(play the song on the side while reading the chapter. It's Salvation by Gabrielle Aplin)
Chapter 15: Misconception
Sam's POV
Aku tetap berdiri ditempat yang sama. Tubuhku seakan membeku dan aku tidak dapat bergerak sama sekali ketika melihat sebuah pertunjukkan yang saat ini sedang berlangsung.
Pertunjukkan Georgia dan Zayn... berciuman dihadapanku.
Aku bersumpah saat ini aku benar-benar ingin mengeluarkan seluruh isi perutku disini. How dare he?
Setelah Zayn sempat memperlakukanku dengan manis sepanjang hari ini, sekarang ia malah berciuman dengan Georgia!
Ketika sepasang mata Zayn bertemu dengan milikku, aku menangkap salah satu emosi yang ada dimatanya.. sebuah rasa bersalah. Aku tidak tahu kenapa emosi tersebut muncul dimatanya. Apakah ia merasa bersalah karena aku melihatnya berciuman dengan Georgia? Entahlah.Tapi yang jelas, aku langsung berlari keluar dari Nando's tanpa mempedulikan teriakkan Zayn yang terus memanggil namaku.
Setelah aku berada diluar, aku memperlambat langkahku dan mengecek kantong mantelku untuk mengeluarkan kunci mobil. Aku sangat ingin segera pergi dari sini!
"Shit.' Gumamku saat menyadari kalau kunciku ada pada Zayn dan aku tidak dapat pergi dengan mobilku sekarang. Aku mulai memukuli mobilku dengan kesal dan menangis sejadi-jadinya.
Dari semua wanita yang ada didunia, Kenapa Georgia?
She's a heartless bitch!
Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku saat ini. Harusnya aku tidak menangis. Harusnya aku tidak merasa sakit hati. Dan harusnya aku tidak cemburu. Lagipula Zayn bukanlah pacarku. Aku harusnya tidak punya hak untuk merasakan semua hal ini. BUT WHY I'M FEELING LIKE THIS?!
"Sam!" Teriakkan seseorang tersebut membuatku berhenti memukuli mobilku dan berbalik untuk menemukan Zayn yang berlari menghampiriku.
"Sam, I can explain.."
"Kau tidak perlu menjelaskan apa-apa padaku, Zayn. Aku tidak peduli!" Aku memotong kalimatnya dengan ketus.
"Ak-" Kali ini yang memotongnya adalah suara gemuruh petir dan setelah itu hujan pun turun dengan derasnya, membuatku menggigil ketika rintik hujan melakukan kontak langsung dengan tubuhku.
"Cepat buka pintu mobilku sekarang! Aku ingin pulang!" Aku berteriak. Dengan cepat Zayn mengeluarkan kunci mobil dari kantongnya dan menekan sebuah tombol untuk membuka pintunya. Setelah bunyi 'beep' yang nyaring, aku langsung masuk kedalam mobil dan duduk di kursi penumpang. Zayn juga melakukan hal yang sama, namun ia duduk di belakang setir.
"Now, drive. I feel sick." Zayn tidak banyak berbicara lagi. Ia langsung menyalakan mobil dan menyetir di tengah hujan deras.
***
Selama perjalanan, aku terus memandang keluar jendela dan berusaha menulikan telingaku dari suara Zayn yang sejak tadi terus memohon padaku untuk mendengar penjelasannya. Aku tidak perlu penjelasannya kan? Lagipula itu terserahnya ingin mencium perempuan mana saja, tentu bukan urusanku. Tapi kenapa aku bisa semarah ini?!
Ketika mobil sudah berhenti tepat didepan teras rumahku, aku langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah, menghindari empat pasang mata yang memandangku heran ketika sampai didalam seraya aku membanting keras pintu kamarku dan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable [1] z.m. [editing]
Fanfiction[some of the chapters are private. follow to read the rest] Samantha Truscott. Seorang gadis asal New York yang berusia 19 tahun. Ia memiliki keturunan Inggris, Amerika, dan Asia, maka dari itulah ia memiliki aksen berbicara yang sangat unik. Sekara...