8

508 50 2
                                    

OH TUHAN!! Aku benar benar tak tega melihatnya merintih kesakitan. Dewi fortuna, apa yang harus ku lakukan sekarang? Membawanya ke rumah sakit? atau ke apartemennya saja? Dan bagaimana caranya aku membawa tubuh Harry yang besar ini?
Ketika aku sedang berfikir keras untuk bagaimana cara membawa Harry keluar dari sini, tiba tiba Liam datang.

"Zeyta! apa yang sedang kau lakukan disini? Valey mencarimu."

"Oh my god, Liam! Syukurlah kau datang. Liam aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku membawa Harry ke rumah sakit. Dia terluka parah, ku mohon, Liam..." Ucapku memohon.

"Kau tak perlu memohon, Zeyta. Aku akan selalu membantumu dengan senang hati. Mari kita bawa Harry ke rumah sakit."

Ketika Liam akan membantu Harry berdiri, begitu juga aku, Harry berkata
"Tidak usah, aku tidak perlu pergi ke rumah sakit. Bawa aku ke apartemenku saja."

"Tapi harry, kau..."

"Tidak zeyta. Aku tidak apa apa."

"Sudahlah Zeyta, itu kemauannya. Cepat kita keluar dari sini. Disini sangat pengap" timpal Liam

Benar juga apa yang dikatakan Liam. Disini sangat pengap, jadi untuk apa berlama lama di tempat pengap ini. Aku dan Liam membawa Harry keluar dari gedung tua menuju mobil yang Liam bawa. Kami segera meluncur ke apartemen Harry.
Wait, darimana Liam tau bahwa aku sedang di dalam gedung tua ini? Ah itu tidak penting! Yang penting sekarang kita harus cepat sampai ke apartemen dan cepat cepat mengobati luka Harry.

Sesampainya di apartemen Harry, aku mendudukkan Harry di sofa apartemennya. Dia masih menutup matanya dan terkulai lemas.

"Zeyta, mari pulang. Valey mencarimu." Ajak Liam.

"Kau sudah gila?! Kau tak melihat temanmu babak belur seperti ini dan kau mengajakku pulang meninggalkan kekasihku yang sedang terkulai lemas?"

"Bukan, maksudku, setelah kita mengobati Harry."

"Tidak, Liam. Aku akan tetap disini. Aku akan menginap dengan Harry disini. Dan kau jangan khawatir. Aku akan memberitahu Valey setelah ini melalui telfon."

"Tapi...."

"Kumohon Liam, jangan paksa aku. Aku ingin bersamanya sekarang dan diapun pasti membutuhkanku. Jadi, jika kau ingin pulang, pulanglah. Terimakasih kau sudah membantuku di waktu yang tepat. Aku lagi lagi berhutang padamu." Jelasku panjang lebar.

"Umm...aa...hmm... Ya, aku akan pulang sekarang. Kau baik baik disini, Zeyta. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu."

"Baiklah."

Lalu Liam berjalan keluar meninggalkan apartemen Harry.

Tinggallah aku dan Harry sekarang. Aku segera mencari kotak P3K di dapur.
Aku mengobati Lukanya. Oh tuhan, lebam dimana mana, darah pun tak henti hentinya keluar.
Aku mengobatinya sambil menangis. Ya, aku cengeng. Aku benar benar tak tega melihat dia seperti ini.

"Aughhhh..." Rintih Harry sambil membuka matanya.

"Maaf....Maafkan aku, Harry."

"Tak apa, Zey. Hey, kenapa kau menangis?" tanya nya dengan suara yang masih lemah dan berat.

"Aku.... aku... tidak bisa melihatmu seperti ini." ucapku tersedu sedu.

"Aku tidak apa apa, baby. Sebentar lagi juga akan sembuh."

"Bagaimana kau bisa mengatakan 'tidak apa apa' sedangkan wajahmu babak belur seperti ini."

Ia terdiam. Menatapku menangis. Aku tak berhenti mengobati lukanya. Terutama pada sudut bibirnya yang terus mengeluarkan darah. Aku memantulkan pelan kain basah ke sudut bibirnya. Bibirnya terlihat menawan. Sungguh, aku merindukan bibir ini. ZEYTA! apa apaan kau ini! Fokus!

Mine [Harry Styles] // COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang