Assalamualaikum semuanya 😊
Pertama-tama saya mau mengucapkan SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA ya, hehe. Sudah lama sekali tidak update disini, masihkah ada yg menunggu cerita yg sudah lama terbengkalai ini? Saya harap masih ada ya *ngarep 😂 dikesempatan baik dibulan Ramadhan ini, selagi ada waktu luang saya sempatkn menulis cerita ini. Semoga tidak mengecewakan. Happy ReadingDisuasan pagi yang cerah, Rizky berniat mengajak keluarga kecilnya beserta kedua mertuanya untuk menikmati udara sejuk ditaman kota supaya istri dan keluarganya bisa sedikit terhibur setelah semua masalah yang terjadi dikeluarganya beberapa waktu lalu. Raut kebahaagian terpancar jelas diwajah Anisa, bahkan lengkungan senyumannya pun bisa Rizky lihat dengan jelas diparas cantiknya meski kondisi Anisa belum sepenuhnya pulih. Dalam hati kecilnya Rizky begitu bersyukur karena rencananya telah berhasil. Kedua mertuanya mengawasi Alif yang tengah bermain bersama teman sebayanya, sementara Rizky dan Anisa memilih menikmati udara pagi disebuah kursi panjang disalah satu taman yang terletak dibawah pohon besar. Ia memilih untuk duduk karena Anisa masih harus banyak beristirahat.
"Syukur alhamdulillah ya a' ditengah hirup pikuk kota Jakarta yang padat dan penuh dengan polusi masih ada tempat yang sejuk seperti ini" ucapnya tulus
"Iya sayang, aa sengaja mengajakmu dan Alif kesini untuk menikmati udara segar setelah begitu banyak ujian yang telah kita hadapi akhir-akhir ini" ucap Rizky sembari merangkul Anisa dari samping
"Bagaimana kalau hari sabtu besok kita sekeluarga pergi berlibur ke Bali? Aa rasa ini juga baik untuk Alif sayang, kita sudah lama tidak berlibur bersama kan?" sambungnya
"Iya, aku rasa itu bukan ide yang buruk a. Kita juga tidak boleh egois dengan terus-terusan larut dalam duka, sedangkan Alif juga masih sangat membutuhkan perhatian dari kita"
"Iya sayang" Anisa menyandarkan kepalanya dibahu suaminya, Rizky semakin mempererat pelukannya. Ada rasa damai yang ia rasakan saat bisa melihat kedua orang yang begitu penting dalam hidupnya telah bisa tersenyum kembali setelah masalah yang mereka lalui.
Anisa dan Rizky mengandarkan pandanganya ke segala arah, melihat orang-orang berlalu lalang. Sebagian dari mereka ada yang kumpul bersama kelurga kecilnya, namun tak sedikit juga muda mudi yang tengah memadu kasih bersama kekasihnya masing-masing. Pandangan Anisa tertuju pada sepasang suami istri yang baru saja tiba dan duduk dikursi yang tak jauh darinya. Sepertinya wanita itu sedang hamil, terlihat dari perutnya yang membuncit, ia memperkirakan usia kandunganya berkisar 4-5 bulan. Sang suaminya pun terlihat senang mengusap perut istrinya itu, mungkin itu adalah anak pertama mereka karena mereka adalah pasangan muda yang terlihat belum lama menikah. Seolah membuka luka yang belum kering, Anisa kembali teringat akan kandunganya. Tanpa sadar ia pun mengusap perutnya, setitik air mata kembali terjatuh dipelupuk matanya.
"Tenang sayang, nanti kamu pasti akan merasakan hal seperti itu lagi, bersabarlah" sahut Rizky yang seolah mengerti apa yang sedang difikirkan dan dirasakan istrinya. Rupanya sedari tadi ia pun juga memperhatikan pasangan muda itu. Anisa mendoangakan kepalanya, memandang kearah Rizky
"Andaikan sekarang bayi kita masih ada mungkin sekarang perutku sudah sebesar itu a', dan aku juga sudah bisa merasakan gerakan dan tendanganya dalam rahimku" ucapnya pilu. Cairan bening yang sedari tadi menggenang dipelupuk matanya tak kuasa ditahanya lagi dan meluncur sempurna membasahi pipi merahnya.
"Ssstttt.... Tidak baik terus-terusan meratapi apa yang sudah terjadi sayang, semua sudah menjadi ketetapanNya yang aa yakin ini semua pasti adalah yang terbaik menurut versiNya. Kita harus selalu berfikir posotif pada Allah istriku, jangan sampai duka yang kita alami ini membuat kita menyalahkan ketetapan Allah" nasehat Rizky. Anisa tak mampu menjawab ucapan suaminya, bibirnya masih terus bergetar menahan isakan tangisnya.
Senja mulai menampakan diri dari peraduannya. Sebelum terlalu larut, Rizky pun mengajak keluarganya untuk segera bergegas pulang melaksakan sholat magrib dirumah.
*******
Awan semakin gelap, hanya ada cahaya rembulan yang menerangi gelapnya malam. Alif tertidur pulas dibalik selimut tebalnya yang bergambar batman tokoh kartun favoritnya. Daun dipepohonan bergoyang cukup kencang menandakan udara diluar sangat dingin menusuk tulang. Alif cukup terusik tatkala merasakan ada sesuatu yang mengganggunya dibawah kakinya, awalnya ia membiarkan saja dengan tetap pada posisinya memeluk guling kesayanganya, tapi karena sesuatu itu terus saja menggelitik yang membuatnya geli ia pun membuka selimut yang menutupi sekujur tubuhnya itu"Apa sih...." teriaknya seraya menyibakan selimut yang menutupi sekujur tubuhnya dengan mata yang masih sangat kantuk
"Aaawwwww......." Alif berteriak histeris tatkala melihat sebuah bayangan putih menghampirinya
"Ayah.... Bunda... Tolong Alif ayah... Ayah...." Alif terus berteriak saat bayangan putih itu terus mendekatinya dan semakin mendekat yang membuatnya semakin ketakutan. Rasa kantuknya pun hilang seketika, jantungnya berdetak tak beraturan, badanya bergetar ketakutan, namun bayangan putih itu seakan tak ingin menjauhinya mala semakin mendekatinya
"Ayaaaaahhhhh.... Bunda.... Alif takut. Pergi kamu, pergi....." teriaknya saat bandanya terpentok dinding namun bayangan itu semakin mendekatinya, badanya gemetar, karena tak kuasa Alif pun menangis sekencang-kencangnya seraya menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya, berharap kalau kedua orang tuanya segera menolongnya. Saat ia sudah semakin ketakutan tetiba lampu kamarnya menyala begitu terang
"Happy birtday Alif... Happy birtday Alif...
Happy birtday Alif... Happy birtday Alif...
Happy birtday Alif..." nyanyian selamat ulang tahun dari beberapa orang pun mengiringinya. Perlahan ia mulai membuka telapak tangan yang menutupi matanya, tangisnya mulai berhenti tatkala dilihatnya yang menyanyikan lagu ulang tahun tidak lain adalah orang-orang yang sangat disayanginya. Kedua orang tua serta oma dan opanya turun hadir untuk memberikan kejutan ulang tahun tepat pada pukul 00.00"Selamat ulang tahun sayang" ucap bundanya seraya memcium pipi chubynya kemudian diikuti oleh yang lainnya. Satu persatu keluarganya memberikan ucapan, doa, dan harapan baik untuknya. Meski wajahnya masih terlihat shock, namun Alif tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Tawa dan senyumnya terukir manis dibibir tipisnya.
"Terima kasih Ayah, bunda, oma, dan opa, Alif senang" ucap Alif seraya duduk dipangkuan bundanya.
"Iya sayang, sama-sama. Nanti sore kita rayakan ulang tahun Alif sama-sama ya" sambut Anisa
"Mana ciuman buat opa dan oma" goda opanya. Alif pun memberikan ciuman berulang kali secara random pada kakek dan neneknya.
"Alif, mau minta kado apa dari ayah dan bunda?" tanya Rizky
"Sebenarnya sih ayah dan bunda uda siapin kado istimewa buat Alif, tapi ayah dan bunda ingin tau Alif mau apa" sambung Anisa
"Ayah, bunda, Alif sudah bahagia mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kalian semua" ucapnya polos
"Ooohh... Cucu oma romantis sekali, oma gemas nak" ucap omanya seraya mencium pipi kiri Alif
"Alif juga sudah memiliki banyak mainan, apalagi yang Alif inginkan. Alif cuma ingin adik untuk teman bermain, Alif ingin ulang tahun Alif yang ketuju tahun ini Allah kasih Alif adik" harapnya dengan muka polos. Semua terdiam mendengarkan keinginan Alif. Anisa kembali menitihkan air matanya haru, andai saja ia bisa mengabulkan keinginan putranya itu, ia pun sudah sangat mendambakan anak kedua, namun memgingat kondisinya yang sekarang, bagaimana mungkin ia bisa mewujudkan keinginan putra semata wayangnya itu. Kecuali jika Allah yang memberikan keajaiban untuknya.
"Insyaallah jika Allah menghendaki, Allah akan memberikan Alif adik ya nak" sahut Rizky memecah keheningan. Tentu ia faham betul apa yang saat ini terlintas dalam benak istri tercintanya, oleh sebab itu ia pun berkata demikian.
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, vote/komen. 1 suara kalian sangat berharga buat ku untuk melanjutkan cerita ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Terhalang Dinding Penjara Suci
EspiritualANISA Gadis berasal dari keluarga berada dipaksa untuk masuk ke pesantren demi mengubah perilakunya yang manja. Ia harus rela meninggalkan semua fasilitas dirumahnya dan berpisah sementara dengan PACARAnya selama dipesantren atau biasa disebutnya dg...