"Sst, sst! Cewek,"
"Hai cantik, sini dong,"
"Ada yang nyariin nih!"
"Yah, pergi,"
"Kejar Nu kejar!"
Kamu mendengus kesal dalam hati ketika gerombolan Hanbin, kakak kelasmu, menggoda kamu saat kamu sedang berjalan di koridor. Kamu ditugaskan untuk mengambil buku kemajuan siswa di ruang tata usaha oleh wali kelasmu pada saat jam pelajaran, sehingga koridor sepi. Jangan tanya kenapa Hanbin cs bisa keluar kelas, pada saat KBM, tentu saja mereka membolos.
'Apaan sih?! Kenapa cuma gue aja yang digituin?!' kamu menggerutu dalam hati.
Sudah lebih dari 3 bulan Hanbin dan keenam temannya menggodamu ketika berpapasan. Oh, maksudnya Hanbin dan kelima temannya. Karena salah satu dari mereka lebih suka diam dan hanya ikut tertawa jika yang lain tertawa. Kamu tidak tahu siapa dia, yang kamu tahu ia memiliki wajah polos.
***
"Gue pulang duluan ya!" kamu melambaikan tangan kepada temanmu dan berlari kecil menuju gerbang sekolah.
Belum sampai di gerbang, kamu berpapasan oleh Hanbin cs.
"Eh ada (y/n),"
"Hai cantik,"
Mereka mulai bersiul-siul menggoda kamu. Kamu hanya menampilkan senyum cengiran dan berjalan mundur.
"Gak usah takut, abang gak gigit kok,"
"Jijik sumpah abang-abangan,"
"Maklumlah, dia pengen jadi abang ojek,"
"Eh (y/n) jangan pergi dulu!"
"Chanul buruan Nul!"
Mereka malah sibuk dorong-mendorong si wajah polos. Ini kesempatan bagimu untuk kabur. Belum sempat kabur, si wajah polos itu memanggilmu.
"Ehm, (y/n),"
"I--iya?" tanyamu takut-takut.
Ia tampak menggaruk tengkuknya, ragu untuk mengatakannya.
"Aelah jangan malu-malu anjing,"
"Go Chanwoo go Chanwoo go go go!"
"Lo udah gede Nu!"
Teman-temannya memberi mereka semangat untuk berbicara. Dan kamu akhirnya tahu siapa nama lelakinyang saat ini di depanmu, Chanwoo.
"Lo--lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Chanwoo yang membuat panas menjalari pipimu. Mungkin saat ini wajahmu seperti kepiting rebus.
"Hah?" hanya itu yang bisa kamu ucapan karena syok.
"Maksud gue, sekarang lo pacar gue,"
*****
