapkan sesuatu.
Kamu mengingat-ingat kembali rapat tadi. "Kayaknya sih engga, tadi aku liat cuma ditaruh di meja,"
"Nah bagus! Bisa minta tolong ambilin gak? Gue mau pinjem buat foto ootd, hehehe," pintanya.
"Eh, tapi kan--"
"Udah gak papa. Yoyo doang mah, gue sama dia juga sekelas,"
Kamu mengangguk lalu berjalan menuju ruang ekskul. Kamu menghela napas lega ketika melihat kamera milik Yunhyeong masih di meja.
Iseng, kamu menyalakan kamera itu dan membuka isinya. Kamu terkejut ketika kamu melihat hampir semua hasil potretnya adalah kamu dengan pose candid atau tanpa sadar. Bahkan ada foto yang aib.
"Lah ini kok ada foto gue banyak banget sih?" tanyamu pada diri sendiri.
"Jangan-jangan--"
"Gue suka lo,"
Kamu menengok ke asal suara yang memotong perkataanmu tadi. Tampak Yunhyeong di ambang pintu yang ngos-ngosan.
"Maksudnya?" tanyamu, pura-pura bodoh. Padahal kamu tahu maksudnya, hanya memastikan saja.
"Tadi cuma alasan aja biar bisa nyiapin surprise. Tapi karena udah tau, ya udah deh," Yunhyeong berjalan mendekatimu dan berlutut.
"Kita jadian ya?" ajak Yunhyeong.
*****