Sesampainya dirumah Anisa memilih untuk langsung istirahat dikamarnya, setelah jalan-jalan di mall tadi cukup membuatnya merasa sangat letih, punggungnya pun mulai terasa sangat nyeri, namun rasa letih yang ia rasakan sekarang tak dapat menutupi rasa bahagianya bertemu dengan sahabat lamanya setelah sekian lama tak bertemu. Entah mengapa kandunganya yang kedua ini membuatnya gampang capek dan lelah, ditambah lagi rasa mual luar biasa yang selalu ia rasakan setiap pagi meski ia rutin minum obat pereda rasa mual. Anisa merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut setengah badan, ia mencoba memejamkan matanya yang sulit terpejam saat mengingat apa yang dikatakan Laily tadi yang masih menjadi pertanyaan dalam hatinya. Tak ingin larut dalam prasangka buruk ia mulai memejamkan matanya, beberapa menit kemudian ia sudah terlelap dialam mimpi. Rizky memandangi wajah istrinya yang mendamaikan
"Kasihan istriku, sepertinya dia benar-benar lelah" ucap Rizky seraya mengecup pipi istrinya, ia menyibakan selimutnya hendak mengambil posisi didekat istrinya tapi justru matanya membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya
"Darah,,,," Rizky seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat darah itu telah begitu banyak mewarnai sprei, ia mengusapkan ketiga jarinya kedarah itu untuk memastikan
"Ini benar darah, berarti,,,,,,,, 😰" mata Rizky tertuju pada istrinya yang tertidur lelap, perasaan tak enak tentang kondisi istrinya pun terlintas difikiranya mengingat bahwa saat ini Anisa tengah mengandung anak mereka.
"Sayang,,, sayang bangun, kamu mengalami pendarahan. Nis, bangun Nis" ucap Rizky panik berusaha membangunkan istrinya, menepuk pelan pipinya dan menggoyangkan badanya
"Sayang buka matamu istriku, aa mohon Nis,, Nisa,,,," Rizky semakin panik saat tak ada respon sama sekali dari istrinya. Tanpa berfikir panjang ia segera membopong tubuh istrinya untuk dibawa kerumah sakit, seakan tak peduli lengan kemeja yang dipakainya telah dipenuhi darah
"Ayah,, ayah,, bunda kenapa ayah? Kenapa ayah menggendong bunda ayah?" tanya Alif heran saat ia melihat ayahnya menggendong tubuh bundanya menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
"Alif jangan banyak bertanya dulu nak, ayah harus segera membawa bunda mu kerumah sakit" jawab Rizky dengan nafas memburu bergegas menuju garasi
"Adik Alif mau lahir ya ayah? Horeeeee asiiiikkkk,,, Alif akan segera punya adik 👏" teriak Alif girang seraya meloncat kegirangan, ia segera mengikuti ayahnya dari belakang dan menaiki mobil dengan bersemangat. Tak ada pilihan lain bagi Rizky untuk mengajak Alif ikut denganya kerumah sakit karena asisten rumah tangga mereka sedang cuti walau ia tau rumah sakit kurang baik untuk anak kecil, meninggalkan Alif dirumah sendirian pun tak mungkin ia lakukan.
**********
Setibanya dirumah sakit Anisa segera mendapatkan penanganan dari dokter specialis kandungan, ia mulai sadarkan diri dan menjalani serangkain pemeriksaan untuk memastikan kondisi kandunganya. Rizky yang menanti didepan ruangan bersama Alif merasa sangat gelisah, berulang kali ia mondar-mandir didepan pintu berharap kondisi istri dan calon anaknya baik-baik saja mengingat saat mengandung Alif dulu Anisa tak pernah mempunyai masalah apapun dengan kandunganya."Ayah, kenapa ayah mondar-mandir begitu? Adik Alif akan lahir kan ayah?" Rizky tertegun mendengar pertanyaan putranya, bagaimana mungkin Anisa melahirkan disaat usia kandunganya belum genap 3bulan, bahkan lahir prematur pun tak mungkin. Rizky berjongkok mengikuti tinggi Alif dan memeluknya putranya dengan erat
"Doakan semoga bunda dan calon adikmu baik-baik saja nak"
"Memangnya bunda dan calon adik Alif kenapa ayah? Adik Alif kan mau lahir"
"Tidak sayang, adik Alif,,,,,,,," ucapan Rizky terhenti saat dokter yang menangani Anisa keluar ruangan dengan wajah datar
"Dok, bagaimana dengan kondisi istri saya dok? Dia,, dia dan janinya baik-baik saja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Terhalang Dinding Penjara Suci
SpiritualANISA Gadis berasal dari keluarga berada dipaksa untuk masuk ke pesantren demi mengubah perilakunya yang manja. Ia harus rela meninggalkan semua fasilitas dirumahnya dan berpisah sementara dengan PACARAnya selama dipesantren atau biasa disebutnya dg...