"Toko buku dulu ya?"
"Yaudah," Jinhwan langsung menggenggam tanganmu dan berjalan menuju toko buku.
"Nanti aja deh, sekalian pulang," kamu berhenti untuk menjegah Jinhwan ke toko buku.
"Oke deh,"
Hari ini, orang tua Jinhwan pergi ke luar kota karena suatu pekerjaan, dan Jinhwan ditinggal sendirian. Karena itu, Jinhwan memintamu untuk menemaninya mencari keperluan masak makan siang dan malam nanti. Dan di sinilah kalian sekarang, di supermarket sebuah mall.
"Nanti mau makan apa?" tanyamu sembari melihat-lihat aneka macam buah.
Jinhwan di sampingmu sedang mendorong troli. "Engg, spageti? Terus siangnya cukup makan ramen cup,"
Kamu menoleh ke arah Jinhwan. "Kok mie terus?"
Jinhwan hanya nyengir. "Hari ini aja, pliss,"
"Iya deh,"
Kalian berjalan menuju tempat berbagai macam mie, pasta, saus spageti, dan lain-lain.
"Ini apa ini?" tanyamu sambil menunjukan 2 bungkus ramen.
Jinhwan tampak berpikir, sebelum akhirnya menunjuk salah satu ramen. "Ini,"
Kamu memasukan ramen dan spageti ke dalam troli. Setelah itu kalian mulai berbelanja kebutuhan lainnya.
***
Kamu memasukan spageti ke dalam panci. Saat ini kamu sedang memasak spageti untuk makan malam.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutmu.
"Buruan ya, laperr," ucap Jinhwan tepat di telingamu. Ia memelukmu dari belakang dan dagunya ia taruh di pundakmu.
"Iya-iya. Udah ah kamu tunggu di sana aja," katamu sambil berusaha melepaskan pelukannya.
"Yaudah deh," lalu dengan secepat kilat, Jinhwan mengecup pipimu.
Seketika wajahmu memerah. Kamu kemudian kembali memfokuskan pikiran dengan apa yang ada di hadapanmu.
Tak perlu waktu lama, spageti 2 porsi sudah siap. Kemudian kamu membawanya ke depan tv, tempat di mana Jinhwan berada.
"Nih,"
"Widih, enak pasti,"
"Jelaslah,"
Setelah itu tak ada percakapan lagi diantara kalian. Kalian sibuk menonton film yang ada di tv sambil memakannya. Tanpa kamu ketahui, Jinhwan menoleh ke arahmu, lalu terkikik. Lelaki itu mengambil tisu yang ada di meja.
"Kek anak kecil makannya dasar," ucap Jinhwan sambil mengelap mulutmu.
Kamu kaget karena tiba-tiba Jinhwan mengelap mulutmu. "Biarin,"
Setelah itu, kamu menaruh piringmu yang sudah kosong ke meja. Jinhwan pun mengikuti apa yang kamu lakukan.
"Nan, kuganti ya channelnya? Lagi iklan tuh," tanyamu meminta izin.
"Yaudah sana," balas Jinhwan.
Kamu langsung mengambil remot tv dan sibuk mengganti channel. Jinhwan terus menatapmu. Tiba-tiba ia menarik kucir rambutmu.
"Ish jangan!" gerutumu.
Jinhwan mendekat ke kamu. "Berantakan kek pembantu tau. Nanti tamunya bingung kok yang nerima tamu pembantu,"
"Jahat lu,"
Jinhwan terkekeh. "Sini kukucirin,"
"Emang bisa?" godamu.
"Ya ini lagi belajar,"
"Hancur sudah rambutku,"
"Hehehe, enggak kok enggak," Jinhwan terus berusaha mengucir rambutmu.
"Aduh duh sakit Nan!" rintihmu ketika rambutmu tertarik.
"Dikit lagii, nah selesai!"
Kamu mengaca pada kaca yang ada di pojok ruangan. Melihat hasilnya, kamu tertawa.
"Setidaknya lebih bagus dari yang tadi kan," dengus Jinhwan.
"Iya iyaa,"
"Tetep sayang kan?" tanyanya.
"Iyaaa,"
"Tetep cinta kan?"
"Engg, gak tau ya," godamu.
"Iseng amat nih bocah," Jinhwan langsung menggelitiki perutmu tanpa ampun.
"HAHAHAH! JINANN! UDAH NAN AMPUNN! HAHAHAHAH!"
✖✖✖✖✖
abaikan yang terakhir :v
Bayangin, belanja bareng Jinhwan, dipeluk dari belakang pas masak, dikucirin rambutnya, duh, suamiable bgt dahh :v
Entah knpa, aku ngerasa ini roman picisan Banget/? :v
Tapi tengs buat honeybean_ idenyaa💦