Daeun's POV
Jiminpark: Aku sedang istirahat latihan, kau ada dimana sekarang? Bisa bertemu?
Deg. Aku rasa jantungku berhenti berdetak untuk sesaat.
"Hei hei ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Sujin panik.
Aku hanya menggeleng sambil terus memegang ponselku, "Tidak ada apa-apa,"
Sujin mencurigaiku, "Tapi wajahmu kenapa seperti itu," tanyanya.
"Ah sudahlah tak usah kau pikirkan," sanggahku.
Aku lalu membalas pesan dari Jimin.
Daeun95: Aku ada di cafe sekitar kampusku, kenapa kau ingin bertemu denganku?
Tring. Dia membalas sangat cepat.
Jiminpark: Oke aku akan kesana sekarang, berikan aku alamatnya
Daeun95: 84-3 Gyedong-gil, Jongno-gu
Jiminpark: Oke tunggu aku, tidak akan lama
Setelah membalas pesan dari Jimin aku melirik ke arah Sujin.
"Kau mau langsung pulang?" tanyaku.Sujin mengangkat kedua bahunya, "Aku tidak tahu, kenapa?"
"Aku ada janji dengan seseorang, tidak apa-apa kau pulang sendiri?" tanyaku lagi.
Sujin melihatku aneh, "Kau ini biasanya langsung pergi tanpa pamitan, jadi kenapa kau harus bertanya," jawabnya.
"Oke kalau begitu, aku akan pergi duluan," ucapku.
Akupun memasukan barang-barang ke dalam tasku dan segera berdiri.
"Kau pergi sekarang? Yasudah hati-hati," kata Sujin sambil melambaikan tangannya.
Aku membalas lambaiannya dan akupun langsung pergi meninggalkan Sujin dan berjalan keluar cafe
---
Sambil menunggu Jimin datang, aku memutuskan untuk duduk di halte bus dekat cafe tadi. Sambil memegang ponselku aku menggoyang-goyangkan kakiku karena bosan.
Tiba-tiba ada mobil hitam yang menghampiriku. Mobil itu berhenti persis di hadapanku. Kaca mobil tersebut diturunkan dan didalamnya ada seorang lelaki yang memakai topi dan masker tapi aku yakin ia adalah Jimin.
Jimin melambaikan tangan dan menyuruhku masuk. Akupun berdiri dan sedikit menunduk untuk memastikan saat sampai di depan pintu mobil.
"Jimin?" tanyaku pelan.
Jimin pun mengganguk dan aku dapat melihat kalau ia tersenyum walupun terhalang oleh maskernya.
Akupun menarik nafas panjang lalu membuka pintu mobilnya dan langsung duduk. Akupun menyapanya, "Annyeong,"
Jimin tidak menjawab ia hanya memperhatikanku dan tiba-tiba ia memajukan badannya kearahku untuk memasangkan seatbellku.
Refleks aku menangkupkan kedua tangan ke wajahku. Pasti saat ini wajahku semerah udang rebus.
Jimin hanya tersenyum dan duduk kembali di tempatnya.
"Safety first," ucapnya tanpa memandangku.
Setelah mengganti gigi, Jimin pun memacu mobilnya.
"Kita mau kemana?" tanyaku.
Jimin tidak menjawab, "Rahasia,"
Aku hanya menggeleng dan mengeluarkan ponselku.
"Tapi kenapa kau mau menemuiku?" tanyaku penasaran
Jimin melirik ke arahku sebentar, "Karena aku merindukanmu,"
Apa katanya? Merindukanku?
Aku berusaha mengendalikan perasaanku, "Jangan bercanda," kataku.
"Aku tidah bercanda. Aku serius," ucapnya sambil terus mengendarai mobilnya.
Aku melirik ke arahnya, "Ya ya terserah kau," kataku sambil mengayunkan tanganku ke udara.
"Ngomong-ngomong, Yoongi hyung selalu menanyakan kabarmu," ucapnya tiba-tiba.
Yoongi menanyakan kabarku kepada Jimin?
Aku menautkan kedua alisku, "Kenapa ia tidak menanyakan kabarku langsung kepadaku?" tanyaku bingung.
Jimin menaikan kedua bahunya sambil berkata, "Aku tidak tahu, dia suka aneh,"
Kira-kira sudah sekitar setengah jam kami berada di dalam mobil. Aku maupun Jimin sama-sama tidak mengeluarkan suara daritadi. Aku sedikit lelah karena tadi pagi aku berada di kampus.
"Ya kita sudah sampai," seru Jimin tiba-tiba.
Aku melihat sekeliling. Jimin mengajaku ke sebuah restoran yang berkonsep taman. Restorannya terlihat cukup bagus untuk disewa jika ada pesta disini. Disini terlihat begitu tenang dan sepi.
Aku dan Jimin pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam restoran. Jimin lagsung berjalan menuju meja resepsionis dan berbicara dengan seorang pelayan. Pelayan tersebut lalu mengajak kami berdua menuju meja yang terletak di dekat air mancur.
Meja di restoran ini cukup unik. Mereka memakai meja taman yang biasa dipakai jika ada pesta barbeque.
"Kau mau memesan apa?" tanya Jimin kepadaku.
Aku yang sedang membaca daftar menu hanya menggeleng, "Aku tidak tahu, pesankan aku makanan yang sama denganmu,"
"Oke kalau begitu," jawabnya dan ia langsung memanggil pelayan dan memesankan makanan.
"Kami memesan dua tenderloin steak dan dua lime mojito," dikte Jimin kepada pelayan tersebut. Pelayan itu pun pergi setelah memastikan pesanan kami.
Setelah menunggu sekitar 15 menit makanan kami pun datang. Aku dan Jimin langsung memakannya sampai habis.
"Jadi kau adalah seorang mahasiswa?" tanyanya memulai pembicaraan.
Setelah meneguk lime mojitoku aku menjawab pertanyaannya, "Yup benar, tepatnya aku mahasiswa jurusan fashion design,"
"Aku sangat ingin pergi kuliah, tapi kau tau aku sibuk," katanya.
Aku hanya mengganguk mengiyakan perkataannya.
Jimin menatapku lekat-lekat dan membuatku sedikit merasa canggung. Bukan canggung tepatnya melainkan malu. Bagaimana tidak, ia adalah idolaku.
Jimin tersenyum dan berkata, "Kau benar-benar sangat cantik," katanya malu-malu.
Aku yang mendengar perkataannya hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang sudah berubah merah.
Tiba-tiba kami dikagetkan dengan suara telfon Jimin.
Kring~
Jimin pun mengambil ponsel dari saku celananya.
"Halo?" ucap Jimin.
Seketika raut wajahnya berubah panik. Apa yang terjadi?
"Apa Yoongi hyung?! Aku akan segera kesana," kata Jimin panik.
Jimin pun berdiri dan menatapku seperti memikirkan sesuatu. Ia pun menggeleng dan menarik tanganku.
"Kau juga temannya, cepat ikut aku," ucap Jimin.
---
update lagi nih whoop whoop~
pada suka cerita ini ga kalian?;-;
kok aku rada sedih ya:(vomentnya ya guys kalau suka><
btw aku ganti cover beloved karena pingin aja diganti wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved; myg
FanfictionDo you believe in love at first sight? Sebagian besar akan mengatakan tidak percaya. Tapi lain halnnya dengan Park Jimin, seorang idol yang langsung jatuh hati kepada fansnya yang bernama Hwang Daeun. Hwang Daeun juga menyukai Jimin. Tetapi hanya s...