Yarn

775 157 34
                                    


Daeun's POV


Karena jadwal kuliahku yang sudah selesai hari ini, aku memutuskan pergi menuju perpustakaan untuk menemu Sujin.

Aku berjalan saat tidak sengaja aku menguping percakapaan Mahasiswi lain

'Nanti saja lah pergi ke perpustakaanya, disana penuh sekali katanya'

'Tumben bisa penuh'

'Kita ke taman saja yuk'


Karena aku tidak suka tempat yang ramai aku memutuskan untuk menelfon Sujin.


"yeoboseyo?" sapaku.

"Daeun kau dimana?Cepat datang, disini sangat ramai. Nanti kau tak dapat tempat duduk," ucap Sujin.

"Kita ketemuan di cafe depan kampus saja, seperti biasa. Ku tunggu kau" kataku sembari langsung menutup telfonnya.

Akupun berjalan berbalik arah .


---


Aku sudah sampai di cafe yang terletak di sebrang kampusku. Dan aku duduk di pojok dekat dengan jendela yang langsung mengarah ke jalan. Sambil menunggu Sujin datang, aku meminum caramel latte yang tadi aku pesan. Sesekali aku melihat ke arah jendela dimana banyak orang-orang sedang berlalu-lalang.

Sudah 3 hari sejak Yoongi mengantarku pulang ke rumah dan Jimin yang menelfonku hari itu. Yoongi belum mengabariku lagi sejak saat itu namun Jimin selalu saja mengirimiku pesan. Aku senang karena Jimin selalu mengabariku.

BTS memang sedang sibuk-sibuknya mereka akan melakukan konser di Seoul dan juga di luar negeri sehingga aku pikir mereka selalu sibuk latihan.

Brak

Aku terperanjat mendengar suara meja yang di gebrak oleh Sujin. Aku hanya menatap wajahnya dengan kesal karena sudah hampir satu jam aku menunggunya.

"Hehe maafkan sudah menunggu lama, tadi di perpus antriannya panjang," ucap Sujin sembari menarik kursi dan duduk dihadapanku.

"Terserah, aku tidak peduli alasanmu. Intinya kau lama," kataku sebal.

Sujin hanya menyengir ria.

Sujin memajukan kursinya dan berkata, "Oh iya,ngomong-ngomong apa yang ingin kau bicarakan?"

"Kau tahu tidak kalau dulu aku punya sahabat laki-laki?" tanyaku kepadanya.

Ia seperti berpikir sejenak, "Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat kau pernah menceritakannya," jawabnya panjang lebar.

Aku memajukan posisi dudukku, "Kau pasti tidak akan percaya jika aku menyebutkan namanya.." "mungkin kau akan menganggap aku mengada-ngada," kataku sedikit berbisik.

Sujin terlihat bergitu penasaran.

"Cepatlah katakan apa itu!" serunya.

"Ssstt, kau ini jangan berisik," tegurku.

Aku meminum seteguk caramel latte ku dan berkata, "Baiklah mari kita mulai,"

"Kau tau kan aku mempunyai teman dekat atau bisa dibilang seorang sahabat dari aku duduk dibangku sekolah menengah pertama?" ucapku kepada Sujin.

Beloved; myg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang