Chapter 1

2.8K 126 8
                                    

Chapter 1 : Weird Bottle

Pagi yang cerah di hari senin, secercah cahaya menelisik masuk ke sebuah kamar yang cukup minimalis, hanya ada ranjang untuk satu orang, meja belajar di sampingnya dan sebuah lemari pakaian lengkap dengan cerminnya. Di depan cermin tersebut terlihat seorang gadis yang tengah berkutat dengan surai biru nya yang panjang, menata surai nya itu agar terlihat rapi dan menarik.

Pantulan dirinya memberikan senyum manis tanda dirinya telah siap berangkat ke sekolah. Rok nya yang agak kusut ia rapikan sebelum mengambil tas yang ada di ranjangnya. "tetsuna, cepatlah kita akan terlambat" teriak seorang pemuda dari lantai bawah. "baik nii-chan" Tetsuna cepat cepat merapikan dirinya dan bergegas menuruni tangga.

Saat sampai di lantai bawah, terlihatlah seorang pemuda memakai seragam yang sama dengan yang di kenakan tetsuna. Rambut dan matanya pun sama dengan tetsuna bedanya hanya terletak pada model rambut pemuda itu. Jelas saja ia kan laki-laki. "selamat pagi tetsuya-nii" pemuda yang dipanggil tetsuya itu menoleh ke arah suara.

"pagi tetsuna, cepat habiskan sarapanmu dan kita akan berangkat ke sekolah setelahnya" tetsuna hanya mengangguk sambil melahap sarapan yang ada di depannya. Setelah selesai sarapan, mereka pun bergegas meninggalkan rumah untuk mengikuti kegiatan rutinnya itu.

Mereka adalah saudara kembar, Kuroko Tetsuya dan Kuroko Tetsuna. Dua kakak beradik kembar identik itu dapat dilihat dari miripnya surai baby blue dan iris aquamarine nya. Tetsuya lahir lebih dulu beberapa menit dari tetsuna, meski begitu tetap saja tetsuya harus dipanggil sebagai seorang kakak kan? Tetsuya adalah kakak yang baik walaupun wajahnya sangat minim ekspresi tapi tetsuna sangat menyayanginya.

Walaupun ada beberapa sifat yang sama tapi tetsuna dan tetsuya cukup berbeda mulai dari tingkah laku hingga kebiasaan. Kini mereka berdua menginjak umur 16 tahun, mereka menempati sekolah yang sama yaitu SMA Teikou, tapi sayangnya karena mereka kembar, sekolah memutuskan untuk memisahkan kelas mereka dan alasan lainnya adalah, di khawatirkan para guru akan keliru dengan wajah mereka, walaupun tetsuya laki-laki tapi wajahnya yang sangat mirip dengan tetsuna dan perawakan tubuh yang kecil membuatnya terlihat seperti perempuan.

Tetsuya hanya tinggal berdua dengan tetsuna, orang tua mereka meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu. Kedua orang tua tetsuya hanya mewariskan rumah minimalis dengan 2 lantai seperti rumah jepang pada umumnya. Karena itu setiap pulang sekolah tetsuya harus kerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Setelah sampai di sekolah mereka pun berpisah di lorong sekolah, sebelum memasuki kelas masing-masing "tetsuna, pulang sekolah nanti pulanglah duluan aku harus segera pergi ke tempat kerja" tetsuna menyungging kan senyum manisnya kepada si kakak, si kakak mengerti bahwa itu adalah jawaban iya dari adiknya. Bel pun berbunyi, tepat saat tetsuna duduk di bangkunya.

"wah kurokocchi untung tidak terlambat ya" ucap pria pirang yang duduk di depannya. "ah iya kise-kun, aku bangun agak siang tadi, untung saja tetsuya-nii menyuruhku untuk cepat-cepat agar tidak terlambat. Ano.. kise-kun sepertinya sedikit aneh jika kau memanggilku kurokocchi, aku takut saat aku dan kakak ku ada kami akan kebingungan." ucapnya sambil mengeluarkan buku matematikanya.

"baiklah bagaimana dengan tetsunacchi. Ah tidak buruk. wah tetsuyacchi memang perhatian, beruntung tetsunacchi punya kakak seperti dia" kise masih saja memposisikan dirinya menghadap tetsuna padahal guru matematika nya sudah datang sejak 5 menit yang lalu. "kise-kun berbaliklah, riko-sensei memperhatikanmu" ucap tetsuna setengah berbisik. "kise ryouta, jangan menggoda tetsuna terus. Buka bukumu hal 37 dan kerjakan soal no 1 di depan kelas" kise hanya bisa merengut mendapati dirinya yang pagi-pagi sudah kena sial. Harusnya ia mengikuti ramalan oha-asa yang selalu di bicarakan temannya midorima agar tak terkena sial seperti ini.

Wish For 7 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang