4. menyelesaikan hukuman

13.2K 632 10
                                    

**malam hari**
Anisa masih terus berusaha menghafal dengan dibantu oleh teman-teman sekamarnya, ia berusaha menuruti nasehat yang diberikan Rizky sewaktu dimasjid tadi, sementara dikamar Rizky, ia sedang termenung duduk dimeja kursi dekat jendela, tanganya memegang kepalanya dan menunduk

"Sebenarnya rasa apakah ini? Mengapa dia selalu hadir dalam bayangan disetiap sholatku? Rasaku padanya mungkin tidak salah, tapi bila aku tidak bisa berkonsentrasi dengan bacaan sholatku karena bayanganya, itu tidaklah benar. Sebagai manusia biasa dan sebagai pria normal, aku menginginkanya ya Allah, jika memang dia jodohku, satukanlah kami dalam ikat suci yang engkau Ridhoi" batin Rizky.

"Assalamualaikum ya akhi (panggilan untuk saudara laki-laki sesama muslim)" sapa Hamid yang membuyarkan lamunanya

"Wa..walaikumsalam akhi" jawab Rizky terkejut

"Akhi kenapa? Sejak dari tadi ana (saya) perhatikan anta (kamu) sedang melamun"

"Tidak akhi, mungkin itu hanya perasaan anta" elak Rizky

"Akhi sedang jatuh cinta sama Anisa ya? Santri baru dipesantren ini" pertanyaan Hamid membuat Rizky terkejut, Rizky gelagapan untuk menjawabnya

"Tidak akhi, kenapa anta bisa berfikir seperti itu?"

"Ana tidak sengaja melihat anta memberikan buah pada Sasa untuk Anisa, maafkan ana akhi, bukan maksud ana memata-matai tapi ana tidak sengaja melihat dan mendengarnya. Apa benar yang ana katakan akhi?". Rizky mengangguk tanda mengiyakan

"Kenapa anta tidak mengatakanya pada Anisa?"

"Bagaimana ana bisa mengatakanya akhi, dinding penjara suci ini menginginkanku untuk membatasi cinta ini, apa yang bisa ana lakukan selain sabar dan mencintainya dalam diam"

"Akhi, ana tau islam tidak memperbolehkan kita pacaran, tapi masih ada jalan untuk ta'aruf kan? Sabar itu harus, tapi bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa dan hanya pasrah bukan?"

"Iya akhi benar, tapi dinding pesantren ini sangat membatasi pertemuan laki-laki dan perempuan, ana hanya bisa bertemu denganya saat mengajar kitab kuning saja, dan setelah itu dia kembali bersama teman-temanya, tidak ada kesempatan untuk ku berta'aruf denganya akhi" jelas Rizky

"Kalau akhi serius ingin berta'aruf denganya, bicarakanlah hal ini pada Nyai Khadijah, supaya beliau bisa mengatur pertemuan anta dan orang tuanya" saran Hamid.

"Laa adrii in kaana yuhebbonii? (saya tidak tau apakah dia mencintai saya?)"

"Apa salahnya kalau dicoba. Lagian masa pengabdian anta disini hanya kurang lima bulan lagi kan akhi"

"Iya akhi, saya akan mempertimbangkan saran akhi baik-baik"

"Jangan lupa melibatkan allah dalam menentukan pilihan akhi (sholat istiqoroh)" Hamid menepuk bahu Rizky dan pergi

"Aku mencintaimu dalam diamku, dan engkau adalah satu-satunya wanita yang ku sebut dalam setiap doaku" batin Rizky

**satu minggu kemudian**
Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam, hari berganti hari. Waktu yang ditetapkan untuk Anisa setor hafalanya telah tiba, ia berjalan menuju ruangan Nyai Khadijah dengan rasa deg deg kan, setibanya di depan pintu ruangan, telah ada Nyai khadijah yang duduk dimejanya, sementara disofa telah ada papanya dan Rizky selaku pembimbingnya saat hafalan, di luar ruangan, semua teman-teman sekamar Anisa telah menunggunya dan mendoakan Anisa agar lancar dalam menghafal

"Semangat Nis, kamu pasti bisa" ujar Ais memberi semangat dengan menepuk bahu kananya, Anisa mengangguk ragu

"Assalamualaikum" salam Anisa

Cintaku Terhalang Dinding Penjara SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang