23.

8.5K 243 7
                                    

"Cintaku Terhalang Dinding Penjara Suci"
#part23

Alif segera menutup matanya dengan telapak tanganya berusaha untuk menepis rasa laparnya agar tidak tergoda oleh makanan yang dibawa Farel didepanya

"Tidak Farel aku sedang berpuasa, nanti bundaku bisa memarahiku kalau aku membatalkan puasaku"

"Tapi sekarang bundamu tidak ada disini Lif, aku tidak akan mengadukanmu pada bundamu, ayo kita makan bersama" bujuk Farel. Alif semakin tergoda dengan makanan yang dibawa Farel, terlebih aroma makanan itu begitu harum menusuk hidung yang begitu menggugah selera, berulang kali Alif menelan ludahnya melihat bekal yang ditawarkan Farel padanya terlihat begitu menggoda

"Ayo Alif tunggu apa lagi, kita makan bersama sebelun jam istirahat selesai" ajak Farel lagi

'Aku,,,,,,,,,"

"Uda jangan banyak mikir Alif, waktu istirahat kita sudah mau habis" Farel menggandeng tanggan Alif untuk mengajaknya makan bersamanya diluar, sejenak Alif terdiam dan tak beranjak dari tempatnya membuat Farel membalikan badan kearah Alif seraya menautkan kedua alisnya

"Ada apa lagi Alif? Kamu terlalu banyak mikir" cerca Farel kesal

"Aku tidak ingin membatalkan puasaku Farel, Allah telah memberiku adik diperut bundaku dan aku akan memenuhi nazarku. Bundaku tidak tau perbuatanku tapi Allah selalu melihat perbuatanku, itu yang selalu ayah bilang padaku" ucap Alif yakin.

"Makanlah sendiri Farel, aku tidak mengingkanya, aku akan melanjutkan puasaku dan memenuhi nazarku" sambung Alif tegas sembari kembali duduk ditempat duduknya dan melanjutkan membaca buku dongengnya. Farel tertegun dengan jawaban Alif dan menelan ludahnya kasar seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Bicaramu seperti orang dewasa saja Alif, baiklah kalau begitu aku makan dulu ya" Farel meninggalkan Alif sendirian dikelas untuk menikmati bekalnya, Alif memandang punggung Farel yang pergi meninggalkanya. Ia memegangi perutnya yang terasa semakin lapar, cacing-cacing diperutnya serasa menari didalam sana memintanya untuk segera diberi makan, dengan tekat yang kuat ia tetap berusaha melanjutakn puasanya demi memenuhi nazarnya pada Allah untuk calon adik yang begitu didambakanya.

******
Sepulang sekolah wajah Alif terlihat lesu, sopir yang biasa mengantar Alif juga merasa heran dengan sikap majikan kecilnya yang tak seperti biasanya, didalam mobil ia menghabiskan waktunya hanya dengan diam tanpa menceritakan halusinasinya tentang tokoh kartun kesayanganya seperti biasanya. Alif yang selalu ceria setiap kali pulang sekolah dengan berlari sambil berteriak memanggil dan memeluk bundanya kali ini ia berjalan memasuki rumah dengan tak bersemangat dan hanya diam seribu bahasa. Anisa dan Rizky yang kala itu sedang menonton TV diruang keluarga tak menyadari kedatangan putra kesayanganya mereka

"Assalamualaikum ayah, bunda" sapa Alif menghampiri kedua orang tuanya sembari mencium tangan orang tuanya dengan hormat seperti yang biasa ia lakukan saat sebelum berangkat dan sepulang sekolah

"Waalaikumsalam" jawab Anisa dan Rizky bebarengan

"Eeh jagoan ayah uda pulang" Rizky mengacak rambut Alif pelan seraya mencium kening dan pipinya. Anisa dan Rizky saling berpandangan menatap putra mereka yang tak seperti biasanya

"Putra bunda ini kenapa sih ko kelihatan lesu gini? Alif lapar ya karena semalam tidak sahur? Dua jam lagi magrib ko sayang, sabar ya. Bunda juga uda siapkan makanan favoritmu" ucap Anisa menangkap kedua pipi tembem Alif. Rizky tertawa saat putranya itu justru mengembangkan pipinya seperti bakpau, ingin rasanya ia mencubit pipinya yang chuby itu, tapi diurungkan saat Alif menyodorkan kertas yang ia sembunyikan dibelakang punggungnya. Sepertinya kertas itu yang menjadi beban fikiranya

Cintaku Terhalang Dinding Penjara SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang