(Play the song on the side while reading this. It's Come Back.. Be Here By Taylor Swift)
Chapter 18: Leaving
Sam's POV
"Come on, boys, hurry up! Kita harus segera pergi ke studio sekarang!" Ibuku berseru dari ruang tamu, menunggu mereka yang lain mengemasi barang dengan tidak sabar. Aku mendengus.
Sudah lewat dua jam semenjak ibu menceramahiku tentang betapa cerobohnya aku sampai membuat keberadaan anggota-anggota band asuhannya tertangkap oleh wartawan gosip. Dan satu hal yang paling membuatnya lebih kesal lagi adalah ketika mengetahui fotoku yang berciuman dengan Zayn diatas balkon. Asal kau tahu saja, ia benar-benar terlihat seperti Hulk si raksasa hijau, ketika melihat foto tersebut.
Dan sekarang ia dan tiga kru manajemen lainnya sedang berada di ruang yang sama denganku. Mereka membicarakan tentang One Direction yang terpaksa harus keluar dari rumah ini lebih cepat dari waktu yang di tentukan, karena jika mereka masih terus menetap disini setelah ketahuan, pasti nantinya akan menambah gosip panjang yang tidak ada habisnya dari media tentang mereka yang ternyata tinggal dirumah manajernya sejak awal mereka 'menhilang'.
Aku memutuskan untuk naik ke kamarku. Tapi sebelumnya, aku berjalan menuju kamar tamu Harry dan Zayn. Karena aku ingin mengeluarkan beberapa kalimat perpisahan sebelum mereka pergi.
Aku lalu mengetuk pintu beberapa kali dan menunggu sebentar, saampai akhirnya Harry membukakan pintu untukku.
"Oh, hey, Sam. Kau mencari Zayn? Ia masih sedang mengemasi barang-barangnya di dalam. Ayo, masuk." Harry melebarkan pintu untuk membiarkanku masuk, aku tersenyum membalas gesturnya tersebut.
"Kau ingin aku keluar dulu sementara kau berbicara dengan Zayn?" Tanya Harry.
Aku menggeleng pelan. "Nah, tidak perlu. Aku hanya ingin bertukar beberapa kaimat dengannya sebelum kalian pergi." Wajah Harry langsung cemberut setelah aku mengingatkannya kalau mereka akan pergi hari ini, membuatku sedikit merasa bersalah.
"Alright, then." Aku pun membuntuti Harry dari belakang menuju tempat dimana Zayn sedang sibuk mengemasi pakaiannya kedalam sebuah duffle bag. Seakan menyadari keberadaan orang lain, Zayn mengangkat kepalanya dan tersenyum ketika matanya mendapati diriku sedang berdiri didepannya.
"Hey, love." Sapa Zayn sebelum ia berdiri dan memeluk tubuhku. Aku pun balas memeluknya erat selama beberapa menit untuk menghirup wangi parfum maskulin tubuhnya. Terdengar sedikit stalkerish, namun ini kulakukan karena aku tidak ingin melupakan wangi tubuhnya yang selalu dapat menenangkanku.
Harry berdeham dengan canggung lalu berkata, "Erm.. kalian yakin tidak ingin aku pergi dari sini?"
Aku dan Zayn pun langsung melepaskan diri dari satu sama lain dengan wajah merah menyala karena mendengar teguran salah satu sahabat Zayn itu. Harry tersenyum jahil melihat ekspresi kami.
"Fine, fine. Aku akan keluar dari sini dan mengungsi sebentar ke kamar Liam. Take your time, lovebirds." Harry mengedipkan sebelah matanya kearahku sebelum ia berjalan keluar dari kamar, membuat wajahku semakin panas karena malu. Dasar, si manusia keriting satu itu!
Ketika aku berbalik untuk kembali menghadap Zayn, ia langsung meletakkan tangannya di kedua sisi pinggangku dan menatapku lembut. Tatapannya itu seakan baru pertama kali membuat hatiku berdesir aneh, yang nyatanya sudah berkali-kali hatiku dibuatnya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable [1] z.m. [editing]
Fanfiction[some of the chapters are private. follow to read the rest] Samantha Truscott. Seorang gadis asal New York yang berusia 19 tahun. Ia memiliki keturunan Inggris, Amerika, dan Asia, maka dari itulah ia memiliki aksen berbicara yang sangat unik. Sekara...