17. Harapan Suci

10.2K 464 25
                                    

"Cintaku terhalang dinding penjara suci"
#part17

Hari semakin larut, jam dinding menunjukan pukul 23.30 Alif masih menangis terpijar. Hati Anisa seolah teriris sebila pedang tajam tiap kali mendengar suara tangisan anaknya yang mungkin saja karena kelaparan dan kehausan didalam sana, entah apa lagi yang kini sedang dirasakan oleh putranya, mengapa penderitaan seperti itu harus ditanggung bayi sekecil itu fikirnya. Badanya terkulai lemas meratapi keadaan putra tunggalnya, entah sudah berapa lama ia menangis sambil berdiri didepan kaca melihat kondisi putranya yang tak berdaya. Mata Anisa terlihat sembab dan membengkak karena terus menangisi Alif sejak ia dibawa kerumah sakit

"Sayang istirahatlah dirumah, biar aa yang menjaga putra kita disini. Badanmu terlihat sangat letih, aa gak mau kamu sakit nanti" ucap Rizky lembut yang tak tega melihat kondisi istrinya.

"Bagaimana mungkin seorang ibu bisa tidur nyenyak dirumah sedangkan keadaan anaknya sekarang seperti ini a'? Apa ada seorang ibu yang setega itu? Rasa lelahku tentu tak sebanding dengan apa yang dirasakan Alif sekarang 😭"

"A' bagaimana kalau kita temui dokter sekarang kita tanyakan apakah Alif sudah boleh minum susu atau belum? Kasihan Alif a' sejak pagi dia belum minum susu, perutnya pasti kosong. Kenapa dokter setega itu membiarkan anak bayi kelaparan" ucap Anisa sendu

"Aa ngerti ke khawatiran yang kamu rasakan sayang, tapi ini demi kebaikan anak kita. Kata dokter jika kita memaksanya untuk memberinya susu maka itu akan membahayakan paru-parunya. Saat ini kita sedang diuji Allah melalui anak kita istriku, jangan sampai kita hilang kesabaran karena Allah tak akan pernah memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambanya. Bila Allah memberi kita ujian seperti ini berarti menurut Allah kita mampu untuk melewatinya atas seizinya" ujar Rizky yang berusaha menenangkan istrinya. Anisa berhambur didada bidang suaminya mendekapnya erat

"Makasih karena aa menguatkan ku disaat kondisi seperti ini. Melihat kondisi Alif yang seperti itu membuatku lupa kalau kita punya Allah yang akan selalu menjaga malaikat kecil kita, Allah juga yang telah mengulurkan bantuanya sehingga anak kita berhasil melewati masa kritisnya karena dokter hanyalah sebagai perantaranya saja. Mkasih a sudah mengingatkanku untuk tetap tegar dalam menghadapi ujian ini"

"Sudah kewajiban kita sebagai suami istri untuk saling menguatkan, kita akan melewati ujian ini bersama-sama. Jika kamu tidak ingin pulang setidaknya duduklah dibangku itu istriku, aa akan pergi sebentar"

"Aa mau pergi kemana?"

"Aa akan meminta pertolongan pada zat yang bisa memberikan keajaiban untuk kesembuhan putra kita sayang" ucap Rizky penuh ketulusan, ia segera pergi ke masjid mengambil air wudhu dan bersiap melaksanakan sholat. Dalam sujudnya ia menumpuhkan segala apa yang menjadi beban dalam hatinya, air matanya lolos begitu saja dari matanya ketika ia bersujud penuh dengan kerendahan hati, karena sesungguhnya hanya Allah lah sebaik-baiknya penolong.

"Wahai Tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang, hamba sadar ujian ini datangnya darimu maka hanya engkaulah yang dapat merubah kesedihan ini menjadi kebahagiaan. Ku pasarahkan kesembuhan putraku hanya kepadamu, karena sesungguhnya hanya engkaulah sang maha pemberi pertolongan,amiin" Rizky menutup doanya, permintaan yang begitu tulus dari lubuk hatinya membuatnya berlinang air mata. Ketika upaya medis telah diusahakan dengan berbagai cara kini hanya Allah lah yang menjadi tumpuhanya menggantungkan segala doa dan harapanya. Ia segera kembali bersama istrinya yang dilihatnya masih bersedih memikirkan kondisi putra mereka

"Aa sudah selesai berdoanya? Kenapa mata aa terlihat begitu sembab? Apa aa tadi habis menangis?" selidik Anisa penuh tanda tanya seolah tak memberi Rizky kesempatan untuk menjawab pertanyaanya

"Aa malu menangis didepanmu istriku, tapi aa tidak malu ketika harus menangis didepan Allah untuk kesembuhan putra kita. Ini sudah sangat larut sayang, istirahatlah dipundak aa, insyaallah besok semuanya akan baik-baik saja" Anisa menyandarkan kepalanya dibahu suaminya hingga ia tertidur. Rizky pun merasakan kedamaian dan ketenangan setelah menyampaikan segala keresahan dan kecemasan dalam hatinya pada Tuhan, terlebih setelah melihat anak dan istrinya tertidur lelap, wajah Alif pun terlihat lebih tenang dari sebelum-sebelumnya.

Cintaku Terhalang Dinding Penjara SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang