Daeun's POV
Suasana di lift begitu canggung. Sembari menunggu pintu lift terbuka, aku menyandarkan kepalaku ke tembok lift sebelah kiri sambil mengosok-gosokan kedua tanganku.
Yoongi yang ada disebelahku hanya diam tidak bersuara. Ia tidak memakai headsetnya lagi, jadi mungkinkah ia berharap aku bertanya? Atau memulai pembicaraan?
Yoongi melirikku, "Apa kabarmu?" akhirnya ia mengeluarkan suara.
Aku menatapnya, tatapan kami bertemu.
Sambil tersenyum aku berkata, "Aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu oppa?"
"Aku baik-baik saja, sedikit lelah, tetapi tetap baik." jawabnya sedikit mengeluh.
Pintu lift pun terbuka menandakan kami telah sampai di lantai yang dituju.
Sudah lama aku tidak kesini.
"Kau duluan," ucap Yoongi. Ia mempersilahkanku untuk keluar duluan.
Aku hanya mengganguk, "Aku duluan, sampai jumpa."
Aku berjalan lalu berbelok ke sebelah kanan, sedangkan ia berbelok ke sebelah kiri. Pasti Yoongi oppa mau menuju ruang latihan. Akupun duduk ditempat yang sudah Jimin katakan tadi. Sembari menggoyang-goyangkan kakiku untuk menghilangkan rasa bosan. Akupun memutuskan untuk memainkan ponselku. Membuka aplikasi kamera untuk melihat pantulanku di layar ponsel. Tidak lama terdengar suara langkah kaki.
"Wow, kau benar-benar datang!" seru Jimin sambil melambai-lambaikan tanggannya. Sebelum dia menutup pintu dibelakangnya.
Jimin berjalan kearahku sebelum tatapan kita bertemu dan akupun tersenyum karena merasa canggung. Jimin membalas senyumanku dengan memamerkan deretan gigi putihnya. Ia lalu duduk di bangku kosong yang ada di sebelahku.
"Jadi ada apa kau memanggilku kesini?" Tanyaku memulai pembicaraan sembari memasukan ponselku ke dalam tas.
Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan dua lembar tiket, "Aku hanya ingin memberikanmu ini," jawabnya sembari mengacungkan tiket tersebut.
Aku memperhatikan dua tiket tersebut, "Tiket EPILOGUE?" tanyaku tidak percaya. Aku masih merasa bingung sejak fansign terakhir karena akhir-akhir ini dewi fortuna sedang berpihak kepadaku.
Ia memberikan tiketnya kepadaku, "Ini ambilah,"
Aku pun mengambil tiketnya dan mengganguk, "Terimakasih! Tapi kenapa kau memberikan ini kepadaku?" "Maksudku, tadinya aku akan membelinya tapi sekali lagi terimakasih."
Ia tidak langsung menjawab. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dan raut wajahnya berubah menjadi lebih sendu sebelum akhirnya menjawa pertanyaanku, "Karena kau mengingatkanku pada seseorang di masa lalu."
Aku mengingatkannya pada seseorang? Apakah dia cinta pertamanya Jimin? Atau bahkan pacar pertama Jimin?! Aku sangat penasaran sekarang.
Aku memajukan posisi dudukku agar bisa mendengar dan bertanya lebih jelas, "Jika aku boleh tau, siapa dia?" tanyaku penasaran.
Jimin menatapku, "Dia adalah seorang gadis yang sangat periang, baik hati dan juga cantik. Aku hanya mengaguminya dari jauh. Bahkan aku tidak sempat bertanya siapa namanya." jawabannya lebih seperti penyesalan.
Aku menatapnya kasian. Karena jujur, perkataannya barusan membuatku amat sedih. Aku mengatur nada suara dan raut wajahku sebelum akhirnya bertanya lagi, "Kau bertemu dengannya dimana?"
"Disini. Aku rasa dulu dia trainee disini juga." jawabnya sebelum menunjuk tulisan 'BIGHIT' yang ada di dinding di hadapan kami.
Dan sekarang raut wajahnya berubah lagi. Kini wajahnya di hiasi oleh senyumannya yang sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved; myg
FanfictionDo you believe in love at first sight? Sebagian besar akan mengatakan tidak percaya. Tapi lain halnnya dengan Park Jimin, seorang idol yang langsung jatuh hati kepada fansnya yang bernama Hwang Daeun. Hwang Daeun juga menyukai Jimin. Tetapi hanya s...