Judulnya asik ya kaya lagunya justin haha.
--------------------------------
Rain dan Adlan memutuskan untuk tidur setelah aksi cemburu yang Adlan lakukan, dan tiba-tiba mencium istrinya. Mereka memejamkan matanya, tapi tak benar-benar tertidur, malah sibuk dengan fikiran masing-masing. Lalu, Adlan membuka matanya. Menatap Rain lekat-lekat, mulai dari matanya yang terlihat imut saat terpejam. Lalu, garis hidungnya yang amat mancung itu, dan terakhir bibirnya yang beberapa saat lalu ia rasakan. Bibir tipisnya yang ketika tersenyum membuatnya menjadi dua kali lipat lebih cantik.
"Rain. Apa kamu sudah tidur?" Tanya Adlan. Rain yang saat itu masih terjaga memilih menggumam saat menjawabnya."Lain kali, kalau aku tiba-tiba mencium kamu lagi. Jangan berekspresi seperti itu. Itu membuat aku seperti pria jahat yang merebut ciuman anak SMP tahu." Ucap Adlan sembari terkekeh. Sedangkan Rain membuka matanya dengan terkejut.
Dalam hatinya ia tahu bahwa tak akan ada lain kali, Adlan tak akan pernah menciumnya jika ingatannya kembali.
Rain masih tenggelam dalam fikirannya sendiri tapi matanya menatap Adlan kosong, ketika Adlan tiba-tiba membisikkan sesuatu kepadanya."I love you." Bisik Adlan. Rain membeku, keningnya berkerut lalu tersenyum tipis.
"Kak." Bisik Rain sangat pelan, bahkan hampir setara dengan suara jarum jam.
"Ya?" Adlan menatap Rain tetap ke dalam bola matanya.
"Akan ada saat dimana Kakak menyesal pernah bilang I love you kepadaku." Jawab Rain. Adlan hanya diam dan tak mengerti apa yang dikatakan oleh Rain.
"Kamu bilang apa sih? Kamu nggak percaya sama apa yang aku bilang?" Tanya Adlan dengan nada sedikit ketus dan manja. Ternyata sifat Adlan seperti ini kepada seseorang yang ia cintai, begirtu posesif. Begitu lucu.
"Suatu saat Kakak akan tahu." Jawab Rain lagi tanpa memberi penjelasan. Keduanya kini terdiam. Sibuk dengan fikirannya masing-masing. Lalu, Adlan menatap Rain dengan sangat intens. Tatapan mereka bertabrakan.
"Kalau suatu saat aku bakal menyesal seperti apa yang kamu katakan. Maka buatlah itu tak akan pernah terjadi, Rain. Buatlah aku selamanya mencintai kamu." Bisik Adlan tanpa bantahan. Rain membulatkan matanya. Lalu akhirnya mengangguk dan membuat Adlan lega. Adlan membawa Rain dalam dekapannya, membelai lembut rambut dan punggung Rain.
"Rain."
"Hmm?"
"Aku mau dengar kamu bilang sesuatu yang mewakilkan perasaan kamu." Bisik Adlan seiringan dengan suara jarum jam.
"Perasaan apa?" Tanya Rain.
"Perasaan untuk aku." Jawab Adlan. Rain terdiam sangat lama, hingga Adlan mengira dirinya telah tertidur. Adlan menarik tubuhnya sedikit menjauh untuk melihat langsung apakah Rain sudah tidur. Lalu, matanya menatap mata Rain yang berkaca-kaca. Adlan tak mengerti mengapa Rain terlihat sedih dengan pertanyaan yang ia ajukan. Lalu tiba-tiba Rain membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu yang membuat hati Adlan senang.
" I love you, Kak. More than words can say."
----------------------------------
Rain masih dalam tidurnya ketika mendengar suara televisi yang sangat besar memenuhi kamarnya. Lalu, ia merasa rambutnya sedang dibelai lembut yang membuatnya enggan untuk membuka matanya. Kepalanya mengendus bantal yang cukup dingin, lalu tubuhnya meringkuk dibalik selimutnya."Rain. Udah siang." Bisikan itu malah membuat Rain semakin nyaman dalam tidurnya. Disertai belaian lembut yang tak henti-henti.
"Bangun..." Rain hanya menggumam ketika Adlan berusaha membangunkannya.
"Bangun atau aku cium kamu?" Bisik Adlan lagi, kali ini lebih sensual. Rain langsung mengerjap kan matanya, dan terperanjat dari tidurnya. Sedangkan Adlan hanya terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain marriage
RomanceKarena jatuh cinta seorang diri itu rasanya sangat menyakitkan. - Raindita