Treat

893 181 44
                                    

Daeun's POV

Satu persatu anak tangga ku naiki, dihadapanku ada seorang pria bertumbuh tidak terlalu tinggu jika dibandingkan dengan teman-temannya tapi cukup tinggi jika disandingkan dengan tinggi badanku.

Pria dihadapanku ini berhenti, refleks aku pun berhenti. Ia memegang kenop pintu dan membukanya. Kami sudah sampai di rooftop. Rooftop gedung bighit tidak terlalu besar, tapi memiliki pemandangan kota yang hebat.

"Jadi,kapan kau kembali?" ujar Yoongi sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu yang tadi telah ia tutup kembali.

"Aku kembali 2 tahun yang lalu," jawabku tanpa ragu-ragu.

Aku melirik ke arah Yoongi. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa kau pergi tanpa memberitahuku?" tanyanya.

Aku memberanikan diri untuk menatap matanya dan menjawab, "Aku sudah mencobanya,"

Wajah Yoongi seketika berubah kecewa atau lebih tepatnya sedih, "Maafkan aku," ucapnya.

Ia menggaruk-garuk tengkuknya dan tiba-tiba ia menggerang, "Tapi kenapa kau tidak  mengabariku saat kau kembali?" tanyanya frustasi.

Aku menunduk, ingin rasanya aku berkata jujur. Tapi apa apa yang aku pikirkan dan aku ucapkan berbeda, "Apakah aku harus?" ucapku.

Ia terlihat kecewa dengan jawabanku. Ia lalu menunduk sambil berkata, "Harus. Kau tidak berhak membuatku khawatir," tegasnya. "Sudah cukup kau pergi tanpa mengabariku," tambahnya.

Mataku mulai berair. Yoongi masih seperti dulu batinku.

Aku menunduk sebab aku tidak berani menatap matanya. Dengan hati-hati aku menjawab, "Kau tahu, aku sudah mencoba menghubungimu sebelum aku pergi. Tapi kau sibuk, dengan jadwal idolmu,"

"Tapi, maafkan aku,aku tidak berusaha keras untuk memberitahumu," ucapku. Aku melirik ke arahnya dan seketika air mataku jatuh saat Yoongi berjalan menghampiriku.

Ia memelukku. Pelukannya sangat hangat dan nyaman. Pelukannya Bisa membuat aku merasa aman dan nyaman.

Sembari mengelus punggungku Yoongi berkata, "Sudah lah ini bukan salahmu sepenuhnya," "Maafkan aku juga," ucapnya lagi.

---

Jimin,Jungkook dan Taehyung yang sedang duduk-duduk di bangtan room seketika berdiri saat melihat aku dan Yoongi masuk.

"Hyung!! Apa yang terjadi?" tanya Jimin sembari menghampiri kami.

"Nanti aku ceritakan, setelah aku mengantarkan Daeun pulang," jawab Yoongi.

"Tidak usah mengantarku. Aku bisa pulang sendiri," jawabku sambil
melirik ketiga pria yang ada di hadapanku dan juga Yoongi yang ada di sampingku.

Jujur aku merasa terintimidasi saat mereka menatapku seperti ini.

Taehyung tiba-tiba sudah ada di hadapanku dan bertanya, "Jadi apakah kau seumuran dengan Yoongi hyung,noona?"

Jungkook menepuk bahu Taehyung sambil berkata, "Kau ini tidak sopan hyung, menanyakan umur seseorang yang baru kau kenal,"

Taehyung hanya menyengir mengeluarkan senyum kotaknya. Aku yang melihatnya refleks tersenyum juga.

"Ah tidak apa-apa Jungkook-ssi," ucapku kepada Jungkook, "Aku tidak seumuran dengan Yoongi oppa," jawabku kepada Taehyung.

Jimin yang daritadi memperhatikan tingkah laku kami tiba-tiba bertanya, "Jadi kau lebih muda dari Yoong hyung,"

"Yap," aku mengiyakan, "Aku seumuran dengan kalian," tambahku sembari mengarahkan tanganku kearah Jimin dan Taehyung.

"Wah kita bisa berteman kalau begitu!" seru Taehyung.

Aku hanya mengganguk mengiyakan.

"Sudah mengobrolnya?" tanya Yoongi.

Semua orang yang ada di ruangan itu menatap Yoongi bingung. Termasuk aku.

Yoongi menepuk bahuku, "Aku tunggu di parkiran bawah, kau pamitan dulu sama mereka," ucapnya sedikit berbisik. Ia pun keluar dari bangtan room tanpa pamitan.

"Kenapa hyung itu?" tanya Jungkook.

Jimin hanya mengangkat pundaknya menandakan bahwa ia tidak tahu.

Tidak ingin membuat Yoongi menunggu lama, aku lalu berpamitan kepada Jimin, Taehyung dan Jungkook.

"Aku pulang duluan,sampai jumpa lagi," kataku berpamitan.

"Jangan sungkan kalau kau mau main kesini,kita kan sudah berteman," timpal Taehyung.

Aku hanya menyengir dan mengangguk pulang.

Jungkook melambaikan tangannya sambil berkata, "Sampai jumpa! Lapor kami ya kalau Yoongi hyung ugal-ugalan,"

Aku hanya mengacungkan jempolku dan bersiap untuk keluar namun tiba-tiba Jimin menepuk bahuku pelan, "Aku akan mengantarkanmu sampai kebawah,boleh?" tanyanya.

Aku tidak ingin menolak karena ya dia masih biasku sehingga aku hanya mengangguk.

---

Kami berdua pun hampir sampai di basement saat Jimin bertanya, "Kau deket dengan Yoongi hyung dari kapan?"

"Aku berteman dengannya sudah lama," jawabku.

Bibir Jimin membentuk huruf O menandakan bahwa dia mengerti.

"Kau berpacaran dengan Yoongi hyung ya?" tanya penasaran.

Aku sedikit kaget dengan pertanyaannya tapi sedetik kemudian aku menjawab, "Tidak kami hanya teman,"

"Ah begitu ya," katanya sambil tersenyum,mengeluarkan eye smilenya.

Kami berhenti saat melihat sosok Min Yoongi sedang bersandar di sebuah mobil hitam.

Keliatannya ia sudah bosan menungguku sehingga dengan cepat aku berpamitan dengan Jimin.

"Aku duluan ya, sampai jumpa," kataku sambil melambaikan tangan dan meninggalkan Jimin.

"Kau lama sekali, aku ngantuk," ucap Yoongi saat aku tiba di hadapannya.

"Tidak usah mengantarku kalau begitu, aku bisa pulang sendiri," jawabku.

Yoongi membuka pintu mobil dan berkata, "Cepat masuk, kita berangkat,"

Aku hanya mengerinyitkan dahiku melihat tingkahnya. Jujur aku rindu sifatnya yang seperti ini. Tapi aku lebih suka Min Yoongi yang penuh aegyo.

---


hai! setelah seminggu ga update akhirnya update juga yeay>~<

ada yg nungguin cerita ini gasih'^'

Beloved; myg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang