Strained

844 166 57
                                    

Daeun's POV

Kota Seoul saat malam hari begitu indah. Lampu gedung-gedung pencakar langit yang bersinar terang. Serta orang-orang yang masih lalu lalang membuat kota ini terlihat begitu hidup saat malam tiba.

Beberapa saat yang lalu aku baru keluar dari gedung bighit. Yoongi bersikeras untuk mengantarku pulang.

Aku duduk di kursi sebelah Yoongi. Ia menyetir mobilnya begitu fokus sampai aku tidak berani untuk mengajaknya berbicara. Tapi ia terlihat begitu menawan saat ia serius.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" ucapan Yoongi sukses membuatku tercekat.

Ternyata ia sadar kalau aku menatapnya sejak tadi.

"A-Aku tidak menatapmu kok," kataku sembari memalingkan wajahku ke kaca yang ada di sebelah kanan.

Yoongi terkikik.

Tunggu,apa?

Kenapa ia tertawa?

Ia melanjutkan, "Kau selalu saja salah tingkah kalau kau ketawan sedang menatapku,"

Aku mendeham kesal, tanpa memindahkan posisi kepalaku yang menempel ke kaca jendela aku berkata, "Tidak tidak pernah,"

"Tidak pernah terlewat maksudnya?" kata Yoongi.

Aku menatapnya dengan wajah kesal. Bibirku cemberut dan aku menyilangkan tanganku.

"Terserah kau," kataku kesal.

Yoongi tiba-tiba mengelus rambutku. Tangan kirinya ada di setir pengemudi sedangkan tangan kanannya mengelus rambutku, "Aigoo Daeunnie tidak usah marah begitu," ucapnya penuh aegyo.

Aku tercekat mendengar ucapannya. Tanggannya masih berada di atas kepalaku. Aku pun berusaha membetulkan posisi dudukku karena ini terasa sangat canggung. Yoongi pun seperti tersadar dan langsung menurunkan tangannya.

Ia melirikku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku kembali fokus melihat pemandangan di sebelahku dan tidak terasa akupun tertidur.

"Kalau kau sudah selesai tidurnya cepat turun. Kita sudah sampai," ucapan Yoongi sukses membuatku terbangun.

Aku mengucek mataku dan melihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 9 malam. Masih dalam keadaan setengah sadar aku melihat ke sekeliling dan ternyata aku sudah berada di depan rumahku.

"Kenapa kau tidak membangunkanku sebelum sampai?" tanyaku.

"Kau tidur begitu damai, aku tidak tega membangunkanmu," jawabnya.

Aku hanya meliriknya sembari memakai kembali tas selempangku dan merapihkan rokku.

"Kau mau mampir?" tawarku.

Yoongi menggeleng, "Tidak, aku tidak ingin merepotkanmu. Aku tidak membawa masker," katanya.

Aku baru sadar kalau daritadi ia tidak memakai masker. Yoongi hanya mengenakan topi hitam yang dipadukan dengan jaket hitamnya.

"Lagian ini sudah malam, kau butuh istirahat," tambahnya lagi.

"Yasudah kalau begitu, hati-hati di jalan," kataku sambil membuka pintu mobil.

Akupun turun dari mobil dan melambaikan tangan kepadanya.

Yoongi hanya mengangguk dan berkata, "Jaljayo," (selamat malam/tidur yang nyeyak)

Ia pun menjalankan mobilnya dan pergi dari hadapanku.

Akupun berbalik dan berjalan masuk ke rumahku.


---

Tring.

Siapa yang mengirim pesan malam-malam begini? batinku.

Aku pun memainkan ponselku untuk mengecek pesan kakaotalk yang masuk sambil berbaring di kasurku.



Jiminpark: Kau sudah sampai rumah?

Daeun95: Sudah. Terimakasih lah kepada hyungmu yang sudah membawaku pulang dengan selamatㅋㅋㅋㅋ~

Jiminpark: Yoongi hyung belum kembali ke dorm tapi

Apa? Kenapa dia tidak langsung kembali?

Daeun95: Kau serius?! Kemana dia?

Jiminpark: Aku tidak tahu. Makanya tadi aku mau tanya padamu

Daeun95: Coba kau telfon dia

Jiminpark: Jungkookie sedang mencoba menelfonnya

Jiminpark: AH YOONGI HYUNG SUDAH DATANG

Syukurlah.

Jiminpark: Maaf sudah membuatmu khawatir Daeunnie;)

Jiminpark: Sudah malam, kau harus tidur. Tidak baik seorang perempuan tidur terlalu larut

Daeun95: Kau sendiri belum tidur

Jiminpark: Aku akan pergi tidur setelah aku berbicara dengan Yoongi hyung

Jiminpark: Kau tidurlah, duluan.

Daeun95: Aku belum terlalu ngantuk

Jiminpark: Kau ini keras kepala huh?
Jiminpark: Ehm, ngomong-ngomong.. Bolehkah aku mendengarkan suaramu sebelum aku pergi tidur?

Deg deg. Seketika jantungku berdetak cepat.

Jiminpark is calling you, answer or ignore?

Akupun menekan tombol answer.

"Yeoboseyo?" kata suara di sebrang telfon.

"Ne, Jimin-ssi. Ada apa?" tanyaku

"Hahaha kau begitu kaku ya," suara tertawanya begitu merdu ditelingaku.

"Maksudmu?" tanyaku bingung.

"Tidak usah memanggilku Jimin-ssi, cukup Jimin atau Jiminnie" jawabnya dengan semangat.

"Ah, akan kuusahakan"

"Kau tidur lah, sudah malam"

"Aku akan pergi tidur sebentar lagi"

"Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam dan mendengarkan suaramu" ucap Jimin.

Aku hanya memautkan kedua alisku.

"Aku akan pergi tidur, aku tutup telfonnya ya?" ucapnya.

"Selamat malam Daeunnie"

"Jaljayoo" katanya dan seketika sambungan telfonku terputus. (selamat malam)


Senyumanku berkembang sangat lebar. Saking lebarnya bisa-bisa orang menyebutku gila saat melihatku tersenyum begini.

why i'm suddenly feeling butterflies in my stomach??

---


Cie update lagi nih

Kalian #TeamDaeunSuga atau #TeamDaeunJimin wkwk

ohiya guys vomentnya jangan lupa yes^^

Beloved; myg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang