Trace On

133 10 1
                                    

"Ah! Aku turun Kato! Jaga belakang ku!!"

"Oi! Jangan bahayain nyawa kau bodoh! Ah, asal main lari aja!"

Kato pun menyiapkan tenaga untuk membidik knight classnya supaya bisa mengeluarkan tembakan yang terkuat sambil memperhatikan pergerakan Arikata. Setelah Arikata turun dari atap, dia mengeluarkan pedangnya dan langsung berlari menuju tempat knight class dan silent killer itu.

Saat Arikata berada didepannya, terdengar suara benturan pedang yang sangat keras. Suaranya terdengar sangat jauh. Soukichi dan Haruka terdiam dari penyerangannya saat mendengar suara benturan keras itu. Hanya diam sebentar, mereka pun langsung pergi menuju tempat yang muncul suara tadi.

"Ah... kalau kau merasa kuat, kenapa kau malah terjatuh saat dia mengangkat pedangnya tadi...?"

"A...aku..."

"Bicaranya nanti saja, aku selesaikan masalah ini dulu, kau sebaiknya-"

Omongan Arikata terhenti dan dia terpelanting jauh dari sang silent killer dan knight itu. Sesampainya Haruka dan Soukichi, mereka dikagetkan oleh ledakan yang muncul diantara mereka berdua. Sesaat mereka melihat kebelakang, mereka berdua melihat Arikata terbungkuk diam di tembok-tembok yang hancur karena benturannya itu.

"A-arikata..."

"Sialan... SIAPA YANG MELAKUKAN INI!!!?"

"Hahahaha.... hahahaha.... kalian.... lebih baik menyerah atau...?"

Haruka dan Soukichi memasang kuda-kuda untuk memukai bertarung dengan knight itu. Melihat itu, dia tertawa terbahak-bahak. "Ahahahahaha!! Apa yang kalian bisa lakukan?! Yang dibelakang kalian itu pemimpin kalian kan?! Lihatlah pemimpin kalian itu! Lemah sekali!" Sesaat itu, mukanya pun tertembak bola-bola asap, dan itu muncul dari tangannya Soukichi. Soukichi pun langsung melakukan smoke dash dan menarik mundur knight itu.

"Kita lihat siapa yang lemah! Arikata, atau KAU!"

"Huh! Percuma kau bertarung dengan emosi, ujung-ujungnya yang memakai emosi..." knight itu menarik baju Soukichi dan melemparnya menjauh darinya. "TETAP AKAN KALAH!!!" Knight itu menyeringai seperti seorang pembunuh.

"Soukichi!!!" Teriak Haruka

Knight itu mendekat langsung kearah Haruka dan langsung meloncat mundur, karena Haruka bingung melihat itu, sebuah tembakan laser langsung melesat didepannya.

"Sialan kau!! Matilah dengan laserku ini!!"

Dengan gampang knight itu menghindari setiap tembakan yang melesat kearahnya dari Kato dan langsung melancarkan serangannya. "Destroy : mountain slash!" Serangan lurusnya knight itu mengarah ke Kato dengan cepat dan tak terlihat. Secara refleks, Kato langsung menghindar kearah kiri dan terjatuh. Sesaat dia melihat ke kanan, dia terkejut melihat tempat yang dia tempati tadi terbelah dua.

"Destroy : world crusher!"

Kato pun menutup matanya karena merasa sudah tidak bisa bergerak kemana-mana. Setelah dia menutup mata, terdengan suara pecahan kaca yang sangat dekat dengannya. Saat membuka mata, dia melihat sebuah pedang melesat kearah kirinya dan membuatnya melihat Arikata yang bangun dengan kepala menunduk kebawah dibelakang Haruka.

"...Haruka..."

Spontan Haruka melihat kearah Kato dan melihat kalau mukanya Kato sedikit pucat. Karena itu, diapun langsung melihat kebelakang dan Arikata berjalan kedepannya.

"A-arikata..."

"Trace..." sebuah bayang-bayang yang berbentuk menyerupai pedang bermunculan banyak dibelakang Arikata. "On!" Dari bayang-bayang berubah menjadi pedang asli disertai listrik-listrik sedikit. Tangan kanan Arikata diarahkan kearah knight itu dan seluruh pedang yang ada dibelakangnya langsung terbang menuju knight itu seakan dikendalikan oleh kekuatan psikis.

Satu demi satu pedangnya Arikata ditangkis oleh knight itu, hanya 1 pedang saja yang berhasil melukai kaki kirinya knight itu dengan tertusuk.

"Arrgh!! Pedang-pedang yang merepotkan!!!"

Knight itu memasang kuda-kuda dengan mengangkat pedangnya dan ditompangkan ke pundak kanannya. "Lamire : wind spin!!" Skill pedangnya knight itu dikeluarkan dan muncul sebuah angin topan yang lumayan besar dan membuat seluruh pedang-pedangnya Arikata itu terlempar jauh darinya.

"Ahh, Arikata!"

Walaupun dalam keadaan genting seperti ini, Haruka tetap mengkhawatirkan Arikata yang sepertinya sedikit sadar. Dengan kekhawatirannya yang sangat besar pun spontan Haruka langsung memeluk Arikata dari belakang. Karena pelukannya itu, Arikata berhenti sejenak dari kemarahannya yang disertai ketidak sadarannya itu dan mulai sedikit sadar dan melihat sekelilingnya.

"Uhh... huh...? Haruka?"

"Ah...Arikata..." Haruka pun langsung menangis melihat Arikata yang sudah sadarkan diri itu. Karena kebingungan dan takut, Arikata langsung menenangkan Haruka dari tangisannya. Kato yang melihat itu pun merasa lega dan mulai duduk untuk membiarkan Arikata yang menyelesaikan masalah ini.

"Huh... aku tidak tau apa yang bikin kamu nangis... tapi" Arikata bangun dan menghadap knight itu dengan membelakangi Haruka. "Masalah ini... biar aku yang selesaikan... ya" Arikata tersenyum dengan melirik kebelakang. Melihat itu, Haruka hanya bisa tersenyum dan duduk saja.

"Dasar..."

"Trace on!" Arikata pun langsung berlari kearah knightnya untuk menyelesaikan pertarungan ini. "Walaupun tukang pamer, aku tetap suka kamu... tapi kamunya yang tidak peka..." gumam Haruka dalam hatinya sambil menyaksikan pertarungan sengit antara Arikata dengan knight itu.

"Kau yang menbuatnya menangis kan?! Akan kubuat kau menyesal 1000 tahun karena membuat perempuan imut menangis!"

"Hah?! Dia nangis saat memeluk kau, tapi yang disalahkan aku, apa-apaan itu?!" Gumam knight itu kesal didalam hatinya. Semakin lama semakin sengit pertarungannya Arikata dengan knight itu. Di akhir ambang karena mereka kelelahan, disitu Arikata dibuat terpojok dengan kekuatannya knight itu.

"Destroy : world slash!" Karena tidak tahu mau menghindar kearah mana, Arikata hanya menangkisnya dengan pedang yang dia pakai dan pedangnya pecah karena tidak kuat menahan kekuatannya itu.

"Sekali serang lagi... aku bakalan kalah nih... aku butuh senjata! Senjata yang mereka bilang aku bisa mengendalikannya!" Sesaat, listrik-listrik mulai bermunculan dari tanah menuju ke tempat Arikata berdiri dan merambat ke kedua tangannya Arikata.

"Trace..." seluruh bayang-bayang yang tadi muncul saat dia tidak sadarkan diri, mulai bermunculan lagi. "On!".







Hai minna~ kembali lagi bersama saya~ Iqsal Zilham P~

Maaf karena kelamaan updatenya ya~ dikarenakan saya mendapatkan banyak tugas, dan sekolah lain seharusnya UTS tetapi disekolah saya tidak diadakan UTS... :'v

Dan maaf juga kalau ceritanya sedikit ini~

Umm... pokoknya, maaf sudah lama updatenya dan maaf kalau update kali ini ceritanya pendek ya~

Umm... apalagi ya.... oh ya, jangan lupa diberi komentar ya untuk kritik dan sarannya~ terima kasih~

FIRST SON : THE SAVER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang