Chapter 6

505 43 0
                                    

Chapter 6 The First Truth

Hujan sudah mulai reda. Tapi awan hitam masih saja membayangi langit kota Tokyo. Hawa dingin masih tersisa dan lembabnya udara karena hujan masih bisa dirasakan. Keempat anak muda yang masih duduk di dapur tak merasa kedinginan, padahal baju mereka sangat lembab, jauh dari kata kering. Mungkin karena suasana yang terlalu serius ini membuat mereka melupakan keadaan mereka. Tapi, si pirang yang terlihat sekali menggigil dan memeluk dirinya sendiri membuat mereka sadar, bahwa diri mereka belum sepenuhnya kering dan membutuhkan sesuatu yang hangat.

"Etto... Apa kalian tidak merasakan kedinginan-ssuuuu," Kise melihat ke arah lainnya."Padahal kalian juga terlihat kedinginan-ssu, apalagi Tetsunacchi, maafkan aku tapi bajumu transparan karena terkena hujan bahkan aku bisa melihatnya. Warna pink hehe." Lagi-lagi Tetsuna memukul kepala Kise. Wajah merah nya tak bisa disembunyikan Tetsuna. Rasanya Kise sudah menjatuhkan harga dirinya di depan Tetsuya dan Akashi. Setelah memukul Kise, Tetsuna langsung berlari ke kamar dan teriak kepada Tetsuya bahwa mereka harus menunda kegiatannya dulu.

Sebenarnya Akashi sudah sadar akan bajunya Tetsuna dari tadi, tapi ia tak ingin mengatakannya karena itu adalah hal yang sensitif untuk di bicarakan bisa-bisa apa yang terjadi pada Kise bisa di rasakannya juga. Wajah datar Tetsuya tak berubah, tapi sedikit jelas terlihat bahwa Tetsuya marah karena berkata hal seperti itu kepada Tetsuna. Tetsuya mencoba mengabaikan Kise yang cengir-cengir sendiri sejak tadi. Tapi akhirnya, kaki Kise diinjaknya dan Tetsuya mengatakan tolong jangan mengulanginya lagi, karena jika Tetsuna sudah marah apapun yang ada di hadapannya bisa saja hancur. Kise mencoba tak membuat Tetsuya marah, Kise hanya menunduk dan mengatakan maafkan aku-ssu aku hanya bercanda. "Candaanmu tak lucu Ryota." Kise merengut lagi.

Mereka semua harusnya ganti baju sejak tadi kecuali, Tetsuya. Tetsuya tak pernah lupa menggunakan payungnya. Tak seperti teman-temannya yang lupa dengan keadaan sekitar di karenakan suasana yang mencekam dan tegang. Bahkan payung yang ada di genggamannya pun dilupakan.

"Kise-kun, sepertinya kau bisa memakai baju ayahku. Kau tak akan cocok memakai bajuku." Kise tertawa. Jelas saja, badan Tetsuya sangat kecil dan ramping. Mungkin jika kita lihat, ukuran bajunya seperti anak kecil. Tetsuya merasa terhina. Lagi-lagi Kise dipukul. Kise hanya mengusap-usap bekas pukulannya itu. "Akashi-kun mungkin kau bisa memakai bajuku." Akashi hanya mengangguk dan mereka berdua mengikuti Tetsuya untuk ganti baju.

Kise diberikan setelan yang cukup pas di badannya. Baju ayah Tetsuya tidak terlalu kuno untuk ukuran orang dewasa. Atau tubuh model Kise yang pantas untuk memakai pakaian apa saja. Ia sudah siap dengan celana panjang dan baju lengan panjang warna hitam.

Akashi hampir saja di tertawakan Kise, karena baju bergambar bola dan celana pendek yang dipakainya, sama sekali tak mencerminkan seorang Akashi. "Maafkan aku Akashi-kun, hanya itu ukuran yang pas denganmu." Akashi tak terlalu mempermasalahkannya. Akashi mencoba mengabaikan Kise yang hampir tertawa terbahak-bahak di depannya. "Yang lebih penting lagi, aku ingin cepat-cepat tau, kenapa kau mengetahui identitas kami. Apalagi kau Ryota," Akashi hampir saja mengacungkan tangannya di depan Kise. "Aku ingin tau, Siapa kau sebenarnya? Dan kenapa kau ada di dunia ini?"

"Baiklah-baiklah, Ayo kita kembali ke dapur untuk meminum teh hangatnya." Tetsuna sudah menunggu dari tadi. Masih dengan wajah yang merah. Kise tak ingin melihat ke arah Tetsuna. Karena Kise punya firasat ia akan dipukulnya jika melakukan itu. KIse memilih duduk berseberangan dengan Tetsuya. Sedangkan Akashi ada di samping Kise. Sedangkan Tetsuna ada di samping Tetsuya.

"Baiklah.... Jadi apa yang harus aku katakan?" Semua mencoba untuk tak melempar gelas dihadapannya kepada Tetsuya. "Tetsuya-nii, jangan bercanda di saat seperti ini." Tetsuna merajuk, ia ingin mengetahui semuanya. Rasa penasaran telah menggerogoti dirinya. "Aku ingin tau, Siapa sebenarnya Ryota!" Tetsuna mengangkat tangannya. "Aku tak setuju, aku ingin mengetahui dulu kenapa Tetsuya-nii tau tentang Akashi-kun." Tapi, Akashi tak setuju. Akashi masih bersikeras untuk membahas mengenai Kise terlebih dahulu sedangkan Tetsuna lebih dulu ingin mengetahui kenapa rahasianya terbongkar.

Wish For 7 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang