Chapter 20

997 51 21
                                    

Chapter 20 Revealed

Saat itu, langit sungguh mendung. Awan hitam memayungi langit Tokyo. Seakan badai besar akan turun. Bahkan angin kencang menemani perjalanan mereka untuk bertemu Akashi. "Jadi apa aku benar-benar setengah iblis sekarang, Kise-kun?" Tetsuna terdengar terlalu senang saat didarahnya kini mengalir darah Akashi. Kise terlihat agak murung mendengar perkataan Tetsuna. Memang ini merupakan kabar bahagia karena orang yang dilindunginya kini adalah setengah dari kaumnya, tapi bagaimana mungkin Akashi memiliki pikiran untuk mengabulkan permintaan Tetsuya juga.

"Ah iya Tetsunacchi. Kau telah menjadi setengah iblis sekarang." Tetsuna terlihat ceria dengan tubuh barunya itu. "Apa sekarang aku bisa menikah dengan Akashi-kun?" ucapnya lagi dengan riang. Tapi Tetsuya malah memukul kepalanya. "Jangan berpikir yang aneh-aneh Tetsuna. Aku tak akan mengijinkanmu menikah dengan Akashi-kun." tinggal seratus meter lagi mereka sampai di rumah akashi untuk mengucapkan terima kasih. Tapi. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Dengan reflek mereka berlari sambil menutupi kepalanya dengan tangan.

Hujan cukup deras bahkan bisa dikatakan ini sangat deras. Entah seakan dewa marah atau apa tapi bisa di pastikan hari ini akan terjadi badai. Ketiganya terengah ketika tiba didepan gerbang rumah Akashi. Menggedor-gedornya berharap akan dibukakan. Tak lama kemudian, Nijimura keluar memakai payung dengan wajah muruh. "Apa yang kalian lakukan disini?" Tetsuya berusaha menjelaskan sambil memaksa masuk dan berlari ke arah pintu depan. "Bisakah kami bertemu Akashi-kun?"

Awalnya Nijimura menolak untuk menerima kedatangan mereka, tapi saat Ia ingat apa yang telah Akashi ceritakan. Nijimura langsung menuruti apa kata Tetsuya untuk bisa bertemu dengan Akashi. "Dimana sebenarnya Akashi-kun?" Tetsuya sedikit tak sabar. Ia begitu berterimakasih kepada Akashi karena telah melapangkan hatinya itu. "Ah dia ada di kamarnya. Ayo aku antar." Mereka menaiki anak tangga. Mata Tetsuna berkeliling memerhatikan isi rumah Akashi. Warna merah marun dipadu dengan hitam yang sangat menggambarkan Akashi sekali.

Nijimura membuka kamar Akashi secara perlahan. Mereka memasuki ruangan yang cukup besar dengan barang agak mewah. "Wah, ini dua kali lebih besar dari kamarku." Ucap Tetsuna pelan. Kise tak berkata apa-apa sejak tadi, karena ia tau apa yang akan ia hadapi saat ini. "Apakah Akashi-kun sedang tidur?" ucap Tetsuya setelah melihat Akashi yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Ya, ia sedang tertidur, dan kurasa ia sangat lelah." Jawab Nijimura singkat.

"Ah sayang sekali, padahal kami benar-benar ingin mengucapkan terimakasih padanya." Sambung Tetsuna.

"Baiklah mungkin kami akan kesini lain kali." Tetsuya memutuskan. Ia pikir ia akan mengganggu waktu istirahatnya karena ia tau ini pasti benar-benar menguras tenaga.

"Tidak akan ada lain kali." Ucap Nijimura pelan. Tetsuya berbalik dan menghampiri Nijimura. "Apa maksudmu? Tidak ada lain kali?" Tetsuya tak mengerti apa maksudnya.

Tetsuya POV

Firasatku tidak enak. Aku tau, pasti ada yang terjadi setelah ritual itu.

"Apa maksudmu Nijimura-kun?" ulangku sekali lagi. Tapi, ia hanya diam dan... kau tau ia mengeluarkan air mata. Nijimura-kun menangis. 'ada apa ini?' pikirku. "Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis Nijimura-kun?" Tetsuna menyambung. Tetsuna tertunduk dan jatuh. "Jangan-jangan..." aku mengerti semua keadaan ini. Akashi-kun pasti tidak baik-baik saja. "Kise-kun kau pasti tau sesuatu kan?" aku sedikit mengancamnya karena kupikir keadaan ini bukanlah harapanku. "Jelaskan padaku." Ucapku lagi pada Kise-kun tapi ia hanya menunduk dan diam. Aku sampai-sampai memegang kerah bajunya dan hampir saja memukulnya ketika kata itu keluar dari mulut Nijimura-kun. "Aku tak tau sampai kapan Akashi tak sadarkan diri."

Wish For 7 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang