PART 30 'SURAT KECIL HARRY'

91 14 0
                                    


***

"Dear, my princess.

Agustus, 1997.
Awal pertemuan yang indah bukan? Aku menghampirimu dan menanyakan siapa namamu. Saat itu aku hanya bertanya-tanya kenapa kau tidak ikut bergabung dengan anak-anak lainnya. Tapi sekarang aku mengerti apa alasan mu, mereka tidak menerimamu sebagai teman bukan?. Aku hanya murid baru di kelas itu dan mungkin aku menjadi orang pertama yang menanyakan nama mu setelah bu guru. Awalnya aku menolak mentah-mentah untuk di pindahkan ke sekolah itu, entah apa alasannya. Tapi sekarang aku tidak menyesal setelah bertemu denganmu.

Agustus, 1999.
Aku berteriak memanggil namamu hanya untuk menanyai dimana kamar mandi di sekolah baru kita. Hanya aku dan kamu yang mengetahui kamar mandi rahasia kita. Di sebelah lorong gelap dan kata kebanyakan orang dipenuhi hantu, ingat?. Pertemuan kita di taman kanak-kanak menghasilkan tali kepompong yang kuat.

Agustus, 2011.
Aku ingat hari waktu kita dihukum hanya karena terlambat masuk kelas baru. Itu menyebalkan sekali bagiku. Bukan hukumannya yang menyebalkan, tapi karena kau pingsan di tengah lapangan. Kau tahu? Kau berat sekali waktu ku gendong menuju UKS. Untung saja Emily ada di situ, jadi aku bisa tenang melanjutkan hukuman.

Augustus, 2014.
Kau memperkenalkan Niall padaku. Kau bilang dia teman baru kita, tapi menurutku dia saingan baru untukku. Lihat saja penampilan Niall saat pertama kali bertemu kita, dia tampan dan cool. Aku takut tersaingi olehnya.

Desember, 2014.
Aku ingat hari itu, sangat ingat. Bahkan masih terbayang jelas di otakku sampai saat ini. Malam dimana Niall menyatakan cinta padamu dan menolak lelaki itu mentah-mentah. Bukan sebuah keributan lagi yang terjadi di rumahmu, melainkan sebuah agedan 18+ terjadi. Pertengkaran hebat yang hampir membuat persahabatan kita retak. Dan malam itu juga malam terakhir aku melihat senyum indah yang kau miliki.

Agustus, 2015.
Aku terbangun dari komaku setelah 6 bulan aku tidak sadarkan diri. Aku tidak mengingat siapa pun selain diri mu. Hanya nama Hazel yang tercetak jelas di nadiku. Bukan Niall, Gemma, Anne, Emily atau Mr. Styles yang aku ingat. Tapi saat itu hanya Emily yang berada di sampingku. Aku selalu bertanya-tanya kepada angin malam, kemana perginya sang pujaan hati?.

Desember, 2015.
Aku mulai mengingat segalanya. Mengingat siapa itu Emily dan dirimu. Aku rindu kamu waktu itu, tapi kamu tak kunjung datang menjengukku. Hingga akhirnya aku mendengar kabar kelulusan para mahasiswa tercinta. Dalam diam, aku memendam rasa cintaku kepadamu.

Maret, 2016.
Awal pertemuan seorang Edward O'banon dengan Hazel Lenia. Itu bukanlah Harry yang kau temui, melainkan Edward. Edward sangat berbeda dengan Harry. Sosok yang dingin dan pemarah di hadapanmu, tapi menangis merindukanmu di setiap malam. Aku benci menjadi Edward, tapi itu kewajibanku untuk menjaga mu dari jauh. Maafkan aku yang telah berbohong tentang siapa diriku sebenarnya.

April, 2016.
Aku dengar dari Niall katanya kau jatuh sakit di rumah sakit. Aku bukan orang bodoh yang hanya terdiam dirumah begitu mendengar bahwa gadis yang aku cintai masuk rumah sakit. Bukan Harry namanya kalau tidak nekat kabur dari jendela rumah daddy. Ya aku nekat kabur hanya untuk menemuimu dan akhirnya kau terbangun.

Juli, 2016.
Aku tahu kau menyadari bahwa aku ini Hazza. Tapi aku masih tetap bersih keras untuk menutupi segalanya. Aku memang bodoh, tapi ini jalan satu-satunya agar aku bisa menjagamu dari setan neraka yang berpura-pura menjadi manusia. Daddy menjadi penyebab utama aku menjauhi dirimu. Jangan benci keluargaku atas kejadian ini. Jangan benci aku juga karena aku telah bodoh membohongimu.

Agustus, 2016.
Baru saja aku ingin mengakui siapa diriku sebenarnya, tapi itu semua seakan terlambat. Kau jatuh sakit dan kemungkinan kau akan bangun sangatlah kecil. Memang ini gila, tapi ini adanya. Ini kenyataan yang harus siap kau terima. Aku tak akan melakukan hal bodoh lagi kali ini. Hal bodoh itu adalah dengan aku membiarkan kau pergi selamanya. Itu jauh lebih bodoh dari aku mendonorkan paru-paruku untuk gadisku tercinta. Biarkan aku menebus kesalahanku dengan memberikan paru-paruku untuk kau hidup kembali. Bukan kau yang mengemis tapi aku yang memberikannya untukmu. Anggap ini sebagai tanda cintaku untuk dirimu. Berarti, mulai sekarang darahku mengalir di tubuhmu. Setiap nafasmu menjadi milikku. Setiap nafas yang kau keluarkan, ada jutaan dendam juga yang kau keluarkan bersamanya. Jangan salahkan aku yang memang bodoh, tapi salahkan dirimu yang tidak memaksa ku untuk membuka rahasia bodoh itu dari dulu.

September, 2016.
Jika kau terbangun nanti, aku pastikan kau akan baik-baik saja dengan paru-paru barumu. Ketika kau membuka mata nanti, jangan menangis jika tidak ada lagi Edward di sebelahmu. Karena Edward dan Harry sudah benar-benar pergi. Jangan biarkan setetes air mata pun jatuh dari matamu. Aku sudah menyuruh Niall untuk menjagamu. Jangan khawatir kan aku.

Salam, Harry Edward Styles"

Jangan salahkan aku jika air mata ini menetes, Harry. Kau pergi begitu cepat. Dan sekarang kau pergi untuk selama-lamanya.

"Kau Harry, di dalam tubuhmu ada Harry." Ucap daddy.

"Aku akan menjaga mu sama seperti aku menjaga Harry dan Hazel dalam satu jiwa." Niall ikut bicara.

"Walau aku tidak mengenal Harry lebih dalam, aku tau cinta Harry begitu besar untuk mu." Louis yang sedari tadi diam mulai angkat bicara.

"Jangan salahkan aku jika air mata ini menetes."

"Jangan menangis seperti yang Harry mau."

"Antar aku ke pemakam Harry."

***

Cape, Tau!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang